Ep 6 : keluar

161 23 3
                                    

"Eh, perasaan gue gak enak nih!" celetuk Ajenka sembari menatap teman-temannya dengan serius.

"Apaan?" tanya mereka.

Ajenka hanya diam namun hal itu cukup membuat mereka mencerna sesuatu. Rupanya sebuah angin yang dibuang dari belakang ditubuh Ajenka. Mereka semua langsung menutup hidung sembari mengumpatkan namanya. Ajenka hanya terkekeh seraya menatap mereka dengan tampang polos.

"Gila, makan apa sih lo?! Bau, tai!" umpat Hardi.

"Makan apa ya, kayaknya cuma telur deh." ujar Ajenka dengan tampang santai bak orang tak berdosa.

Semua orang langsung mengumpat dan pergi meninggalkan Ajenka menuju ke tenda. Ajenka yang merasa sudah lega dengan isi perutnya, ia langsung menyusul teman-temannya menuju tenda.

"Ajenka," panggil seseorang membuat tubuh Ajenka meremang. Tubuhnya mendadak kaku lalu perlahan membalikkan badan.

"Ka-Karin?" ucap Ajenka terbata-bata.

Sosok perempuan cantik itu tersenyum dengan sangat manis membuat Ajenka rasanya ingin pingsan ditempat. Tapi, ia tidak bisa.

"Lo ngapain diluar?" tanya Karin dengan suara lembut menyapa indera pendengarannya.

Ajenka tersenyum, "Nyari angin, hehe." Karin ikut terkekeh setelah itu. Ajenka mengusap tekuknya yang terasa angin dingin mulai menyentuh kulitnya.

"Besok kita keluar ya," kata Karin.

"Ah, iya? Lo juga keluar?"

Karin mengangguk. "Iya, di tim 12C. Adik gue yang satu tim sama lo."

"Kiran, ya?"

"Iya, gue seneng adik gue satu tim sama orang yang gue kenal."

"Ah, kita'kan teman?"

Karin terkekeh mendengar suara Ajenka yang tampak malu-malu. "Benar, kita teman. Bye the way, gue mau minta satu permintaan sama lo. Apa lo mau?"

Ajenka mengangguk dengan semangat dan kedua matanya yang melotot nampak sangat antusias. "Mau! Mau banget!!"

"Permintaan gue simple kok. Tolong jagain Kiran buat gue," pesannya.

Ajenka mengerjapkan matanya dua kali. Melihat terdiamnya Ajenka, Karin kembali bersuara. "Kalau enggak, jagain dia kayak sebagai anggota tim lo aja. Dia agak ceroboh orangnya, gue takut dia kenapa-kenapa, dia juga punya panik attack. Gue takut dia bakal takut hadapin monsternya."

Ajenka mengangguk. "Lo tenang aja, pokoknya Kiran aman sama gue. Eh, maksudnya gue bakal jagain dia gitu emm buat lo dan sebagai anggota tim gue."

Kiran tersenyum dan mengangguk. "Makasih, ya!"

....

Pagi ini nampak ramai lapangan diisi oleh orang-orang yang akan keluar hari ini. Semua orang nampak sedikit tegang karena ini merupakan hari yang ditunggu sekaligus pengalaman pertama mereka melakukan perang. Sekalipun dengan monster.

"Kok gue lemes, ya?" celetuk Ajenka kepada Nathan yang disebelahnya.

"Bab sono!" balas Nathan.

"Mana bisa anjir, yang ada ditinggal."

"Bagus'lah, biar gak ada beban."

Ajenka mengusap dadanya sembari memasang wajah dramatis. "Jahat bener lo."

"SEMUANYA PERHATIAN!! Semua perlengkapan kalian sudah disiapkan di dalam sana. Kalian hanya membawa diri yang matang dan siap untuk berhadapan dengan diluar sana. Jangan bersikap egois, kanak-kanakan dan sikap ingin menang sendiri. Kalian disini dilatih bukan untuk melawan monster saja, tetapi juga bekerjasama tim. Kalian harus ingat, bahwa di dalam bus ada radio monitor untuk komunikasi disini. Bisa dibilang kalian dipantau oleh kami. Sampai sini, ada yang bertanya?"

The Water; be careful with water Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang