Love After Marriage, He Got A Free Wife [END]

25

Bab 49: Merugikan Orang Lain Tanpa Menguntungkan Diri Sendiri

Fang Xiaonuan, yang bersembunyi di belakang Ji Lingchen, segera keluar dari perlindungan suaminya saat melihat Ji Wen kembali. "Biarkan aku melihatnya." Fang Xiaonuan mengulurkan tangannya untuk memeriksa rambutnya.

Ji Wen menampar tangan Fang Xiaonuan. "Saya meminta paman saya untuk memeriksa. Aku tidak memintamu untuk memeriksanya."

"Aku istri pamanmu. Saya memeriksanya sama dengan dia memeriksanya." Fang Xiaonuan menggosok punggung tangannya. Kemudian, dia menunjukkan punggung tangannya kepada Ji Lingchen dan mengeluh dengan suara imut, "Hubby, lihat, warnanya merah."

Ji Lingchen meraih tangan lembut istrinya dan melihatnya dengan hati-hati. Kemudian, dia berkata kepada Ji Wen dengan tatapan dingin, "Minta maaf."

Ji Wen menahan sisa keras kepala terakhir yang dia tinggalkan. "Aku tidak mau. Dia pantas mendapatkannya. Saya meminta Anda untuk memeriksa rambut saya."

"Ya, dia pantas mendapatkannya," Tuan Tua Ji menambahkan dengan marah.

Pria, wanita, dan anak muda semuanya peduli dengan penampilan mereka. Subjek yang tabu bagi wanita adalah kerutan mereka, untuk pria, itu adalah kebotakan mereka. Meskipun Tuan Tua Ji tidak lagi muda dan telah kehilangan sejumlah rambut, dia menolak disebut botak!

Fang Xiaonuan mengerutkan bibirnya. Dia terus bersembunyi di belakang Ji Lingchen dalam diam. Saat ini, lebih bijaksana mengandalkan suaminya. Hal terpenting sekarang adalah meninggalkan rumah keluarga Ji secepat mungkin. "Ji Lingchen, tidak ada yang salah dengan rambut Ji Wen. Ayo pergi!"

Ji Lingchen mendengarkan dengan seksama cara istri kecilnya menyapanya. Sekarang, dia punya nama lagi. Tampaknya ketika dia berguna baginya, dia memanggilnya "Suami" dan ketika tidak, dia adalah "Ji Lingchen". Dia tidak senang. "Ayah benar. Tidak cocok untuk keluar di malam hari."

Dengan satu kalimat itu, Fang Xiaonuan tahu bahwa dia ditakdirkan untuk tinggal bersama keluarga Ji untuk satu malam lagi. Pada saat itu, dia merasa seolah-olah langitnya telah runtuh.

Lelucon untuk sementara berakhir, dan semua orang kembali ke kamar masing-masing. Fang Xiaonuan duduk di sofa dan menggerutu pada dirinya sendiri, "Aku akan meninggalkan tempat ini, tapi aku menyinggung seseorang hanya karena aku mengatakan sesuatu yang bodoh. Sekarang, saya telah merugikan orang lain tetapi tidak menguntungkan diri saya sendiri. Saya tidak bisa pergi lagi."

Apa yang tidak diketahui Fang Xiaonuan adalah bahwa alasan dia tidak diizinkan pergi bukanlah komentarnya tentang Tuan Tua Ji, tetapi cara dia berbicara dengan Lingchen. "Ji Lingchen, bisakah kita berangkat besok pagi? Sekolah akan segera dimulai, dan aku tidak akan punya waktu untuk pindah."

"Kita lihat saja nanti! Kita akan lihat bagaimana perasaanku besok." Setelah mengatakan itu, Ji Lingchen pergi mandi.

Di kamar tidur tidak jauh, Ji Wen masuk ke kamar tidur utama orang tuanya dan diam-diam pindah ke sisi ibunya. "Bu, cepat katakan padaku apa yang terjadi antara kamu dan Fang Xiaonuan."

Feng Qi memberi tahu putranya semua yang dia tahu. Dia memberi tahu Ji Wen semua yang telah terjadi selama periode waktu ini. Setelah mengetahui kebenarannya, Ji Wen menghela nafas. "Seekor harimau betina tidak bisa menang melawan bajingan licik!" Dia kemudian berkata kepada ibunya, "Bu, percayalah pada saya dalam hal ini. Lin Rou berbohong padamu. Saya tidak berani mengatakan apa-apa lagi, tetapi saya jamin bahwa saya tahu karakter Fang Xiaonuan. Dia pasti tidak akan mencuri gelarmu sebagai nyonya keluarga Ji. Dia sangat malas. Jika dia diberi pilihan untuk berbaring, dia pasti tidak akan duduk. Dan, jika dia bisa duduk, dia pasti tidak akan berdiri. Dia bahkan ingin seseorang memberinya makan saat makan. Dia pasti tidak akan merebut gelar ini yang telah membuat seseorang begitu lelah sehingga mereka menjadi bodoh."