╰┈➤ ❝ [Chapter 2]

767 54 2
                                    

Berdecak kesal, pemuda tersebut terpaksa bangun dari mimpi indah nya akibat gangguan yang datang dari ponselnya yang sedari tadi berbunyi mendapat pesan bertubi-tubi.

(M/n) meraih ponsel nya yang berada di atas nakas. Melihat siapa orang yang di pagi-pagi buta seperti ini sudah mengiriminya banyak pesan.

"Anri? Ck. Apalagi kali ini..."

Ponsel (m/n) kembali berdering, kali ini panggilan masuk dari Anri. Dengan tangan kanan yang menjadi bantalan untuk Rin, (m/n) mengangkat telpon dengan menggunakan tangan kirinya.

"Hallo?"

"(M/n)!! Tolong Lo cepet kesini sekarang. Ini penting!"

"Kenapa anjir, sumpah Lo pagi-pagi udah ganggu orang aja."

"(M/n) ini gawat!! Lo cepet kesini sekarang!!"

"Apanya yang gawat? Lo kenapa?!"

"Proposal buat presentasi nanti ilang!!"

"Hah? Kenapa bisa ilang?"

"Ntar gue ceritain, intinya Lo kesini sekarang ga pake lama."

"Emang Lo dimana?"

"Gue di sekolah. Cepetan Lo kesini! GPL."

"Buset, yaudah gua kesana."

(M/n) mematikan panggilan, lalu meletakkan ponsel ke tempat semula. Ia menatap Rin yang masih tertidur pulas di pelukannya.

"Ga tega gua bangunin Rin."

Tangan (m/n) bergerak mengelus pipi sang kekasih dan mengecupnya. Perlahan ia menarik tangannya yang menjadi bantal agar Rin tidak kebangun nantinya.

Ia beranjak dari ranjang dan merenggangkan otot tangannya sejenak karena pegal. Mengambil ponselnya
(M/n) berniat menghubungi Sae untuk menjemput Rin nanti, karena kalau di ajak berangkat sekarang (m/n) tidak tega membangunkannya.

Selesai dengan urusannya (m/n) berjalan pergi ke kamar mandi. Lalu bersiap-siap untuk berangkat sekolah, jujur saja ia masih mengantuk. Namun kalau tidak menuruti perkataan Anri bisa-bisa ia kena ceramah tujuh hari tujuh malam.

Sebelum berangkat (m/n) menyempatkan diri untuk mencium kekasihnya. Dari kening turun ke hidung, lanjut ke pipi kanan dan kiri, lalu terakhir bibir. Tidak hanya mengecup sekali namun berkali-kali, dasar. Rin yang sedang bermimpi indah melenguh merasa terganggu, (m/n) hanya terkekeh gemas.

"Aku berangkat dulu, sayang."

▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰

Sang mentari menyapa pagi hari dengan senyumannya yang sangat mengagumkan hati. Hingga sinarnya menyelinap masuk melewati celah-celah kecil jendela di kamar pemuda tersebut yang masih enggan membuka matanya.

Mengganti posisi tidur menghadap ke arah kanan, tangannya bergerak menelisik tempat di sebelahnya yang kosong. Seketika netra teal tersebut membelalak tat kala orang yang tadi malam tidur bersama nya sudah tidak ada di tempat.

"Dimana (m/n)?"

Rin beranjak dari ranjang mencari keberadaan (m/n) di sekitar apartemen. Namun hasilnya nihil, (m/n) tidak ada di manapun, entah kenapa tiba-tiba saja jantung Rin berdetak kencang.

Mendengar ponsel nya berbunyi Rin segera meraih ponsel tersebut yang berada di atas nakas. Melihat isi layar Rin menghela nafas lega.

 Melihat isi layar Rin menghela nafas lega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Itoshi Rin X S!MRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang