17 - Past Pieces (3)

2.3K 228 7
                                    

Juna seharusnya bersyukur karena dia mendapatkan keringanan atas tindakan yang diperbuatnya. Undang-undang yang berlaku saat itu hanya mewajibkan Juna untuk mendapatkan pembinaan karena anak itu masih di bawah umur, dia tidak perlu merasakan dinginnya berada di dalam jeruji besi.

Lagipula kejadian itu tidak memakan korban jiwa. Walaupun Leon harus mengalami masa kritis selama beberapa hari, untungnya adik kembar Juna itu tetap bertahan dan keadaannya perlahan membaik.

Semuanya memang tak lagi sama sejak hari itu. Juna menyadari bahwa ini memang salah dia sepenuhnya.

Arya terus mendiamkannya, begitupula Ayu yang hanya menyuruh anak itu untuk makan dan istirahat. Kehangatan di dalam keluarga itu tidak lagi terasa dan Juna adalah penyebabnya.

Juna terus menggenggam tangan dingin Natha tanpa mau melepasnya barang sedetik. Dibanding Leon, proses pemulihan Natha ternyata membutuhkan waktu lebih lama. Padahal Leon yang merasakan hantaman itu mengenai tubuhnya, tapi penyakit yang diderita Natha ternyata lebih mengerikan dari apapun. Adiknya itu beberapa kali terbangun hanya untuk mencari Leon, kemudian kembali terlelap karena lelah.

"Dek.. Ayo bangun, dek.. Kamu gak mau main sama kakak lagi?"

Tidak ada jawaban, Natha masih setia dengan alam mimpinya. Juna hanya menghela napas pelan. Dia juga mendapatkan respon yang sama saat mengunjungi Leon tadi, kembarannya itu tetap betah tertidur walaupun sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa.

"Maaf.. Kakak pantas dapet hukuman, tapi tolong jangan seperti ini hukumannya.. Kakak gak bisa hidup tanpa kalian.."

Sebuah tangan tiba-tiba menyentuh pundak kiri Juna, anak itu menoleh dan melihat kehadiran Ayu disana. Wanita itu masih terlihat berantakan, namun setidaknya Ayu sudah bisa lebih lega sekarang.

"Ada Haikal dan Satria di luar."

Juna mengangguk, setelah itu dia beranjak dari sana.

Juna mengangguk, setelah itu dia beranjak dari sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue udah denger semuanya, Jun. Gue sama Satria minta maaf karena baru dateng sekarang."

Juna mengangkat kepalanya yang semua tertunduk, "Kalian tau dari siapa?"

"Naya."

Juna membulatkan matanya, bagaimana mereka bisa mengenal Naya padahal perempuan itu bersekolah di tempat yang berbeda?

"Naya datang ke sekolah kita, Jun. Dia terus-terusan nyariin lo. Gue tanya alasan dia nyari lo, dia cuma bilang kalau dia gak mau putus dari lo. Dia juga cerita tentang kejadian malam itu." Haikal bercerita. "Gue gak tau kalo lo udah punya pacar, Jun," lanjutnya.

Bukan maksud Juna untuk merahasiakan hubungan dia dengan Naya dari kedua sahabatnya itu, Juna hanya belum siap memperkenalkan Naya yang notabenenya adalah mantanㅡyang cintanya kembali bersemi dengan tiba-tiba.

Saat malam dimana kejadian yang menimpa saudara-saudaranya itu terjadi, Juna yang masih dalam pengaruh alkohol itu langsung memutuskan hubungannya dengan Naya secara sepihak. Dia bahkan menurunkan perempuan itu di tepi jalan, membiarkan Naya seorang diri bersama kegelapan malam. Ada sedikit rasa bersalah dalam diri Juna saat itu, tapi saat dia ingat Nayalah awal dari semua kekacauan ini, Juna berusaha untuk tidak peduli lagi.

Broken Piece of Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang