Ajenka membawa trolinya masuk kedalam mobil. Nathan berteriak memanggil mereka semua untuk masuk kedalam mobil segera. Hachel melihat Kiran yang masih menembak monster bersama Mahesa. Lelaki itu langsung menarik Kiran untuk segera pergi.
Satu tembakan Mahesa layangkan kearah monster air sebelum menutup pintu mobil. Lalu tak lama terdengar ketukan pintu yang keras dari para monster yang mencoba ingin masuk kedalam.
Suara nafas yang masih tersengal begitu mendominasi ruangan. Ajenka bertepuk tangan secara tiba-tiba dan pandangan itu mengarah pada Kiran. Tak lama mereka semua ikutserta bertepuk tangan.
"Gak nyangka, ternyata kecil-kecil cabe rawit!" celetuk Mahesa.
"Bangga deh gue." timpal Nathan yang duduk mengemudi.
"Sumpah, tau gak?! Tadi tuh lo keren banget, dek." seru Ajenka begitu antusias akan apresiasinya.
Kiran tersenyum dengan malu-malu. "Masa sih?"
Argel merangkul bahu Kiran. "Gue sampe tercengang lho, ngeliat lo bantuin gue sama Hesa tadi."
"Mantap!" balas Gian seraya mengacungkan jempol.
"Lo emang keren banget, cuma ketutup rasa grogi lo. Tingkatkan lagi," ujar Hachel sembari tersenyum manis.
"Nenek lampir harus tau nih," celetuk Ajenka.
"Iya bener, dia harus tau kalau orang yang diremehkannya itu keren banget!" balas Mahesa.
"Gak perlu, aku takut kalau nanti dia malah makin benci sama aku." cela Kiran dengan raut sendu.
"Gak perlu khawatir, gue yakin Aruan orangnya gak seperti itu." kata Gian.
"Tapi Aruan walaupun gitu dia punya solidaritas yang tinggi sih. Ketutup gengsi sama emosian aja." timpal Ajenka.
"Benarkan, kita tunggu aja. Perlahan sikapnya bakal berubah."
....
Langit dan Kayle yang berdiam diri di rumah dengan keheningan selama hampir 1 jam tersebut. Mereka hanya diam sembari rebahan di sofa tanpa komunikasi. Bahkan Kayle sudah jengah tetapi memilih diam karena ia takut Langit tidak bisa berbahasa Inggris.
"Langit," panggil Kayle pada akhirnya. Lelaki itu hanya menegakkan kepalanya seolah menyahut panggilan Kayle.
"How about Aruan. Do you speak English?"
"Yes, I can. Sorry I didn't talk to you, because I'm also confused." jawab Langit.
Kayle tersenyum dan mengangguk. "That's fine. Shall I meet him in the room?"
"Who?"
"Aruan,"
"Whatever you say."
Kayle menipiskan bibirnya dengan raut kebingungan. Sebelum akhirnya berdiri dan berjalan menaiki tangga ke lantai dua. Langit hanya melihatnya saja dan kembali pada mimpinya.
Pintu kamar Aruan diketuk oleh Kayle pelan. Tak lama orang yang didalamnya keluar dengan mimik muka datar. Menatap Kayle dengan alis terangkat satu.
"Kenapa?" tanya Aruan, datar.
"Are you bored?"
Aruan terdiam, ia mencoba mencerna kalimat Kayle. "No."
"You better come out and have a talk with me."
Aruan menggeleng. "No, I like my room."
Kayle menundukkan kepalanya, "Don't linger."
Aruan mengangguk saja karena ia juga tidak mengerti dengan kalimat yang Kayle ucapkan itu. Ia tidak terlalu bisa bahasa Inggris. Aruan pun meminta izin Kayle untuk menutup pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Water; be careful with water
RandomWaspada! Hati-hati dengan genangan air Hujan mengguyur kota Jakarta selama satu bulan penuh. Tiada hari hujan berhenti, air terus membasahi bumi sehingga banyak kejadian banjir dan longsor. Kabar terkininya, hujan sudah mengguyur 1 negara yakni Ind...