22 - The Ending [END]

4.9K 231 22
                                    

"Arleon!"

Mango Milkshake yang ada digenggaman Leon hampir saja terjatuh karena terkejut mendengar teriakan yang tiba-tiba itu, ia lantas menoleh dan menemukan Satria tengah berlari kearahnya.

"Sekali lagi lo panggil gue pake nama lengkap, gue pukul pala lo," ucap Leon yang hanya dibalas kekehan kecil dari Satria. Bukannya Leon tidak suka dengan nama lengkapnya, tapi terkadang dia belum terbiasa. Ayu dan Arya selalu menggunakan nama itu ketika marah, itulah kenapa Leon jadi takut sendiri.

"Lo udah ke stand UKM Basket?" Tanya Satria yang entah bagaimana caranya sudah berhasil merebut minuman dari tangan Leon.

Leon menggelengkan kepalanya, "Gue masih mikir-mikir dulu, join basket lagi bakal nguras waktu gak ya?"

"Perasaan dulu pas SMA lo gak pernah mikirin itu."

Leon tertawa, benar juga apa yang dikatakan Satria. Saat SMA dulu, Leon mengikuti ekskul basket karena ingin 'sama sibuknya' seperti Juna, walaupun ujung-ujungnya jarang ikut latihan karena merasa kasihan pada Natha yang sendirian di rumah. Tapi, skill yang dimiliki Leon memang tidak bisa dianggap remeh, anak itu memiliki potensi besar di cabang olahraga basket.

"Gabung aja sih kalo kata gue, lagian udah kuliah gini jadwalnya gak menentu. Lebih banyak waktu luangnya juga." Satria memberi saran.

Leon sebenarnya ingin gabung juga, tapi 'banyak waktu luang' yang disebutkan Satria sepertinya tidak berlaku untuknya. Berbeda dengan Satria yang memilih masuk jurusan Bisnis dan sedikit lebih santai, jurusan yang dipilih Leon justru menuntutnya untuk jadi ambisius. Leon harus banyak belajar, dia tidak bisa tertinggal oleh teman-temannya yang memang sudah memiliki passion disana.

"Nanti gue pikirin lagi, Sat. Sekarang gue mau balik duluan, ya, mau sekalian jemput Natha di sekolah."

Satria mengangguk saja. Akhirnya kedua sahabat itu berpisah di area parkir, gedung universitas tempat mereka menimba ilmu itu tampak sangat besar terlihat. Terkadang Leon juga masih tidak percaya jika kini ia menjadi salah satu mahasiswa disana.

Ngomong-ngomong tentang Haikal, sejak kelulusan SMA, anak itu memutuskan untuk kuliah di luar negeri. Katanya sih atas rekomendasi dari pihak sekolah, karena Haikal memang tipikal anak yang cukup pintar juga walaupun sikapnya agak random.

Mobil merah itu mulai melaju meninggalkan area kampus, kali ini Leon tidak lagi menggunakan kuda besinya. Selain karena tidak diperbolehkan oleh Arya demi keselamatan, kondisi Natha juga menjadi pertimbangan. Walaupun sudah hampir setahun sejak operasi transplantasi itu, Natha memang tidak bisa benar-benar sehat, anak itu masih perlu dijaga dengan ketat. Kondisinya masih bisa naik turun tanpa ada tanda-tanda sebelumnya.

Leon tidak langsung memanggil adiknya itu saat dia sudah tiba di area sekolah, Leon memilih untuk memperhatikan interaksi antara Natha dengan teman-temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leon tidak langsung memanggil adiknya itu saat dia sudah tiba di area sekolah, Leon memilih untuk memperhatikan interaksi antara Natha dengan teman-temannya. Senang rasanya saat melihat sang adik kini sudah memiliki banyak teman. Padahal rasanya baru kemarin dia lulus dan Natha naik ke kelas 2, tapi kini anak itu sebentar lagi akan masuk ke tingkat akhir masa sekolah. Waktu berjalan sangat cepat ternyata, atau mungkin karena Leon tidak terlalu memikirkannya?

Broken Piece of Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang