8. Bukit

9 2 0
                                    

Dara berjalan dengan pandangan kosong dan tak tentu arah.

Kakinya sudah lecet karena hils yang di pakainya, beberapa kendaraan sudah berkali kali memencet klaksonnya karena hampir menabrak Dara.

Tapi ia tetap saja tidak perduli.

***
William sudah agak mendingan, ia juga baru saja membeli obat dari apotik.

Tapi tiba-tiba saja dia melihat seorang gadis dengan mengenakan dress navy sedang berjalan menghalangi beberapa kendaraan yang lewat.

Tin.. Tin..

"Aduh Mbak mau cari mati ya?"

"Gimana sih, punya mata gak di pake!"

"Mabuk kali ya! "

"Di putus cinta kali! "

Itulah beberapa perkataan yang terucap dari sebagian pengendara yang merasa terhalang jalannya oleh Dara.

William pun segera menepikan mobilnya dan melangkahkan kakinya mendekati Dara.

"Dar! " Panggil William, tetapi Dara tidak mendengarkan.

"Dara!" Panggil William lagi.

Tin.. Tin..

Sebuah truk besar melaju sangat kencang menuju mereka.
Dengan segera William menarik tubuh Dara ke trotoar.

"Lu mau mati ya! " Ucap William dengan oktaf yang tinggi, bukannya menjawab Dara malah terisak.

William menghela nafasnya kasar.

William pun membawa Dara ke dalam dekapannya, membuat Dara menumpahkan air matanya di sana.

Entah kenapa, melihat Dara seperti ini membuat hatinya ikut tergores.

William mengusap kepala Dara lembut, mencoba menenangkannya.

"Stt... Tenang, ada gue di sini." Ucap William.

Tangis Dara semakin pecah saat itu juga, baru kali ini ada orang yang datang di saat dia sedang down.

Setelah cukup lama Dara menangis di dalam dekapan William, ia pun melepaskan pelukannya.

"Udah nangis nya? " Ucap William.

Dara hanya menunduk malu.

William tersenyum, lalu mengangkat dagu Dara agar bisa menatapnya.

Ia pun menyeka air mata Dara, lembut.

"Lo bisa cerita sama gue kalau lo mau." Ucap William.

Jantung Dara sudah berdegup sangat kencang.

William pun menggenggam tangan Dara, membawa Dara masuk ke dalam mobilnya.

William terus saja memandangi Dara lewat kaca spion, pandangannya sangat kosong dan matanya sembab akibat menangis.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Day & NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang