Selama di rumah sakit, Jaemin mengurus istrinya dengan begitu baik. Pria tersebut menunjukkan tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Meskipun diselingi dengan pekerjaan kantornya, Jaemin tetap mengutamakan kesehatan istrinya.
"Kimberly di rumah aman, kan?"
Winter menatap wajah suaminya yang tengah mengupas buah. Jaemin mengangguk sebagai jawabannya. Ia begitu fokus dan tampak telaten saat mengupas buah untuk pasangan hidupnya itu.
"Jaem, dokter udah bilang sesuatu?"
"Mengenai apa? Hari ini dokter belum kesini. Baru perawat yang datang. Kamu mau tanya tentang apa, sayang?" balas Jaemin dengan mengangkat kepalanya. "Kapan aku bisa pulang? Aku khawatir sama Kimberly, Jaem. Dia belum lihat aku selama tiga hari," gumam Winter yang langsung diberikan tatapan tajam.
"Pulang? Kamu mau pulang gimana? Fokus sama kesehatan kamu dulu, ya. Kimberly enggak akan lari, dia masih terlalu kecil buat jalan. Kamu udah banyak begadang, waktu tidur kamu harus diperbaiki disini. Bahkan sampai waktu makan aja kamu masih berantakan. Gak usah pikir apa yang seharusnya bukan kamu pikirin. Kimberly pasti aman di rumah."
Jaemin mengeluarkan banyak kata yang sesuai dengan faktanya. Winter tersenyum kecut mendengar ucapan suaminya. Tapi, mungkin saja ini naluri seorang ibu. Winter lebih mengkhawatirkan anaknya dibandingkan dirinya sendiri yang lebih butuh perhatian.
"Kamu enggak sayang sama anak kamu sendiri? Kimberly masih kecil tau, Jaem" lirih Winter. Jujur saja, rasa rindunya tak lagi tertahan. Ia ingin merengkuh tubuh mungil kesayangannya dan menghabiskan waktu bersama seperti biasanya.
"Kamu enggak tau perasaan jadi ibu yang harus pikirin banyak hal. Setiap hari kita harus bisa berpikir apa yang terjadi sama pasangan kita di luar sana. Apa dia baik-baik aja? Apa dia bisa jaga hatinya? Dia perhatikan istrinya juga gak? Atau, gimana keadaan anak kita kalau aku menyerah? Jadi ibu seakan dituntut menjadi sempurna. Aku enggak bisa masak atau lakuin pekerjaan rumah kayak dulu jadi, aku harus bisa jadi ibu yang sempurna, bahkan aku juga harus bisa jadi istri yang cantik supaya kamu enggak perlu lirik perempuan diluar sana. Semuanya aku pikirin. Kamu enggak seharusnya marah, Jaem"
Sepasang mata Winter kini dipenuhi dengan air mata. Ia menatap sendu suaminya yang terdiam mendengar keluhan istrinya yang tak pernah ia dengar selama ini. Jaemin seketika dihantui rasa bersalah. Ia sudah membuat wanitanya menangis karena dirinya yang tak bisa memperhatikan pasangannya.
"Maaf, sayang. Aku kelihatan marah ya? Maaf ya. Aku gak pernah tau masalah kamu di rumah. Aku pikir semuanya terkendali. Sekarang, jangan pikirin apapun ya? Fokus sama kesehatan kamu dulu. Kalau sedikit membaik, kamu bisa pulang. Aku minta maaf udah kelewatan."
Jaemin memeluk tubuh istrinya yang memang lebih kurus dari sebelumnya. Wajahnya pucat dan di bawah matanya terdapat lingkaran hitam.
"Aku mau ketemu Kimberly," ucapnya dalam pelukan.
"Iya, aku paham sayang. Sabar sebentar lagi. Kita pasti pulang."
****
Waktu berjalan seperti biasa. Sayangnya, kehidupan wanita cantik itu tidak berjalan seperti biasanya. Tatapan kosong sejak tadi menghiasi sepasang manik tersebut.
Bibirnya kelu untuk mengatakan keluhnya. Hidung merah, pipi semu merah, juga mata yang membengkak. Sudah tak terhitung banyaknya air mata yang sejak tadi menetes menghiasi wajah tersebut.
Karina menundukkan kepalanya. Itu terasa berat dan sakit. Ia memijit pelipisnya perlahan dan kembali melihat putra kecilnya yang masuk ke dalam inkubator dengan perhatian khusus dari para medis.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIP WIFE [AESPA X NCTDREAM]
Romance"Jadi istri itu mudah. Cukup patuh dan taat suami." "Tapi enggak mudah jadi istri kamu!" Bagaimana nasib 4 wanita yang harus menjadi seorang istri karena hubungan bisnis? Apakah kehidupan pernikahan mereka akan berjalan di langkah yang sama bersama...