06 - Surprise

3.9K 334 43
                                    

"Mau sampai kapan kalian diam begitu?"

Suara berat milik Arya memecah keheningan di dalam ruang kerjanya. Juna dan Leon yang sudah berdiri lebih dari 20 menit disana kemudian mengangkat kepalanya, tapi lagi-lagi tak ada satupun yang berani bersuara.

Arya menghela napas kasar, pria itu lantas berdiri dari duduknya, tangannya meraih snelli yang sebelumnya disimpan di kepala kursi.

"Ayah gak tau masalah apa yang sedang terjadi diantara kalian dengan anak tadi, tapi main fisik dan membuat kegaduhan itu bukan solusi," ucap Arya. "Udah berapa kali ayah bilang, gunakan kepala dingin! Masalah gak akan selesai dengan emosi," lanjutnya.

Juna dan Leon tak ada satupun yang berani menatap langsung wajah Arya. Nada bicara ayah mereka itu memang datar, terkesan biasa saja, tapi aura yang tercipta benar-benar mengintimidasi. Arya bukan tipikal orang yang akan berteriak membentak ketika marah, dengan berbicara dengan nada seperti ini saja sudah memperjelas bahwa pria itu sangat marah.

Arya selalu aja menyalahkan dirinya sendiri setiap kali anak kembar itu membuat masalah, dia merasa gagal menjadi seorang ayah dalam mendidik putra-putranya. Padahal Arya selalu berusaha untuk bisa membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan, tapi kenapa rasanya Juna maupun Leon begitu jauh dari jangkauannya.

Kepala Arya sudah pusing sedari tadi. Setelah melakukan pengecekan pada Natha, Arya menemukan sesuatu yang salah pada tubuh putranya itu. Dia tidak ingin langsung menyimpulkan, maka dari itu Arya bergegas melakukan pemeriksaan menyeluruh. Hasilnya kemungkinan keluar 2-3 hari lagi.

Belum usai sampai sana, Ayu juga terus-terusan meminta penjelasan mengenai kondisi Natha yang akhir-akhir ini naik turun dengan cepat. Tapi, apa yang bisa Arya jelaskan? Dia bahkan merasa kecolongan selama ini, Natha tidak pernah dalam fase ini sebelumnya.

Seperti tidak diijinkan untuk mengistirahatkan pikirannya, Arya malah menemukan kedua putranya yang lain tengah membuat keributan di koridor rumah sakit. Dia bahkan melihat sendiri Juna yang hendak memukul orang. Tanpa banyak tanya, setelah meminta maaf pada orang yang Arya yakini adalah teman si kembar itu, Arya segera membawa Juna dan Leon ke ruang kerjanya.

Tidak ada yang mau menjelaskan, kedua putranya itu hanya diam bagai orang tunarungu. Sejujurnya Arya ingin sekali berteriak, tapi dia tidak bisa. Pikirannya sudah terlampau lelah hari ini, dia juga tidak ingin menyakiti anaknya sendiri.

"Ayah mau ke kamar adek, udah jadwal adek diperiksa," ucap Arya seraya berjalan kearah pintu. "Kalau kalian pengen ketemu adek, jangan sampe keliatan kacau kayak gitu," lanjutnya.

Pintu kemudian tertutup sempurna, hanya ada Juna dan Leon yang tersisa di ruangan itu. Mereka saling pandang sebentar sebelum Juna beranjak menuju toilet yang tersedia di ruangan tersebut, sedangkan Leon memilih duduk terlebih dahulu. Ayah benar, mereka tidak boleh menunjukkan penampilan seperti ini di depan adik mereka.

 Ayah benar, mereka tidak boleh menunjukkan penampilan seperti ini di depan adik mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah sakit, ya?"

Arya langsung terdiam setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan Natha. Kini hanya ada mereka berdua di dalam ruang rawat Natha, Ayu diminta untuk istirahat di rumah, wanita itu sudah berjam-jam disana tanpa benar-benar istirahat.

Broken Piece of Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang