Side Story: A "Special" Gift (1)

2.8K 165 12
                                    

A "Special" Gift
-
Juna & Leon : 14 Tahun
Natha : 12 Tahun













Dengan penuh kehati-hatian, Juna mulai memindahkan kue yang baru dikeluarkan dari oven itu kehadapan Natha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan penuh kehati-hatian, Juna mulai memindahkan kue yang baru dikeluarkan dari oven itu kehadapan Natha. Membiarkan anak itu berkreasi sesuka hati menghiasnya, termasuk memberikan Natha pekerjaan agar dia tidak terus-terusan memakan whipping cream dari kue milik Leon.

Kondisi dapur saat ini sudah benar-benar seperti kapal yang menghantam bebatuan di Artartika dan siap untuk mendengarkan petuah-petuah dari Ayu nanti. Tapi, bukannya segera berhenti, mereka tetap lanjut melakukan 'agenda membuat kue' itu tanpa rasa takut maupun rasa bersalah.

"Kenapa daritadi kita bikin makanan manis?" Leon melepaskan sarung tangan plastik karena hiasan kuenya telah rampung, "Ayah dan Bunda gak perlu makanan asin juga?"

Juna menggeleng, "Kalo makanan asin gue gak tau resepnya, paling nanti minta tolong Bibi aja buat masakin."

Setelah itu baik Juna maupun Leon kembali lanjut menghias kue berukuran sedang berikutnya, sedangkan Natha masih penuh fokus mempercantik kuenya dan sepertinya akan butuh waktu lebih banyak untuk selesai.

Setelah memastikan area dapurㅡpun area lainnya telah bersih seperti sediakala dibantu oleh para asisten rumah tangga, AR bersaudara itu kemudian duduk di kursinya masing-masing sembari menunggu kedatangan Ayu dan Arya. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, jadi kemungkinan sebentar lagi kedua orang dewasa itu tiba di rumah.

Sayangnya, semua tidak berjalan sesuai ekspektasi mereka.

Sudah hampir 2 jam mereka menunggu dan tak menyentuh sedikitpun makanan yang tersedia diatas meja makan, presensi kedua orang tua mereka belum juga terlihat. Juna mendesah pelan, dilihatnya wajah Natha yang sudah terlihat agak pucat. Memang sudah waktunya minum obat, tapi untuk mengisi perut saja belum dilakukan. Natha juga pasti menolak jika diminta makan duluan.

"Lo udah coba telpon mereka lagi, Jun? Ini udah lama banget, makanannya juga udah dingin." Leon kini mulai tak sabaran.

Sebenarnya Juna sudah menghubungi Ayu dan Arya sedari tadi, men-dial nomor mereka beberapa kali. Tapi, tidak ada jawaban yang didapat. Padahal Ayu maupun Arya tidak pernah sesibuk ini biasanya sampai-sampai harus lembur, kalaupun harus, mereka pasti akan memberikan kabar.

Suara erangan kecil membuat lamunan Juna buyar, dia langsung menghampiri Natha saat melihat anak itu mulai terlihat sesak di tempat duduknya.

"Dek, ke kamar aja, ya? Nanti kakak bikinin bubur, kamu harus minum obat juga." Titah Juna yang dibalas gelengan oleh Natha.

"Nanti kalo Ayah sama Bunda dateng, gimana? Aku juga pengenㅡuhuk! uhuk!"

Natha kembali batuk, frekuensi batuknya bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Juna dan Leon semakin dibuat khawatir. Anak kembar itu kemudian membawa Natha secara paksa menuju kamarnya, mereka tidak mau mengambil resiko lebih tinggi nantinya.

Broken Piece of Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang