Love After Marriage, He Got A Free Wife [END]

61

Bab 121: Tidak Menjadi Orang Baik

Setelah pria paruh baya itu pergi, hanya suami istri yang tersisa di kantor. Fang Xiaonuan sudah merasakan tatapan suaminya yang semakin intens, jadi dia langsung mendatanginya. Pria yang memiliki aura pembunuh tadi benar-benar berbeda dari suami yang lembut sebelumnya. Pada saat itu, seolah-olah dia telah dipindahkan ke waktu ketika mereka berdua baru saja menikah. Dia tidak suka seberapa buruk emosinya.

Hati Ji Lingchen sudah dipenuhi amarah. Baru saja, dia diinterupsi oleh istrinya, dan kemarahan di hatinya mulai membara lebih hebat lagi. Dia tiba-tiba duduk di kursi bos, dan kursi itu berderit karena benturan.

"Apakah kamu cukup tidur? Anda bahkan tidak ingat siapa saya?" Ji Lingchen bertanya dengan suara rendah. Tatapannya tertuju pada istri kecil ini yang sepertinya tidak menyesali tindakannya. Setelah sekian lama, dia masih belum menjelaskan, jadi dia hanya bisa berbicara lebih dulu. Ji Lingchen tidak tahu bahwa perilakunya saat ini adalah bentuk kompromi.

Fang Xiaonuan cemberut dan berkata dengan marah, "Aku hanya tidak ingin pria itu tahu bahwa kamu adalah suamiku."

Tanpa diragukan lagi, ekspresi Ji Lingchen berubah menjadi lebih gelap ketika dia mendengar ini. Jelas, dia bahkan lebih marah. Matanya gelap gulita saat dia menatap mata istrinya dan menunggu penjelasan.

Fang Xiaonuan berkata, "Suamiku harus menjadi Ji Lingchen yang ramah, santun, masuk akal, dan sangat hormat. Dia bukan seseorang yang meneriaki bawahannya atau melempar barang ke orang lain."

Hah? Istri kecilnya mengeluh bahwa dia terlalu keras pada bawahannya tadi.

Fang Xiaonuan tidak takut pada Ji Lingchen. Jika dia menggertaknya, dia akan bertarung dengannya. Pola pikirnya sangat sederhana. Dia melanjutkan, "Jadi jika saya mengatakan bahwa Anda adalah suami saya, semua orang akan tahu bahwa saya, Fang Xiaonuan, menikah dengan pria pemarah. Dia benar-benar tidak manusiawi. Memalukan untukku!"

Ji Lingchen terdiam. Istrinya memarahinya lagi karena tidak manusiawi.

Fang Xiaonuan melanjutkan, "Karena itu masalahnya, saya akan membiarkan Anda mengalami bagaimana rasanya tidak dihargai." Kemudian, dia dengan sengaja memanggil Ji Lingchen "paman" dan mengatakan bahwa Ji Lingchen adalah seorang lelaki tua yang suka berkencan dengan wanita muda dan dia memiliki karakter yang buruk.

Kata-kata Fang Xiaonuan seperti bensin bagi kemarahan Ji Lingchen. Namun, dia juga pemadam kebakaran. Ketika Ji Lingchen melihat sikap imut istrinya, dia tidak akan bisa marah apapun yang terjadi. Jika ada orang lain yang mengatakan hal ini kepada Ji Lingchen, bahkan anggota keluarganya sendiri, dia tidak akan menerimanya. Namun, orang yang mengatakan hal ini adalah istri kecilnya, anak kucing kecilnya. Dia hanya bisa menahannya!

Fang Xiaonuan sama sekali tidak tahu apa yang dipikirkan suaminya. Dia masih mengoceh tanpa henti. "Kamu baru saja melemparkan laporan pada seseorang. Itu terlalu banyak. Kamu sama sekali tidak terlihat seperti orang baik."

Ji Lingchen tidak mengatakan apa-apa. Sudah berakhir. Istrinya sendiri melihatnya sebagai orang jahat.

Fang Xiaonuan berkata, "Pria itu baru saja seumuran dengan Ayah. Anda memarahinya begitu saja dan bahkan melemparkan sesuatu padanya. Anda sama sekali tidak peduli dengan harga dirinya. Jika anak-anaknya melihat ini, bukankah mereka ingin memarahimu karena itu? Jika seseorang memperlakukan ayahku seperti itu, aku pasti akan membalas dendam dengan orang itu!"

Ji Lingchen tiba-tiba menyadari bahwa istri kecilnya telah membalikkan keadaan dan membuatnya menganggap bawahannya sebagai ayahnya.

Ji Lingchen berkata, "Ayahmu adalah ketua Perusahaan Fang. Tidak ada yang akan memperlakukannya seperti ini." Saat ini, dia juga ayah mertua Ji Lingchen. Orang-orang akan menyukainya. Siapa yang berani marah padanya?