BAB 12

3 2 0
                                    

Pagi-pagi sekali Jasmine sudah rapi. Dia duduk di dek untuk menunggu gue dan Key bersiap-siap. Setelah semua siap, gue, Key dan Jasmine berkeliling ke pulau dengan santai, menikmati panorama indah yang menyejukkan jiwa. Sepanjang mata memandang suguhan laguna biru cemerlang dan laut yang menenangkan, serta hutan belantara alami berisi 3000 pohon kelapa yang terawat baik dan subur. Pantai pasir putih yang mempesona, perairan biru cemerlang, dan terumbu karang tumbuh subur di dalamnya memanjakan dahaga yang menggelora. Tiba-tiba yosi datang, ditangannya membawa 3 tiket pertunjukan.
"Undangan untuk kalian, setelah itu kalian bisa pulang." yosi menyodorkan tiket kepada Jasmine yang langsung diterima Jasmine.
"Apa kalian yakin mampu lewati itu?" tanyanya dengan seringaian mengejek.
"Bismillah, InsyaAllah bisa," jawab Jasmine mantap tanpa keraguan.
"Seyakin itu anda? Setelah apa yang anda alami kemarin?"
Jasmine tersenyum, kepalanya mengangguk mantap. yosi pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun, sementara Key langsung mengambil tiket di tangan Jasmine.
"Tiket kanibal ini?" gumam Key.
"Kapan memang?" tanya gue yang juga ikut mengambil tiket dari tangan Jasmine.
"Kapan itu?" tanya Jasmine sambil menoleh ke gue dan beberapa detik kemudian menoleh pada Key.
"Jam 3 sore nanti," jawab gue lirih.
Gue dan Key saling menoleh, hingga netra kami saling bertemu. Bertanya melalui kode mata, bagaimana Jasmine mampu lewati sore nanti?
Kerlip kehidupan tak pernah padam, iringi perjalanan setiap yang berjiwa. Ada cerah ada pula suram, silih berganti  mengambil kendali rasa. Wajar jika ada amarah menyapa, lumrah jika ada kesedihan bersinggah. Karena kita hanya seorang manusia yang barang pasti rasakan lelah. So, mari nikmati setiap denyutnya, cecap tetes-tetes perpaduan rasa. Regup agar jiwa tak tumbang karena hadapi kehambaran yang bertandang. Tak elok bila terlalu bahagia,  akan membangunkan sadisnya sebuah kepangahan. Tak sedap  bila terlalu berduka, lalu ahirnya melahirkan keputus asaan. Mungkin Tuhan sengaja mengirimkan berbagai macam rasa agar dipetiknya pelajaran yang dapat dijadikan pedoman bahwa segala apa yang ada atas kehendak-nya.
Gue, Jasmine, dan Key berjalan beriringan memasuki tempat pertunjukan. Bermodal bismillah, kami melangkah dengan penuh Keyakinan, pulang membawa hikmah yang nggak ternilai. Kami diarahkan oleh petugas untuk duduk di barisan kursi paling depan, bersebelahan dengan yosi dan riezal yang terlebih dulu datang.
"Sudah siapkah kalian pemuda sok?" tanya yosi ketika kami bertiga sudah duduk di kursi masing-masing.
"InsyaAllah siap," jawab Key yang duduk di samping kiri yosi dan samping kanan Jasmine. Beberapa detik kemudian, muncullah seorang pembawa acara yang membawa kotak besar berwarna hitam. Pembawa acara menyapa para penonton dengan ramah dan ceriah, menanyakan kabar dan berbasa-basi ala kadarnya. Kemudian pembawa acara membuka kotak yang dibawanya.
Ternyata kotak itu berisi bayi yang masih merah. Pembawa acara mengeluarkan bayi dari kotak, kemudian ia bertanya.
"Penonton ingin bayi itu diapakan?"
Salah satu penonton berkata bayi itu dilempar di lantai. Jika pembawa acara melakukannya, maka penonton itu akan memberikan imbalan sejumlah 30.000 dolar.
Tanpa bantah pembawa acara itu melakukan apa yang penonton minta, hingga bayi itu menangis dengan kerasnya, beriringan dengan tangis Jasmine yang juga meledak. Penonton lain meminta pembawa acara untuk menginjak perut bayi dengan imbalan 20.000 dolar, tentu dilakukan oleh pembawa acara dengan santainya. Lalu penonton lain menginginkan bayi itu dibelah dadanya, dikeluarkan jantungnya. Kemudian jantungnya dimakan pembawa acara dengan imbalan 200.000 dolar. Ya, tentu saja pembawa acara melakukan apa yang penonton gila itu inginkan. Sungguh, pemandangan yang mengoyak ironi.
Tepat setelah pembawa acara memakan jantung bayi, pria bertubuh tinggi tegap datang mendorong akuarium berisi wanita cantik di dalamnya. Pria itu memperkenalkan diri sebagai jont. jont kemudian bertanya kepada penonton, apa yang sebaiknya dilakukan kepada wanita di dalam akuaraium itu. Salah satu penonton berkumis tebal berdiri, meminta jont menggergaji kedua tangan dan kedua kaki wanita di dalam akuarium dengan imbalan 60.000 dolar. Benar saja, jont melakukannya, nggak berselang lama, penonton berkulit hitam juga berdiri, meminta jont meminum darah wanita itu dengan imbalan 40.000 dolar.
Hmmm, sumpah, kejam banget, rasanya nyilu banget melihat wanita itu kesakitan, ditambah lagi puncratan darahnya yang tercium anyir. Belum puas sampai disitu, penonton lain meminta jont untuk menyuntik mata wanita itu dengan cairan kimia yang mampu melarutkan besi dengan imbalan 100.000 dolar. dan yang meminta itu adalah seorang wanita cantik. tentu saja jont melakukan apa yang wanita cantik itu mau, ketika jont menyuntik mata kiri nya, seketika mata itu meleleh, menciptakan lenguhan panjang hingga wanita di akuarium itu sudah nggak bergerak lagi.
Penonton bersorak sorak, menginginkan atraksi lagi. keluarlah pembawa acara dengan mendorong akuarium yang berisi pria tampan di dalamnya, kali ini dia mengundang yosi untuk maju kedepan. yosi maju, mendekati akuarium dengan angkuh. pembawa acara bertanya, mau diapakan pria dalam akuarium itu. riezal berdiri, dia menginginkan yosi mencongkel kedua mata pria itu, kemudian memakannya dengan imbalan 1 Limousine. dengan gerakan lambat, yosi mencongkel mata pria itu dengan obeng, gerakannya begitu pelan, seperti sengaja menyiksa pria itu, lenguhan dan jeritan pria itu menggema, berpadu dengan sorak gembira dari penonton, menciptakan kengerian yang melukiskan trauma dalam benak.
Mata kiri pria itu pun keluar, dengan santai yosi memakannya dengan lahap, menjilati darah yang menetes ditangan sebelum melanjutkan mencongkel mata kanan pria itu. selesai dengan aksinya, yosi mengundang riezal untuk menemaninya. dengan semangat riezal pergi menghampiri yosi yang masih asik menjilati darah di tangannya. yosipun menyerahkan akuarium kepada riezal, menyuruhnya melakukan apapun yang dia mau kepada pria di dalamnya. riezal meminta bensin, dengan sigap pembawa acara mengambilkannya untuk riezal. pelan pelan riezal menyiramkannya kepada pria itu, kemudian membakar rambut pria itu sambil tertawa terbahak. dar, ledakan kepala pria itu terdengar menusuk kalbu, beriringan dengan puncratan otak dan darah yang menyebar menghiasi lantai putih.
Jasmine memejamkan mata, tangannya terangkat dengan mulut yang bergetar, air matanya terus lirih membasahi pipi mulusnya. hingga beberapa menit kemudian, getaran dasyat terjadi, merubuhkan tiang tiang, meruntuhkan atap atap, membuat seluruh manusia yang bernyawa berlarian tanpa tau arah. namun ajaipnya kebesaran Allah, gue, Jasmine dan Key nggak kenapa kenapa. kami selamat tanpa luka sedikitpun.

Kunci LabirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang