3. Kompetisi?

18 5 1
                                    

"Pagi gengs.." Ucap Dara kepada teman-temannya.
"Pagi Dar." Ucap Keyla, Bintang dan juga Lily.
"Dari mana? Bahagia banget tuh muka." Ucap Keyla.
"Ah elu kayak yang gak tahu dia aja, mau apa lagi? Ya pastinya bikinin sarapan lah." Ucap Bintang yang di angguki oleh Dara.
"Suka masak?" Ucap Lily.
"Banget." Ucap Dara.
"Dia mah multimedia." Ucap Keyla.
"Multitalent bege." Ucap Bintang mengoreksi.
"Eh iya, multitalent. Udah mah cantik, baik, kaya, bisa masak, pinter olahraga, bisa musik juga. Ah the best pokoknya, apasih yang Dara gak bisa" Ucap Keyla.
"Beruntung gue punya sahabat kayak dia." Ucap Keyla.
"Buat Papah balik ke rumah." Batin Dara.
"Apaansi jangan hiperbola deh." Ucap Dara.
"Hm, iya beruntung." Gumam Lily seraya tersenyum kecil.

Kring... Bel masuk berbunyi membuat semua siswa-siswi SMA Moon High School berhamburan memasuki kelasnya masing-masing.

Tetapi seketika semua murid terhenti saat speaker sekolah berbunyi.

"Perhatian, kepada saudara William Abraham, Dara anindya dan juga Bintang Ayyara ditunggu di ruang kepala sekolah, terimakasih." Ucap Gabriel sang operator sekolah.

***
"Jadi disini Bapak mengumpulkan kalian karena ada kompetisi match and sains di Jakarta. Bapak mengumpulkan kalian karena keahlian kalian dalam bidang sains and match." Ucap Pak Surya selaku kepala sekolah Moon High School.
"Bapak harap kalian bisa bekerja sama dalam kompetisi ini untuk mengharumkan nama sekolah." Ucap Pak Surya.
"Kalian juga akan di bantu oleh Bu Risma, Pak Rizki dan juga Pak Tomi. Oke apakah ada pertanyaan?" Ucap Pak Surya.
Dara pun mengacungkan tangannya.
"Iya kenapa Dara?" Ucap Pak Surya.
"Begini Pak, kenapa saya di pilih ya? Perasaan kan saya kelas 11 Ipa 2 sedangkan William dan Bintang kelas 11 Ipa 1. Kenapa gak semuanya aja dari kelas Ipa 1?" Ucap Dara sopan.
Pak Surya menghela nafasnya setelah mendengar penuturan Dara.
"Begini Dara, kamu tahu sendiri kan bahwa sebenarnya kamu itu pintar, sangat pintar hanya saja kamu sering telat ke sekolah dan juga sering tidak masuk kelas jadi atas kesepakatan bersama kamu di pindahkan kelasnya dari Ipa 1 ke Ipa 2." Ucap Pak Surya.
"Yaudah deh terserah Bapak, yang penting saya bisa bekerja sama dengan pujaan hati saya." Ucap Dara seraya tersenyum manis ke arah William.
Pak Surya hanya menggelengkan kepalanya mendengar penuturan Dara.
"Dasar anak muda." Batin Pak Surya.
"Hush.. Awas lo kalo gak bener!" Ucap Bintang seraya menyenggol lengan Dara pelan.
"Iya.. Iya.. Aman kok." Ucap Dara.
William yang mendengar itu memutar matanya malas.
"Abis idup gue." Batin William.
"Yo silahkan, kalian pasti bisa! Bapak percaya itu. Kalian boleh mengikuti jam pelajaran di kelas masing-masing." Ucap Pak surya.
Mereka pun keluar dari ruang kepala sekolah.
"Will, nanti ajarin aku rumus fisika ya?" Ucap Dara manja.
"Will, nanti kalau belajar bareng.." Ucap Dara.
"Terus nanti.." Belum sempat Dara melanjutkan bicaranya William seketika langsung memajukan wajahnya tepat di depan wajah Dara membuat Dara gelagapan, jantungnya berdegup kencang, hal hal aneh masuk ke dalam fikirannya.
"Bisa gak sih lo jangan gangguin hidup gue? Lo tahu? Sikap lo yang kayak gini itu MURAHAN." Ucap William, pelan namun mampu membuat bulu kuduk meremang dan penuh penekanan.

Dara terdiam seribu bahasa, baru kaki ini ada orang yang berbicara seperti itu kepadanya.
Keringat dingin mulai membasahi dahinya jantungnya terus berdebar dengan kencang.
Bintang yang melihatnya pun geram ia langsung mendorong tubuh William dari hadapan Dara.

"Eh bangsat! Awas ya lo!" Ucap Bintang dengan oktaf suara yang tinggi.
"Bintang, udah biarin!" Ucap Dara seraya menghentikan tingkah Bintang.
"Biarin lo bilang? Dia harus di beri pelajaran Dar!" Ucap Bintang seraya menunjuk William.
"Bintang, please stop it!" Ucap Dara seraya memegang lengan Bintang yang sudah geram dan siap menghajar William kapan saja.
"Dar lo juga, seharusnya lo itu sadar, dia bukan cowok pada umumnya. Di sana masih banyak orang yang mau sama lo dan asal lo tahu, sarapan yang lo kasih ke dia gak pernah dia makan Dar." Ucap Bintang lalu pergi dari sana.
"Gue tahu." Batin Dara.

Day & NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang