•Bab°°3

15.6K 1.3K 30
                                    

~ Happy reading ~
.

.

.

" Kau tidak sedih?" Tanya Arvan melihat adik nya yang hanya memandang datar tubuh Siena yang terkapar di lantai

" Nggak lah, ngapain Rafa sedih orang mommy aja gak sedih pas Rafa hampir meninggoy" ucap Rafa santai

'maaf ya Rafa tapi gue benar² gak peduli sama ibu biadab macam mommy Lo ini'

Perkataan Rafa membuat yang lain terdiam
Ah ya, mereka hampir kehilangan Rafa..

" Hmm kelakuan mu yang itu, jangan di ulangi mengerti" balas Mavin mengelus rambut Rafa

"SIAP PAK" teriak Rafa sambil menunjukkan pose hormat

" Rafa..apa tenggorokan mu tak sakit? dari kau sadar Abang mendengar teriakan mu terus " tanya Saka heran apa adiknya gak capek teriak2 terus padahal dulu ngucapin satu kata aja tuh langka

" Nggk dong, Rafa kan udah diem selama 16 tahun gak banyak ngomong. Nah sekarang saatnya keluarin semua suara Rafa yang terpendam selama itu " jelas nya asal

Mereka geleng-geleng kepala mendengar itu

" Eh tapi ini mommy bakal di diemin aja gitu? Udah mati belum sih dad?" Tanya Rafa tanpa beban

'kan kalo udah mati serem~'

" sepertinya belum "

" hanya sekarat " balas Arvin dan Arvan tak kalah santai

Jangan heran kenapa semua anak Siena tak peduli dengan nya , ya karena Siena juga tak pernah peduli pada mereka, baik itu sebelum atau setelah rafa lahir. Ingat bahwa Siena hanya menginginkan anak perempuan.

"Richard"

"Ya tuan"

" Bawa wanita ini ke rumah nya"

" Baik tuan " setelah itu pria yang di panggil Ricard itu menyeret tubuh Siena keluar
.

.

.

.

" Ini kamar mu"

"WA...yah kok gini sih dad?" Kagum nya harus berubah ketika melihat kamar nya tak sesuai ekspektasi nya

" kau tidak suka? Bukan nya ini kamar permintaan mu?" Heran Mavin

karena dulu waktu Mavin membujuk Rafa untuk tinggal bersama nya Mavin sempat menanyakan seperti apa kamar kesukaan Rafa, jadilah dia membuat kan nya disini

" Hmm Rafa no like dad, suram banget kaya gak ada kehidupan tau."

Mavin melihat Kembali kamar itu
Emang iya sih untuk seukuran kamar remaja seperti Rafa kamar itu benar² suram, dinding polos warna abu tua, tanpa motif, tanpa furniture berarti, padahal sangat luas..

" Baiklah kau mau seperti apa?"

Rafa berpikir sejenak

" Ahh tema pokemon aja dad, lucu kayanya hihi~" ucap Rafa saat mengingat kartun favorit nya di kehidupan dulu saat menjadi Rein

'jauh sekali perbedaan nya'

"Baiklah, as your wish boy"

" Sementara kamar ini di renovasi, kau tidur bersama Abang mu "

"Bang Saka?"

" Terserahmu, semua Abang mu tidur sendiri jadi kau bebas memilih mau tidur dengan siapa "
.

.

.

.

Tok tok tok

Rafa mengetuk pintu salah satu abang nya

Ceklek

"Ada apa?" Tanya Arvin heran kenapa Rafa ke kamar nya

" Abang awas dulu~ " Rafa menggeser sedikit mendorong tubuh Arvin agar dia bisa masuk kamar itu.

Sesampainya dia dalam

" Ini kamar apa rumah hantu hiii~" seru nya bergidik ngeri melihat penampakan kamar Arvin

" Kau kesini hanya untuk mengatai kamar ini? "

" Nggk , Rafa cuma mau menilai kamar mana yang cocok untuk Rafa tidur dan kamar Abang sangat tidak cocok. hmm nilai nya -0 ..dah ya bye bang Vin.."

Arvin tercengang, adiknya yang sekarang benar² ajaib
.

.

.

Rafa sampai di kamar kedua

Ceklek

"Loh dek ngapain?" Tanya Saka

" Bang Saka izinkan saya untuk memeriksa kamar anda, oke terimakasih"

Saka bengong, tingkah adiknya sekarang ini sangat azkksks

Lalu menghela nafas ketika adiknya sudah di dalam entah apa yang dilakukan nya

"Hmm lumayan..bang mulai malam ini Rafa tidur disini oke?" Ucap nya setelah mengamati kamar Abang sulung nya itu

Saka tersenyum senang

" Tentu, Abang senang kamu tidur bersama Abang..Tapi bukan nya kamu juga punya kamar disini?

"Punya sih, tapi Rafa mau ada pokemon di kamar Rafa, jadi daddy mau renovasi kamar itu lagi " anak itu kini sedang rebahan di kasur empuk Saka

"Btw bang, tadi mommy ngapain kesini ya?"

" Dia ingin memberikan mu sepenuhnya pada Daddy"

"SERIUS?" Teriak nya sambil merubah posisi nya menjadi duduk

saka mengelus dadanya karena kaget

'sepertinya aku akan sering senam jantung'

"Iyaa.." jawab nya seraya mengelus rambut Rafa lembut..

" YESSS..YUHUUU" anak itu terus berteriak kesenangan bahkan sampai loncat² di kasur Saka.

Ya sebenarnya setelah mendengar cerita Rafa asli, Rein sudah memikirkan rencana pertama nya yaitu keluar dari mansion neraka sang mommy

Dan sekarang itu sudah terjadi tanpa dia melakukan apapun..

" Seneng bgt kayanya? Padahal dulu rela mohon²  buat tinggal bareng mommy"

"Itu kan dulu sebelum Rafa sadar wanita itu gak pantes buat di sebut mommy " jawab nya dengan nada kesal

Saka tersenyum

"Benar.. maka dari itu, hidup bahagialah bersama Daddy dan abang disini"

"TENTUUU"

'Saka sabar Saka ikhlas..'
.

.

.

Sementara di sebuah rumah sakit..

" Putriku..tenang saja aku akan membalas mereka dengan  melenyapkan anak itu sebentar lagi.." ucap seorang pria tua menyeringai menatap putri satu² nya di balik pintu ruang ICU











~~~~~~~~~~~~~
To be continued ~

THANK You dan Luvv you 💕
Jangan lupa tinggalkan jejak yawww 💗

24april2023

I'AM REINZA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang