Back Story: Their Story Back Then (Pt. II)

142 12 4
                                    

📌 FOR YOUR INFORMATION, tulisan bergaris miring berarti flashback. (Kecuali surat)

📌 chapter panjang, 1400 kata.

📌 penulisan garis panjang (_______) di bagian dalam surat menunjukkan surat tersebut terbagi menjadi dua halaman. Paragraf di atas garis sebagai halaman pertama dan sebaliknya.

Enjoy your read.

_ _ _

Dokter dan para perawat masih di dalam ruang ICU. Berusaha mengembalikan keadaan stabil sang pasien.

Masih terlalu cepat untuk menyerah. Dokter dan perawat berjuang untuk menarik kembali nyawa yang sudah berada di ujung tanduk.

Kondisi [Name] semakin lama semakin memburuk dan memburuk. Beberapa perawat hampir frustrasi, namun mereka tahan. Keluarganya dan sang kekasih menunggu di luar sana, berharap akan mendapat kabar menenangkan nantinya.

Entah sudah berapa kali alat kejut jantung itu digunakan, dan pada akhirnya alat tersebut diistirahatkan. Semua alat dicabut. Dokter dan perawat sudah menurunkan tangan dan bersiap menyampaikan kabar mengenai kondisi seorang Hakasa [Name] pada orang-orang yang menunggunya di luar ruangan.

Dokter dan perawat berbalik, membuka pintu, dan menemui keluarga [Name], sahabat, dan sang kekasih dari gadis tersebut, Yukimiya Kenyu.

Suasananya sepi. Bagai tak ada gelombang suara lain selain milik sang dokter yang kini tengah berbicara.

Sang dokter bertutur dengan hati-hati, mengonfirmasikan bahwa [Name]—

"Nona Hakasa ... meninggal dunia "

—telah berpulang.

Aya, dan keluarga [Name], memecahkan tangis.

Lalu, Yukimiya Kenyu pun runtuh.

.

.

.

Pemakaman berjalan sebagaimana mestinya. Dengan cuaca cerah yang mengiringi kepergian [Name].

Para kerabat, dan warga sekitar sudah kembali ke rumah masing-masing. Menyisakan keluarga [Name], keluarga Yukimiya, beserta keluarga Aya di sana.

Mereka saling menguatkan, dan mengingatkan untuk bertabah atas kepergian gadis kesayangan mereka.

Aya membuka suara, "bahkan ketika ia pergi pun, langit cerah, seakan-akan ia sudah ditunggu di sana." Ujarnya dengan air mata dan senyum sendu di wajahnya.

Tangis Ibu [Name] semakin menjadi, sampai pada akhirnya keluarga [Name], beserta keluarga Yukimiya dan Aya meninggalkan makam.

Yukimiya Kenyu sendiri masih terduduk di sana. Enggan bergerak dan beralih.

Aya yang awalnya ikut pergi bersama keluarganya pun kembali dan menemui Yukimiya yang masih di makam.

"Yukimiya-san," panggilnya.

Yukimiya tidak menjawab, menoleh pun tidak.

"Ayo kembali, kau masih bisa mengunjunginya kapan pun yang kau mau,"

Yukimiya yang mendengar hal itu menggeleng.

"Yukimiya-san,"

"Pergilah, Aya. Aku akan menyusul," ucap Yukimiya dengan suara serak.

Aya mengeratkan tautan jari-jemarinya, "baiklah. Jangan terlalu larut, Yukimiya-san."

. . .

Untukmu nan Jauh Di SanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang