D.G 3

17 2 0
                                    

"I don't trust you!"
-  Dangerous Girl -

-----

Di suasana pagi yang mendung, seorang gadis dengan pakaian serba hitam, rambut yang tergerai ditutupi kerudung hitam tanpa peniti, kacamata hitam yang sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih.

Gadis yang meletakkan kepala di setir mobilnya dengan cepat mendongakkan kepalanya memperlihatkan raut wajah nya yang menahan amarah.

"Setiap detik, setiap menit, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun mereka berhasil membuat hidupku hancur. Mereka tidak pernah memberikan jeda untuk aku merasa tenang. Bahkan, karena rasa trauma itu, mimpi itu masih terus berdatangan," gumam gadis itu sambil mengeraskan rahangnya. Kuku tajamnya menancap indah di setir mobil itu hingga menimbulkan bekas.

"Kau mengkhianatinya dan membunuhnya. Kau, kau, kau, kau,kau! Mr. Arsen i want to kill you everyday, and everytime!" teriak gadis itu sambil memukul-mukul setir mobilnya dengan kencang.

Setelah itu ia menancapkan gas mobilnya dengan kencang hingga dedaunan yang kering beterbangan kemana-mana.

________________________

"Bagaimana?" tanya Camelia pada suaminya.

Arsen menatap Camelia dengan datar dan menggelengkan kepalanya.

"Aku mohon Arsen, cepat temukan peneror itu. Aku takut putriku dan kita dalam bahaya," ucap Camelia dengan nada khawatir miliknya.

"Kau fikir mudah untuk mencari seorang peneror? Apalagi orang ini sungguh misterius. Bahkan ia tidak meninggalkan jejak apapun selain inisial E," ucap Arsen dengan raut wajah yang tampak berpikir keras.

"Malik, tolong cari tahu siapa dalang di balik semua ini. Cari tahu sampai dapat, kau paham?" perintah Arsen kepada anak buahnya.

"Baik tuan, kalau begitu saya permisi," ucap Malik sambil membungkukkan sedikit badannya dan melenggang pergi.

"Siapapun dia, dia bukanlah manusia sembarangan yang mudah untuk ditemukan. Tapi aku, aku akan segera menemukannya," gumam Arsen dengan tangan yang terkepal erat.

__________________________

Di sebuah mansion megah nan mewah terdapat keluarga yang sangat harmonis. Bahkan keluarga mereka adalah keluarga pemilik perusahaan ternama dan terbesar nomer 1 di asia.

"Keluarga Robert"

Itulah sebutan mereka dari para kolega bisnis mereka.

"Sayang, kenapa kamu melamun dari tadi?" Tanya seorang wanita paruh baya yang bernama Ratna.

Tepukan dari Ratna membuat lelaki itu sadar, bahwa ia melamun sedari tadi.

"Ibu, aku tidak akan pernah bisa menyembunyikan sesuatu padamu. Aku telah jatuh cinta ibu," ucap lelaki itu dengan tatapan serius menghadap sang ibu, dan menggenggam kedua tangan ibunya.

Tentu saja pernyataan dari putranya membuat Ratna bahagia. Sudah sejak lama ia menunggu kalimat itu dari putranya. Semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu, akhirnya sang putra ingin membuka hatinya kembali.

"Ibu," panggil lelaki itu saat melihat ibunya tersenyum dan melamun.

"Eh tidak, tadi ibu berpikir siapa yang sudah berhasil mencuri hati putra ibu ini, hm?" tanya Ratna dengan gemas pada putranya.

"Hehe, aku juga tidak tahu dia siapa ibu, aku hanya tau wajahnya tapi tidak dengan sifatnya. Aku hanya tau suara nya tapi tidak dengan hidupnya. Dia sangat misterius bagiku. Dia sangat tertutup, dia sangat serius dan bahkan dia tidak memiliki seorang pun teman," jawab lelaki itu dengan wajah menerawang ke atas langit.

Tentu saja Ratna yang mendengar itu mengerutkan keningnya.

"Lantas mengapa kamu bisa jatuh cinta sama dia?" tanya Ratna

"Keseriusannya dalam mengerjakan sesuatu, tatapannya yang tajam, perkataannya yang sulit di terka, dan kesederhanaannya." Ucap lelaki itu dengan senyuman yang terus mengembang selama menjelaskannya.

