•Bab°°7

11K 1K 27
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

"Akh..sakit woy pak tua Lo main jambak² aja kek cewek ahh mainnya gak asik " cerocos Rafa ketika Cendrick menjambak kuat rambutnya

"Kau sungguh kehilangan sopan santun mu cucuku, maka dari itu kau harus di ajarkan kembali bagaimana cara menghormati orang tua " tekan nya tanpa melepaskan jambakan nya

"Hah ..ngehormatin orang kek Lo mah gak Sudi gue, coba dimana ada seorang kakek yang nyiksa cucunya sendiri kaya gini" jawab Rafa santai dia udah beradaptasi sama sakitnya di jambak><

Ya setelah melihat Rafa tidak takut dengan cambuk Cendrick berubah pikiran, dia ingin menyiksa cucu nya ini dengan tangan nya sendiri..

Cendrick melepaskan jambakan nya.

"Nah gitu dong,, ANJIR RAMBUT GUEE RONTOKK " kaget Rafa ketika menyentuh rambutnya dan rontok beberapa helai

"Wah kakek tua Bangka Lo jahat banget anjir"

"HUWAAAAA..." tangis Rafa pecah..dia tuh emang gak bisa di tebak nangis nya karena apa:)

"rambut berharga gue hiks.."  Isak nya menatap nanar helaian rambut nya di lantai

Cendrick menatap tak percaya pada Rafa, hei bukan nya nangis karena di jambak ini malah nangis karena rontok mana cuma beberapa helai lagi klo di botakin baru..

'Brak

Arvan mendobrak pintu ruangan tempat Rafa di sekap

Dia mengeraskan rahang nya ketika melihat adiknya tengah menangis pilu di lantai

"SIALAN MATI KAU TUA BANGKA"

Dor

Dor

Dor

Dor

Arvan hendak menembak Cendrick lagi namun Arvin menahannya

"Jangan biarkan dia mati dulu Arvan"

"Bermain sedikit pasti seru kan~" lanjut Arvin menyeringai

Nathan yang melihat itu ngeri sendiri

Padahal tua Bangka itu kayanya udah sekarat masih mau dimainin ck ck

Lalu pandangan nya beralih pada Rafa, anak itu masih menangis pilu

Nathan menghampiri Rafa

"Hei dek .." ucapnya sembari membawa Rafa ke gendongan koala nya

Jangan heran kenapa Rafa gampang bgt buat di gendong , karena tinggi badan mereka tuh beda jauh.

bukan Rafa nya yang pendek tapi emang orang2 di sekitar nya yang kaya Titan:)

"Cup cup kamu sudah aman, jangan takut" ucap Nathan mengelus punggung Rafa pelan

Arvin dan Arvan mendekati Nathan yang menggendong Rafa

Mereka hendak mengambil Rafa dari Nathan tapi

"Hey boy tidak papa, ada Daddy disini" ucap Mavin santai sambil mengambil Rafa dari Nathan

"Hiks..Daddy..huhu"

'malu banget gila, kenapa juga gue nangis cuma karena rontok hiks,,gak elit banget'
.

.

.

.

.

Kini mereka sudah sampai di mansion dengan Rafa di gendongan Mavin dan yang lain mengekori di belakang

Rafa seperti nya mengantuk terbukti dia anteng dari tadi, matanya juga udah berat

"Rafa.."

Suara Abang nya membuat mata itu terbuka lebar lagi, Rafa menoleh

"Bang Saka.."

Saka mengambil Rafa dari Mavin lalu membawa nya ke sofa, yang lain mengikuti

"Sini Abang obati dulu luka mu" ujar saka ketika melihat pipi Rafa memerah bekas tamparan

Rafa hanya mengangguk kantuknya datang lagi

Oh iya saka itu dokter ya, jadi tadi Mavin minta dia stand by aja di rumah buat ngobatin Rafa klo luka

"Shh.." ringis Rafa saat luka nya di kompres

"Sakit ya?"

Rafa menggeleng

"Dingin.." jawab Rafa pelan oke dia Kayanya beneran ngantuk bgt

Mereka tersenyum tipis mendengar perkataan polos Rafa

"Apa ada yang sakit selain ini?" Tanya Saka sambil menunjuk pipi Rafa  yang sudah di kompres

Takutnya kan ada luka lain yang gak keliatan

Rafa terdiam

'gue masih sakit hati njir rambut gue rontok, tapi klo bilang kan gak mungkin.. bisa jatoh harga diri ini'

"Hei kenapa melamun? mengantuk?" Lanjut saka bertanya ketika melihat adiknya itu seperti ingin tidur

Rafa hanya mengangguk saja

Mavin hendak menggendong Rafa tapi

"Biar saka saja.." ucap Saka lalu membawa Rafa ke kamar nya

Mavin menghela nafas lalu menatap 3 pemuda yang menatap nya

"Kenapa?" Tanyanya

"Daddy harus di hukum"

"Gara² ucapan Daddy kita telat menyelamatkan Rafa"

"Sampai Rafa menangis karena tua Bangka itu"

Ucap ketiga orang itu bergantian

Mavin mengangguk pasrah

Untung dia kaya..

Ya udah di tebak bukan hukuman nya apa?

Mereka minta nambah black card:)
.

.

.

.

.

"Eungh..stt males bgt sih pake pengen pipis segala..duh"

Hari sudah malam jam menunjukkan pukul 1:00 pagi dan Rafa terbangun karena kebelet

Akhirnya dengan malas dia bangun menuju kamar mandi, dapat dia lihat Abang nya saka masih anteng tidur di samping nya

Saat dia akan ke kamar mandi

Dor

Prang'

Dor

Rasanya semuanya membeku seketika, Rafa menganga di tempat tak mampu bergerak

"AAAAAA BANG SAKAAAA.."
.

.

.

.

.

~~~~~~~~~~~~~~
To be continued ~

Gantung lagi¶•¶

Kalian aku suruh mikir yaa^^

Thank you Yang udah baca 💕

LUVV YUU Yang udah vote 💗

26April2023

I'AM REINZA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang