-Bab 8 : Traumatisme • Trouvé-

19 4 1
                                    

Nightmare was came to him. Everything and everywhere is dark. But in the end, he will find his lumière again.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Chaos, kata itu menggambarkan dengan jelas situasi yang sedang terjadi di pesta yang dihadiri oleh Mrs. Blanche. Pesta itu hancur seketika saat Mazee belum kembali saat pesta akan berakhir.

Suara sirine polisi pun mulai terdengar.

Sirine mobil polisi menderu menghasilkan kebisingan yang luar biasa di luar gedung. Mrs. Blanche sedang panik diluar sana, pasalnya Mazee tidak terlihat semenjak ia meminta izin untuk bermain dengan teman barunya itu seperti ditelan Bumi. Apa Mazee diculik?

"Apa sudah menemukan sesuatu pak? anak ku,.. " Lirih Mrs. Blanche yang dihadiahi gelengan kepala dari kepala polisi yang membantu menginvestigasikan keberadaan anaknya.

Mata Mrs. Blanche benar-benar memerah. Butiran air yang penuh kepanikan dari matanya siap untuk terjun bebas membentuk sungai kecil di wajah cantiknya itu. Dia merasa sangat bersalah akan apa yang terjadi dengan anak manis yang ia temukan, Mazee.

Karena dirinya lah yang mengajak Mazee untuk menghadiri acara pesta ini.

Sudah sekitar 3 jam lebih mereka terus mencari keberadaan Mazee yang entah kemana. Polisi terus menginvestigasikan keberadaan anak itu sekarang, apakah Mazee tidak bisa ditemukan? Mrs. Blanche sudah gagal menjadi seorang ibu yang baik untuk anaknya, walau itu hanya sebatas anak angkat.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Air mata Nyonya cantik itu akhirnya turun setelah berusaha untuk menjadi kuat. Ini sudah batas kekuatannya, hatinya terlalu sakit saat menyadari hal ini. Sekarang, dia hanya bisa berharap kepada Tuhan agar dirinya dan sang anak segera dipertemukan kembali.

Tiba-tiba saja seorang polisi tergesa-gesa berlari ke arahnya, berharap saja ada kabar baik.

"Madam! Kami menemukan keberadaan anakmu!"

Dia tidak salah dengar kan? Mazee nya ditemukan? Sungai di wajah Mrs Blanche semakin deras dan membentang luas ingin berubah menjadi lautan.

"Katakan,.. Dimana anak ku?"

Polisi itu langsung menuntun Mrs. Blanche untuk melangkah ke arah tempat mereka menemukan Mazee. Usaha mereka yang sudah mencapai tengah malam ini tidak sia-sia.

Mrs. Blanche yang mengikuti langkah dari polisi tersebut kebingungan dengan arah yang yang ia tuju. Pasalnya, tempat ditemukannya Mazee sangatlah tidak normal bagi anak kecil seusianya berada. Tempat itu adalah gudang bawah tanah yang entah digunakan untuk apa.

Sesampainya disana Mrs Blanche dibuat terkejut saat melihat sang anak tergeletak lemah di lantai dengan bibir pucat.

Her Lachrymals flowed more profusely. Rasa bersalah semakin menghantuinya. Wanita itu merengkuh badan kurus sang anak dan menggumamkan kata maaf tanpa henti sambil menangis.

Hatinya merasakan rasa sakit yang tidak bisa didefinisikan saat mengetahui dirinya gagal sebagai seorang ibu yang baik. Sekelebat ingatan masa lalu seketika menusuk ke dalam ingatannya. Membuatnya semakin merasa bersalah.

Wanita paruh baya itu kembali merengkuh kuat tubuh lemas sang anak dan memerintahkan asisten nya untuk memanggil ambulan secepatnya, ia tidak mau kehilangan seseorang yang dicintainya lagi. Sudah cukup orang itu, jangan ambil lagi orang yang dicintainya.

Beberapa menit kemudian ambulan datang dan membawa sang anak melesat langsung ke rumah sakit tanpa waktu yang lama,

It's a Déjà vu.

Sangat persis dengan masa lalu yang pernah dialaminya, berharap saja dia tidak kehilangan orang yang dicintainya untuk yang kedua kali.

Mrs. Blanche memandang wajah pucat Mazee selama di ambulan dengan pandangan yang tidak dapat diartikan. Semuanya baru saja dimulai ketika dirinya dipertemukan dengan Mazee dan dirinya sedang berusaha menjadi ibu yang baik untuk anak itu.

Tapi, skenario Tuhan berkata sebaliknya, atau mungkinkah ini jalan yang terbaik untuknya? Kehilangan memang menyakitkan, namun itu bisa dipelajari hingga sesuatu itu menjadi lebih tangguh dan kuat. Menumbuhkan pribadi dirinya yang lebih baik.

Mrs. Blanche menggeleng kuat, menepis semua pikiran buruk dalam kepalanya.

Tidak.

Wanita itu belum siap kehilangan lagi. Hal ini tidak boleh terjadi untuk kedua kalinya hanya karena kecerobohan dan kelalaian nya. Dan lagi-lagi Taeyeon mengulangi kesalahan lama, berharap terlalu banyak kadang bisa lebih menyedihkan daripada mencoba menerimanya dengan lapang dada.

Pandangan Wanita itu kembali kepada sang anak yang terbaring lemah di brankar.

"Bertahanlah dear, jangan sampai kau meninggalkanku, aku tidak bisa menerima ini untuk kedua kalinya,....."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Déjà vu, dari bahasa Prancis, secara harfiah "pernah dilihat", adalah fenomena merasakan sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu. Déjà vu adalah suatu perasaan telah mengetahui dan déjà vécu adalah sebuah perasaan mengingat kembali.






























































tbc..

Start: 2023.04.24
End  : -

Runway or Run Away?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang