"Kamu mau kemana?"
"Jaem?"
"Jaemin?"
"Aku mau ketemu clien."
"Ini udah malem, jangan aneh aneh. Tidur aja." Winter menarik selimut sampai setinggi leher putihnya.
Jaemin melirik sang istri yang ingin tertidur. Bukannya menurut, pria itu justru beranjak dari ranjangnya dan bersiap siap bertemu dengan clien penting.
Entah seberapa penting clien itu sampai Jaemin rela untuk meninggalkan Winter di rumah sendirian.
"Jaem, kamu mau kemana? Tidur bisa kan? Tinggalin cliennya. Gak usah ketemu semalam ini. Masih ada hari besok, Jaem."
"Gak bisa, sayang. Aku baru inget kalau ini penting," kekeh Jaemin yang tak ingin dibantah lagi.
Namun bukan Winter namanya jika berhenti begitu saja. Bumil cantik itu ikut beranjak dari ranjangnya.
"Kamu mau kemana?" tanya Jaemin begitu memperhatikan gerak gerik istrinya.
"Aku ikut kamu. Kamu gak bisa aku biarin sendiri. Aku ikut." Tegasnya yang begitu cepat mengubah tampilan dirinya.
"Gak usah, sayang. Kamu di rumah aja. Aku ya-"
"Jaem, kamu gak mau kita berantem kan?"
Jaemin menggeleng langsung.
"Ya udah, aku ikut!"
Dengan tatapannya yang menekan, Winter mengambil ponsel juga dompetnya. Kakinya keluar dari kamar meninggalkan Jaemin yang masih berdiri kejut di dalam sana.
Jaem, Jaem... Sadar! Istri kamu lagi hamil. Jangan buat dia marah!
Jaemin menggeleng, menyadarkan dirinya dan mengejar istrinya yang sudah menunggu di dalam mobil.
***
Winter mengusap dadanya berkali kali. Entah mengapa, ia begitu tak tenang saat berada di luar rumah seperti ini. Bukan suatu hal biasa baginya ini terjadi.
Matanya mengedarkan area restoran mewah yang masih menyala dengan segala atribut mewah juga di dalamnya.
Dengan rasa lelahnya, Winter menyenderkan tubuhnya pada senderan bangku mahal tersebut. Tangannya terus mengetuk meja bulat yang dialasi dengan kain merah.
"Sayang.."
"Ya? Udah selesai bahasnya?"
"Belum, masih agak lama. Aku titip ponsel aku. Aku mau ke toilet sebentar."
Winter hanya mengangguk begitu saja sambil menerima ponsel milik suaminya.
Ia menggeletakkan ponsel tersebut di atas meja dan membiarkan banyaknya pesan masuk.
Winter hanya melihat bahwa pesan pesan yang masuk berasal dari email juga pesan biasa.
Matanya beredar menatap kembali suaminya yang tengah berbicara dengan cliennya di meja yang berbeda. Jarak antara keduanya tak begitu jauh, namun Winter begitu enggan untuk mendekati suaminya itu.
Lebih baik duduk sendiri seperti ini dan menikmati suasana sepi restoran yang sudah begitu malam.
Drrtt...
Drrtt...
Winter tersadar dari lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIP WIFE [AESPA X NCTDREAM]
Romance"Jadi istri itu mudah. Cukup patuh dan taat suami." "Tapi enggak mudah jadi istri kamu!" Bagaimana nasib 4 wanita yang harus menjadi seorang istri karena hubungan bisnis? Apakah kehidupan pernikahan mereka akan berjalan di langkah yang sama bersama...