"Lebih baik mengetahui kebenaran yang menghadirkan air mata, daripada hidup diselimuti kebahagiaan yang fana dan dipenuhi kebohongan semata"-Dangerous Girl-
---------
Gadis cantik dengan rambut kuncir satunya, style dengan celana jeans yang disandingkan dengan sweater oversize tak lupa kacamata bulat yang bertengger di hidungnya dan beberapa buku yang berada dipelukannya.
"Pagi Queen," ucap teman sekelasnya yang tak sengaja berpapasan.
"Pagi," jawab Queen dengan ceria. Setelah itu ia melanjutkan langkahnya menuju ruang kelasnya.
Walaupun stylenya yang tidak seperti gadis-gadis di kampusnya, hal itu tidak melunturkan pesona seorang Queenara. Gadis ceria yang disukai teman-temannya. Tetapi Queen biasanya di kenal dengan sosok lain oleh temannya seperti saat ini ia digosipkan juga,
"Sosial medianya sangat privat,"
"Bahkan Queen itu tidak pernah terlihat seperti kita, bergosip ria sepanjang waktu saat dosen tidak masuk,"
"Dia lebih terlihat penyendiri tapi tak begitu penyendiri juga,"
"Sangat susah mendeskripsikannya,"
"Tapi dia baik, bahkan dia sangat peduli sesama,"
"Iya, memang dia baik. Aku pernah melihatnya membantu seekor kucing yang terluka parah,"
"Iya, bahkan dia merupakan perempuan tipe idamanku,"
"Sayangnya, dengan penampilan seperti itu dia terlihat sangat culun dan membosankan,"Begitulah perbincangan teman kampusnya. Tak jarang dari mereka penasaran terhadap gadis itu. Yang mereka lihat hanya senyuman manis tapi untuk tertawa lepas belum pernah mereka lihat dari sosok Briella Queenara.
"Queen!" panggil dosen yang berada di depan.
Queen yang sedari tadi mencoret-coret bukunya ntah membuat apa pun mendongak.
"Iya pak?" tanya Queen dengan tatapan polosnya.
"Saya lihat daritadi kamu hanya diam saja sibuk dengan urusan mu sendiri, sekarang saya mau tanya apa saja yang sudah saya jelaskan dari tadi?"
Queen terdiam, jujur saja ia memang tidak mendengarkan dan sekarang ia kebingungan.
"Kenapa diam saja, tidak bisa menjawab? Kalau begitu keluar dari kelas saya!"
Tanpa basa-basi lagi Queen segera membereskan alat tulisnya setelah itu ia keluar dengan menggendong tasnya.
"Permisi," setelah itu Queen melenggang pergi.
Ditengah lorong kampusnya Queen tak sengaja menabrak sosok gadis yang seumuran dengannya. Mereka saling tatap dan memungut masing-masing buku.
"Maaf mbak," ucap gadis itu lalu pergi terburu-buru.
Queen yang masih menatap gadis itu merasa seakan tidak asing.
"Siapa gadis itu?" batinnya yang merasa seakan ia tidak asing dengan sosok yang telah menabraknya.
Tak ingin berlarut-larut dengan pikirannya, Queen memilih untuk pergi ke suatu tempat yang membuat ia tenang.
Perpustakaan!
Setelah masuk ke dalam perpustakaan, ia mengeluarkan satu buku dari dalam tas nya. Menuliskan sesuatu dengan sangat serius.
Wajahnya sangat serius, kedua alis yang terlihat seperti berpikir keras dan tangannya yang lihai menindah satu kertas dan kertas lainnya. Setelah itu ia mengeluarkan laptopnya dan mengetikkan sesuatu disana dengan sangat cepat.
Hanya bunyi jam dinding yang menemaninya terlihat ia melingkari sesuatu di dalam kertas itu. Dan terkahir ia memasukkan laptopnya kembali ke dalam tas dan pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS GIRL
Teen FictionIni bukan tentang gadis manja, ini bukan juga bukan tentang gadis menye-menye, ini tentang sosok gadis yang mencari keadilan terhadap dalang dibalik kehancuran hidupnya. Ada banyak pertanyaan di benaknya, ada banyak teka-teki atas kematian separuh...