"Pastikan kamu tau orangnya dulu, karena keluarga kita dikenal dengan keluarga terpandang. Pastikan dia bukanlah perempuan nakal yang hanya pintar dalam dunia malam," ucap seorang lelaki paruh baya yang bernama Robert. Ayah dari lelaki itu.

"Pasti ayah, aku akan pastikan perempuan yang kusuka dan cintai itu dia bukanlah perempuan seperti itu," jawab lelaki itu dengan tegas.

"Baguslah Viktor, ayah percaya padamu," ucap Robert sambil menepuk pundak putranya lalu melenggang pergi dari sana.

"Ibu, apa kau percaya pada cintaku ini?" tanya Viktor pada ibunya

Ratna membalas dengan anggukan dan senyuman.

"Ajak dia bertemu denganku, ayo masuklah diluar sudah mulai dingin," setelah mengucapkan kalimat itu, ia pergi dari sana.

Viktor tersenyum penuh makna saat mendengar ucapan ibunya, tak lama kemudian Viktor mengikuti keluarganya masuk kedalam mansion.

_______________________

Di pagi hari yang sangat cerah, saat ini seorang gadis berdiri di depan cerminnya.

"Sudah siap Queen?" monolog gadis itu sambil memakai kacamatanya. Lalu mengambil tas di kursi belajarnya dan keluar dari kamar itu.

Ia memakan roti buatannya dan berangkat ke kampusnya.

Tangannya menghentikan taksi, lalu memasuki taksi itu.

"Ayo pak jalan," ucap Queen sambil melihat handphone nya.

Setelah 30 menit, ia sampai di gerbang kampusnya.

"Berhenti disini aja pak, ini uangnya terima kasih," setelah itu ia turun dari taksi itu dan menuju kedalam kampusnya.

"Hai, pagi," sapa seorang gadis yang akhir-akhir ini selalu mencoba dekat dengan Queen.

"Hai," jawab Queen dengan singkat lalu berjalan dengan terburu-buru.

"Eh, kau kenapa buru-buru sih? Aku Keisya. Kau bisa memanggilku Keisya, Aku pindahan dari Universitas London," ucap Keisya sambil mengejar Queen dan menarik tangan Queen untuk bersalaman.

Queen terpaksa berhenti. Rasanya keinginan dia untuk tidak memiliki teman akan sedikit terganggu.

"Queen. Aku mohon jangan ganggu aku, bisa?" ucap Queen sambil menerima uluran tangan Keisya.

Keisya mengerutkan keningnya. Wahh ini merupakan momen langka yang pernah ia dapatkan selama ini.

"Maksudmu? Aku cuma ingin berteman. Kebetulan juga aku pindahan dari London dan masih belum punya temen, so, aku mau kau menjadi temenku aja. Aku tidak berniat mengganggumu, maaf," ucap Keisya dengan sendu.

Queen hanya menghela napas nya sebentar.

"Silahkan berteman denganku kalau kau bisa tahan sama sifatku. Aku mungkin bisa ramah sama semua orang tapi tidak mungkin bisa jadi seorang teman dari mereka ataupun kau, paham?" jawab Queen dengan wajar datarnya.

"Oke, jadi namamu Queen. Jujur aja aku sama sekali tidak mengerti dengan ucapanmu, tapi mari kita berteman," ucap Keisya sambil mengulurkan tangannya.

Tentu harapan itu menjadi kosong, ingin apa Keisya? Berteman? Queen?

"Itu karena tidak semua orang akan mengerti orang lain jika tidak berada di posisi yang sama, tapi baiklah," ucap Queen sambil menerima uluran tangan Keisya.

Sungguh Keisya sangat senang akhirnya ia memiliki teman begitupun dengan Queen, tapi tidak sepenuhnya dia senang akan tetapi menambah kewaspadaannya.

Bagi dia terkadang pertemanan tidak dapat diterima secara tulus atau kekeluargaan. Karena tetap saja wujud mereka manusia, yang bisa kapan saja pergi dan berbuat salah tanpa rasa bersalah.

"Yang perlu kau tahu, aku membenci pengkhianatan, kecurangan ataupun kebohongan," setelah mengucapkan itu Queen pergi darisana.









DANGEROUS GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang