sangalas 57:3=?

288 14 0
                                    


alooo bububbbb!!!

affa kabarr nich?

kangen ga kangen gaaa? kalo ga kangen parah, btw nih bub udh mam belum?

oiya lupe aku, kalian sehat kan?? sehat dong, yang lagi sakit segera diangkat penyakitnya ya bubbb! kesehatan dijaga jangan lupa. mam teratur gblh ditunda tundaaaa!!! okeiii? mik air putih yang cukuppp!!! jangan mam pedes terus yakk! dijaga lambungnya.

gimana harinya? happy tidak? kalo hari ini engga happy, masih ada hari esok dan selanjutnya. jangan pernah ngerasa sendiri, kalo ada masalah pengen cerita, masalah hidup, random ini itu jangan sungkan buat dm aja yak. anggap aja temen. okeii bub??

‼️jangan lupa supportnya dong, vote, komen andddd Follow‼️

kalo bisa spam 💬💬💬 megalodon boleh ⬇️⬇️⬇️

"🐋🐳🐳🐳🐋"

"Happy reading manissss"

***

Sore harinya di rumah sakit.

"DOK... ADUH DOK! Jangan... Jangan!"

"Ish sakit, Dok... Jangan."

Aarav kelimpungan menjauh dari dokter yang berusaha menyuntiknya. Ia histeris saat melihat jarum suntik yang terlihat gede dan menyeramkan itu.

"DOK... Pliss! Saya gamau disuntik," pekiknya yang kini berlarian di sofa. Dokter yang berniat menyuntik pun jadi kewalahan sama kelakuan Aarav. Liat saja, ruangan pun jadi berantakan hanya karena si anak tunggal kaya raya yang takut jarum suntik. "Dok, serius di suntik tuh sakit!"

"Hufft... Sakitnya bentar doang kok, ga akan lama!"

"Dokter boong, yang tadi pagi aja masih kerasa loh."

Lissa yang baru keluar kamar mandi pun kebingungan. Dari dalam ia buru-buru menyelesaikan mandinya saat mendengar sang putra berteriak.

"ADUH AA... INI TEH KENAPA SI?!"

Spontan Aarav dan dokter tadi yang lagi kejar-kejaran pun terdiam ditempat. Aarav yang sekarang berada di ambang pintu berniat untuk kabur. Dan dokter yang kini sudah terduduk lemas. Cape dibuat kejar-kejaran sama Aarav.

Maklum ygy. Dokternya udah sepuh.

"Bu, anaknya gamau disuntik tuh," aduh sang dokter.

Lissa menatap sang anak yang juga tengah menatapnya memohon. Memohon agar tak disuntik.

Aarav menghampiri Lissa. "Buna... Aku gamau disuntik," rengekannya yang begitu lembut. Membuat Lissa jadi tak tega. Apalagi saat melihat wajah Aarav yang memelas dengan bibir yang sedikit mengerucut.

"Aa... Mau cepet sembuh, engga?"

Aarav mengangguk.

"Ya udah mau ya di suntik? Biar kamu nggak kesakitan. Itu juga, selang infusnya copot, ayo nurut dong Aa di pasang lagi itu infusnya, sama dokter."

Dengan cepat Aarav menggeleng. "Gamau Bun.....," tolaknya.

Lissa jadi bingung kalo Aarav begini. Ia terus saja merengek dalam dekapannya. Menolak untuk disuntik, karena Aarav memang benar-benar pobia sama yang namanya jarum suntik.

Obsession [AARAV × AUREL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang