Argel keluar dari tenda tempat peristirahatannya. Ia memakai baju serba hitam untuk melakukan pelatihan pertama di lapangan. Teman-temannya pun sama, mereka tengah asik dengan dunianya sendiri.
"Eh, kok disini gak ada jaringan sama sekali?" seru seseorang sembari mengangkat tangannya guna mendapatkan jaringan.
"Sama gue juga, padahal dah niat mau post di Instagram!"
"Argel," panggil Gian menghampiri Argel yang hanya diam ditengah gempuran hebohnya teman-temannya.
"Kenapa?"
"Jangan banyak diem,"
Argel berdecak, "Siapa juga yang diem, gue cuma masih kebayang kejadian itu aja." ucapnya sembari menundukkan kepala.
"Fokus, tujuan kita untuk pulang, kan?" Perkataan Gian membuat Argel mendongak dengan raut bingung.
"Tante Vio sama Hazel pasti ditempat karantina, karena yang ditempat pelatihan cuma anak sekolahan." jelas Gian.
"Kata siapa?"
"Gue yakin, orang-orang yang ada diluar itu dibawa ke karantina."
"Gian," panggil Argel dengan tatapan datarnya. "Gue pengen ketemu Mama sama Hazel."
"Bisa, asal lo fokus."
Argel mengangguk, "Gue gak tau alur apa yang dibuat nanti tapi kita harus keluar bareng dan pulang juga."
Gian mengangguk dengan senyuman. "Pasti, kita pasti bisa bareng-bareng."
....
Pelatihan SMA Gapura dibagi kelompoknya menjadi 4 yang beranggota 25 orang. Semuanya baris menghadap para tentara yang akan memberikan mereka pistol. Setelah itu mereka semua melakukan pemanasan dan melakukan pelatihan ringan.
Mereka diberi istirahat selama 30 menit. Langit yang mendung dan nampak hujan diluar, mereka tetap melaksanakan latihan. Tempat pelatihan tersebut dilakukan dilapangan tetapi di atasnya mereka tutupi agar air hujan tidak membasahi para murid. Tempat tersebut juga berbentuk indoor.
Mahesa berjalan dengan tangan dimasukkan ke saku. Ia berjalan di sisi orang-orang yang berbeda sekolah dengannya. Matanya menelisik sekitar seperti mencari seseorang. Melihat segerombolan laki-laki membuatnya langsung menghampiri mereka.
"Kalian kayaknya anak-anak nakal," celetuk Mahesa menghentikan kegiatan seru mereka yang tadi sedang bercanda tawa.
Seseorang menatap Mahesa datar, "Siapa lo?"
"Mahesa dari SMA Gapura," jawab Mahesa.
Anak-anak laki-laki yang ada di sana langsung heboh membuat kegiatan mereka menjadi pusat perhatian. "Kenapa lo di area sini? Ini wilayah SMA Pertiwi."
"Masalahnya, gue sama temen-temen gue lagi gak enak mulut. Gue minta solusi," ujar Mahesa tanpa to the point. Beberapa saat mereka tertawa seolah paham apa yang dikatakan Mahesa.
"Berapa batang?" tanya seorang laki-laki dengan slayer putih.
Mahesa tersenyum, "Empat."
Dia nampak mengeluarkan sesuatu dari sakunya lalu memberikan satu bungkus rokok yang membuat Mahesa tersenyum sumringah. Mahesa menerimanya dan ia tersenyum semakin lebar ketika mendapatkan apa yang ia butuhkan.
"Yoksi! Thanks, lho!"
Dia mengangguk, "Kapan-kapan bisa kali kita gabung?"
"Pasti itu mah! Yaudah gue duluan, sekali lagi thank you." pamit Mahesa.
"Yoi!" sahut mereka sebelum Mahesa melangkah pergi.
Mahesa langsung pergi ke tempat tersembunyi di mana teman-temannya sedang menunggu kehadirannya. Ia melihat sekitar dahulu apakah aman dari penjagaan para tentara. Ia langsung masuk ke dalam dan disambut mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Water; be careful with water
RandomWaspada! Hati-hati dengan genangan air Hujan mengguyur kota Jakarta selama satu bulan penuh. Tiada hari hujan berhenti, air terus membasahi bumi sehingga banyak kejadian banjir dan longsor. Kabar terkininya, hujan sudah mengguyur 1 negara yakni Ind...