16. Meluncur

768 65 136
                                    

Hari ini atau lebih tepatnya sore ini (Name) mengajak pacarnya belanja bulanan di Mall besar untuk keperluannya. Yuuta yang kebetulan lagi tidak ada tugas tentu saja mengiyakan ajakan (Name).

Selagi gadis itu sibuk memilih makanan instan, Yuuta hanya menunggu sembari mendorong troli belanjaan. Atensi Yuuta teralihkan pada pasangan yang berdiri tidak jauh dari mereka. Bukan iri atau apapun, Yuuta justru fokus menatap jemari keduanya yang terdapat cincin melingkar.

Yuuta mencengkeram erat troli yang ia bawa. Matanya kini fokus menatap (Name) yang sudah asik melihat diskonan lain. Pria itu memilih mendekat kearah (Name) sembari mendorong troli.

       "Udah belanjanya?" tanya Yuuta ramah.

      "Sensei, aku bingung deh mau pilih sabun wangi vanilla atau stroberi. Menurut Sensei yang mana?" keluh (Name) cemberut.

     "Kenapa gak beli aja dua-duanya?" jawab Yuuta simpel. Kepalanya mau pecah kalau suruh pilih salah satu.

     "Ya Sensei sih enak bilang gitu, aku kan belum bayar ganti rugi karena rusakin peralatan Lab bulan ini" kalau sudah mengingat isi dompet, (Name) seketika miris sendiri melihatnya.

     "Kenapa kamu malah jadi adu nasib? Emang menurut kamu aku ikut kesini cuma mau nganter kamu doang gitu? Maaf aku bukan supir"

     "Gak gitu tapi kan-"

     "Pilih aja sesukamu, urusan bayar biar aku" potong Yuuta cepat.

     "Seriusan?!" Yuuta mengangguk. (Name) tersenyum lebar setelahnya.

Bohong kalau ia menolak tawaran gratis dan menguntungkan itu. Lagian kapan lagi coba ditraktir pacar kaya dan tampan seperti Yuuta? (Name) jadi kepikiran sebenarnya berapa gaji Penyihir Jujutsu yang memiliki julukan terkuat.

Pada akhirnya gadis itu kalap dan membeli barang-barang yang ia suka hingga troli sudah penuh. (Name) melirik Yuuta tapi tetap saja Pria itu tidak berniat protes sedikitpun padanya.

       "Kok Sensei gak protes sih?!" kesal (Name). Yuuta yang kebetulan abis melirik sebentar kearah toko pakaian seketika menoleh.

      "Protes kenapa?" tanya Yuuta bingung.

     "Ini aku lagi nguras keuangan Sensei loh! Kok Sensei diem aja aku belanja sebanyak ini?!"

Yuuta terdiam sejenak menatap belanjaan didalam troli. Ia tidak mengerti maksud (Name) harus protes yang seperti apa, jadi daripada gadis itu memaksa jadilah Yuuta mulai mengatakan sesuatu.

      "Troli nya udah penuh ya, mau nambah satu lagi gak? Takut kamu kurang"

      "Gak sekalian borong aja satu toko?" sindir (Name).

      "Boleh aja kalo kamu mau" jawaban Yuuta membuat (Name) menganga lebar.

      "Udahlah aku gak mood! Bayar sekarang aja" Yuuta hanya manggut-manggut saja hingga mereka berdua jalan menuju kasir.

(Name) memperhatikan sekaligus mengintip sedikit saat Yuuta melakukan pembayaran. Tidak banyak uang cash didalam dompetnya hanya saja ada satu buah kartu berwarna hitam yang membuat (Name) melongo.

     "AYAH BUNDA! MENANTUMU KAYA! Tapi aku semakin insecure dengan ketimpangan pendapatan ini" batin (Name) miris.

Setelah Yuuta menyelesaikan semuanya termasuk membawa barang belanjaan, kini mereka berjalan untuk pulang dari Mall tapi sepanjang jalan Yuuta terus melirik kearah toko yang sekiranya membuat pacarnya itu tertarik.

      "Gak mau beli baju dulu?" tanya Yuuta.

     "Mager ah, lemariku udah penuh"

     "Bisa beli lagi kalo itu. Gimana mau gak? Apa mau mampir beli yang lain?" tawar Yuuta.

NIKAHI AKU CEPAT! [Okkotsu Yuuta X Reader] | [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang