Setelah kemarin Yuuta dan (Name) resmi menjadi sepasang suami istri, sesuai janji mereka pergi terlebih dahulu ke pemakaman kedua orang tua (Name).
Disana (Name) menumpahkan seluruh air mata tanpa ditahan lagi. Tidak bisa dipungkiri ia bisa tumbuh besar tanpa kedua orang tua bagi Yuuta, istrinya itu adalah wanita terhebat kedua setelah ibunya.
Disampingnya, Yuuta berusaha memberi semangat dengan mengusap lembut kedua bahu (Name).
"Sayang udah jangan nangis nanti Ayah sama Ibu sedih" hibur Yuuta.
"Aku gak nangis!" elak (Name) cepat. Padahal wanita itu memang beneran menangis.
"Udah ah sekarang gantian aku yang mau izin" (Name) mengangguk setuju lalu membiarkan Yuuta berhadapan dengan makam kedua orang tua (Name).
Yuuta berdoa sejenak untuk kedua mertuanya. Seusai memanjatkan doa, ia juga meletakkan dua bucket bunga mawar merah diatas pemakaman.
"Ayah, Ibu.. Maaf aku baru sempat berkunjung kesini. Aku Okkotsu Yuuta ingin meminta izin restu untuk menjaga satu-satunya putri kalian. Maafkan semua kesalahanku karena telah membuat putri kalian tersiksa selama ini.. Aku juga ingin berjanji untuk membahagiakan (Name), menjadikan (Name) satu-satunya wanita yang akan ku cintai. Semoga kalian bisa merestui hubungan kami kedepannya" ungkap Yuuta tanpa ragu.
BRUK.
Yuuta sedikit kaget kala tubuh (Name) tiba-tiba memeluk erat punggungnya dari belakang. Senyuman tipis timbul di bibir pria itu.
"Ayah, Ibu, aku cinta suamiku jadi kalian harus merestui hubungan kami disana!" curhat (Name) jujur.
Yuuta segera berbalik badan untuk memeluk (Name) erat. Ia merasa lega karena sekarang ia sudah menjadikan (Name) satu-satunya teman hidup semati Yuuta.
Semua keraguannya sedari dulu ia tepis. Ia sudah tidak peduli lagi karena menurut Yuuta, hal itu hanya membuat (Name) semakin terluka karena ia ragu.
"Gak mau lepas!" rengek (Name) kala Yuuta mau melepaskan pelukan mereka.
"Tapi kita harus ke tempat keluargaku dulu kan?" (Name) mengangguk tapi masih tidak mau melepaskannya.
"Ya udah kalo gitu.."
Yuuta berakhir menggendong (Name) layaknya menggendong bayi dari depan. Pria itu berjalan santai meninggalkan pemakaman menuju mobilnya. (Name) sendiri tidak protes dan malah menyembunyikan wajahnya pada caruk leher Yuuta.
"Turun udah sampe mobil nih" titah Yuuta yang membuat (Name) akhirnya turun juga.
Mereka berdua pun menaiki mobil menuju rumah keluarga utama Okkotsu. Sepanjang perjalanan hati (Name) tidak tenang karena takut dapat mertua galak seperti di sinetron yang ia tonton beberapa waktu lalu.
"Yuuta" panggil (Name).
"Hmm? Kenapa?"
"Mertuaku gak galak kan? Aku gak bakal disidang kan?" Yuuta tertawa mendengar pertanyaan konyol dari istrinya.
"Enggak lah sayang. Kamu santai aja jangan terlalu dipikirin yang ada kepala kamu sakit sendiri"
"Ya kan aku cuma nanya! Aku khawatir tau kalo emang gak sesuai ekspektasi keluarga kamu!"
"Ya emang keluargaku agak jahil dikit tapi tenang aja mereka gak jahat kok"
"Bener ya! Serius?!" sanksi (Name).
"Iya serius sayang"
.
.
.
.Setibanya dirumah keluarga Okkotsu, wajah (Name) udah pucat seketika. Apalagi suasana disana terlihat damai dan asri. Biasanya kalau begitu pasti didalamnya terasa aura mencekam.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAHI AKU CEPAT! [Okkotsu Yuuta X Reader] | [√]
Paranormal[Completed] [INI SEQUEL DARI FANFIC SEBELAH YANG BERJUDUL 'PATIENT'] Bercerita tentang Okamoto (Name) yang menjadi asisten pribadi Okkotsu Yuuta. (Name) sebenarnya hanya tertarik pada dunia Jujutsu namun ia bukanlah penyihir. Ia hanya bisa melihat k...