Ep 4 : latihan menembak

250 34 2
                                    

SMA Gapura dikumpulkan untuk kembali memulai pelatihan. Hari ini mereka akan berlatih cara memegang senapan dengan benar. Setelah itu cara mengarahkan senapan yang sesuai dengan targetnya agar tidak meleset.

"Bukan gitu caranya," komentar seseorang yang membuat Hachel menoleh dengan raut keheranan.

"Siapa?" tanya Hachel. Pasalnya orang itu bukan berasal dari sekolahnya.

Dia tersenyum lalu menghampiri Hachel. "Bagian handguard pada senapan harus diletakkan pada huruf “V” yang terdiri dari jempol dan jari telunjuk kamu. Pegangannya harus ringan, seperti jabat tangan yang buruk, dan pergelangan tangan kamu harus lurus dengan jari-jari yang melengkung secara alami di sekitar handguard." jelasnya.

"Liam dari SMA Pertiwi." jawabnya.

"Kenapa ada disini? Gak ada anak SMA Pertiwi latihan disini." kata Hachel merasa bingung dengan kehadiran cowok itu.

"Gue disini emang gak sama anak-anak yang lain,"

"Mau ngapain?"

Liam terdiam, dia menatap Hachel yang menatapnya dengan penasaran. Ia hendak menjawab tetapi suara wanita tentara menginstrupsi mereka.

"Latihan yang benar!" sentak wanita tentara itu. Dia menatap Liam dengan memicingkan matanya. "Kamu bukannya anak SMA Pertiwi?"

Liam tersenyum dengan kikuk sembari menggaruk tekuknya. Wanita itu langsung berkacak pinggang dengan wajah garangnya. "Kembali ke lapangan kamu!"

Liam mengangguk, sebelum pergi dia menatap Hachel tanpa mengatakan apa-apa. Hanya senyuman manis yang ia berikan dan Hachel hanya memasang wajah datar.

....

Berbeda dengan SMA Gapura. SMA Pertiwi dan Taruna melakukan penembakan untuk jumlah skors mereka. Mereka disini hanya berbeda lima hari dengan SMA Gapura jadi tidak ada orang yang lebih dulu disini sebenarnya. Karena yang lebih dulu disini berasal dari sekolah lain yang sudah keluar.

"Menurut kalian, sekolahan mana yang banyak cewek cantiknya?" tanya Milo, anak SMA Taruna.

"Menurut gue nih dari anak Gapura, beuhh asli kayak menarik semua!" ujar Gio.

Anak SMA Taruna bergantian latihan dengan SMA Pertiwi sehingga anak Taruna tengah beristirahat sekaligus melihat anak Pertiwi latihan. Setengah dari anak laki-laki ini menghabiskan waktunya untuk membicarakan perempuan.

"Menurut gue anak Pertiwi juga gak kalah sih," ujar Ajenka.

"Kenapa?" tanya Milo.

Ajenka menoleh kearah Milo lalu tersenyum, "Ada orang yang gue suka disini."

Sontak mereka semua langsung heboh dan menjadi pusat perhatian. Ada satu tentara menegur mereka untuk tidak berisik dan mereka hanya mengangguk patuh. Bukannya bubar, mereka malah kembali melanjutkan cerita.

"Siapa-siapa? Ada disini orangnya?" tanya Bima dengan begitu penasaran.

Ajenka mengalihkan pandangannya ke murid-murid Pertiwi yang sedang melakukan latihan menembak. Senyumnya terbit kala melihat seseorang yang selalu membuatnya bersemangat.

"Cantik, manis, tinggi, keliatan elegan. Duh! Idaman gue banget." seru Ajenka dengan memandang perempuan yang disukainya dengan perasaan berbunga-bunga.

Sontak pandangan teman-temannya mengikuti arah pandang Ajenka. Mereka mengangguk paham dan tahu siapa yang ditaksir Ajenka.

"Oh, kalau gak salah namanya Kiran deh." ujar Gio.

Ajenka menatap tajam Gio. "Bukan! Namanya Karin, gue udah kenalan sama dia."

"Dia kan punya kembaran," timpal Milo.

The Water; be careful with water Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang