Surat Satu -Jaga

295 35 0
                                    

Srak..

Suara kertas yang beradu dengan amplop yang melapisinya terdengar jelas di ruangan yang penuh kardus tersebut. Yukimiya Kenyu membuka kertas yang terlipat rapi itu dan membacanya di dalam hati.

-Kepada,
Yukimiya Kenyu; Tokyo,
4 April, 2018-

Halo, Kenyu..
Apa kabarmu? Sehat?

Bagaimana keadaan matamu? Apakah ada kemajuan? Bagaimanapun keadaanmu, aku akan terus mendoakanmu dari sini, Yukki.

Aku tahu, kau pasti tengah berjuang untuk meraih mimpimu di tengah-tengah cobaan yang tuhan hadapi.

"Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan hambanya."

Selalu ingat kata-kata itu, Kenyu.

Jika kau ingin menangis, menangislah. Kau tetaplah seorang manusia yang memiliki hati dan perasaan.

Jika kau ingin mengeluh, mengeluhlah. Kau tetaplah manusia yang bisa merasakan letih dan lelah.

Namun, jangan pernah menyerah, jangan pernah putus asa, bahkan jika topan, badai, serta ombak pasang turut menghantammu. Ingatlah, ada aku yang selalu berdoa untukmu. Walaupun kita tidak bisa bertemu saat ini, tapi kita akan tetap terhubung, hahaha:).

Jaga segala hal yang harus kau jaga, Kenyu.

Sampai jumpa di surat berikutnya, sayang.

-Dari kekasihmu yang selalu menunggumu, Hakasa [Name];
Prefektur Miyazaki, 4 April, 2018-

Yukimiya Kenyu tersenyum teduh. Ah, betapa rindunya Ia dengan masa surat-menyurat bersama gadis itu.

Yukimiya mengelus lembut tepian surat dengan ibu jarinya. Usia surat ini sudah lima tahun, namun kertas surat tersebut masihlah bagus. Hal ini membuktikan bahwa Yukimiya Kenyu sangat-sangat menjaga surat tersebut, bahkan goresan tinta hitampun masih terlihat jelas seperti baru saja ditulis. Tidak ada sedikitpun yang luntur. Hanya saja, debu tetap menempel di permukaan kertas kuning tersebut.

Ah, sepertinya kegiatan mengeluarkan kardus-kardus barangnya akan sedikit tertunda, melihat jumlah amplop-amplop berisi surat di dalam kotak hitam tersebut. Tidak banyak, tapi tidak sedikit juga.

Ia sepertinya hanya akan membaca beberapa dari mereka, karena jika harus membaca semua surat-surat ini, maka kegiatannya akan tertunda lebih lama lagi. Biarlah ia sedikit bernostalgia dengan membaca surat-surat lama tersebut.
Surat dari gadis spesialnya, Hakasa [Name], dan balasan yang Yukimiya kirimkan untuknya.

. . .

Untukmu nan Jauh Di SanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang