Perang Troya Pt. III

36 1 1
                                    


Sang Ratu Amazon

Troya kembali memperoleh bantuan, kali ini datang dari bangsa Amazon, kemudian nantinya dari bangsa Ethiopia, atau dari bangsa Assyria.

Ratu Amazaon, Penthesileia, adalah putri dewa Ares dan saudari Hippolita. Penthesileia membantu Troya karena beberapa tahun sebelumnya Penthesileia pernah secara tidak sengaja membunuh saudarinya, Hippolita, ketika sedang berburu. Ketika itu Penthesileia disucikan dari dosanya oleh Priamos.

Ketika Pentehsileia tiba di Troya, dia menyombongkan kehebatannya dan berjanji akan membunuh Akhilles. Namun Andromakhe, janda Hektor, menegurnya, dan memberitahu Penthesileia bahwa ada sejumlah prajurit tangguh di pihak Yunani.

Setelah pemakaman Hektor, pasukan Yunani dan Troya kembali bertempur. Penthesileia dan pasukan Amazonnya ternyata cukup hebat. Dia membunuh banyak prajurit Yunani dan memukul mundur mereka. Salah satu orang penting di pihak Yunani yang mati oleh tombak Penthesileia adalah Makhaon, seorang tabib dan putra dewa Asklepios. Penthesileia juga sempat berhadapan dengan Aias sebelum akhirnya bertarung dengan Akhilles, yang terbukti masih terlalu kuat bagi sang ratu Amazon. Akhilles memukul pelindung dada Penthesileia sampai dia terjatuh. Penthesileia lalu memohon untuk diampuni. Namun Akhilles tidak memberi ampun dan langsung saja membunuhnya.

Setelah Penthesileia gugur, Akhilles melucuti baju perangnya. Akhilles terkejut ketika tahu bahwa Penthesileia masih muda dan cantik. Akhilles jatuh cinta pada sang ratu Amazon, dan menyesal mengapa terlalu gegabah membunuhnya.

Salah satu prajurit Yunani bernama Theristes mengejek Akhilles karena Akhilles meratapi kematian musuh. Akhilles marah dan meninju wajah Theristes, dan Theristes pun langsung mati seketika.

Theristes bukanlah orang yang disenangi. Ketika dia mati, hanya Diomedes, sepupunya, yang berduka untuknya. Diomedes tadinya mau membalaskan kematian Theristes, namun para pemimpin Yunani lainnya berhasil mencegah terjadinya pertarungan antara Akhilles dan Diomedes. Sebagai gantinya, Diomedes mengambil jenazah Penthesileia dan melemparkannya ke sungai. Dalam versi lainnya, jenazah Penthesileia dikirimkan kembali ke Troya untuk dimakamkan secara layak.

Sementara itu, Odisseus membantu menyucikan kembali Akhilles yang telah membunuh sesama orang Yunani. Odisseus membawa Akhilles ke pulau Lesbos, di sana Akhilles memberi kurban pada Leto beserta kedua anaknya, Apollo dan Artemis.

Kematian Akhilles

Troya memperoleh bala bantuan lagi dari bangsa Ethiopia atau bangsa Assyria. mereka dipimpin oleh pangeran Memnon, putra Tithonos dan Eos, dewi fajar. Tithonos adalah saudara Priamos. Memnon membunuhi banyak prajurit Yunani dan memaksa mereka untuk mundur.

Ketika berusaha mundur, terjadi kekacauan pada pasukan Yunani, akibatnya Nestor, yang sudah tua, dikepung oleh musuh, termasuk Memnon. Antilokhos, putra Nestor, mencoba menyelamatkan ayahnya, namun dia dibunuh oleh Memnon. Melihat putra mati, Nestor marah dan meminta bertarung pada Memnon. Akan tetapi Memnon melihat kondisi Nestor dan berkata bahwa tidak ada gunanya bertarung dengan Nestor yang sudah tua.

Nestor lalu memanggil Akhilles dan memintanya membalaskan kematian Antolokhos. Sebenarnya Akhilles sudah diberitahu oleh ibunya bahwa kematiannya akan tiba tidak lama setelah kematian Memnon. Namun Akhilles tidak mempedulikan peringatan ibunya. Akhilles tetap bertarung dan membunuh Memnon.

Dengan matinya Memnon, pasukan Troya kehilangan nyali dan akhirnya mundur ke dalam kota, dengan dikejar oleh Akhilles. Ketika Akhilles tiba di depan gerbang Skaia, Paris mengarahkan panahnya dan membidik Akhilles. Paris lalu melepaskan anak panahnya. Anak panah tersebut diarahkan oleh Apollo sehingga tepat mengenai tumit Akhilles, yang merupakan satu-satunya bagian tubuh Akhilles yang tidak kebal terhadap senjata. Akhirnya Akhilles pun meninggal dunia.

Mitologi Yunani (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang