Ep 5 : pemberitahuan

181 30 11
                                    

Hari ini semua anak militer digabung untuk berlatih mengendarai mobil. Hanya anak laki-lakinya saja. Untuk perempuan, mereka berlatih menjadi perawat.

"Woo hoo!" seru Ajenka. Ia bermain-main dengan mobil yang digunakan untuk mengendarai.

Memang seperti mobil-mobilan tetapi itu seperti tes saja. Mereka hanya dilatih mengetahui mesin mobil tanpa mengendarai mobil dijalan secara langsung.

"Anjir, ini gimana mau lancar bawa mobil. Mobilnya aja begini!" cemooh Ajenka seraya memukul stir mobil.

"Kita dilatih ini cuma bisa memahami mesin di mobil. Bisa bawanya atau enggak, itu keahlian." sela seseorang dengan kedua tangan dilipat didepan dada.

"Lo siapa ya?" tanya Ajenka. Ia merasa familiar dengan laki-laki tersebut.

Nampak lelaki itu memutar bola matanya jengah serta menghela nafas. "Gue Nathan, adik kelas lo."

"OHH NATHAN!!" seru Ajenka dengan wajah tak berdosa. Ia menghampiri Nathan dan merangkulnya.

"Lo bisa nyetir?" tanyanya.

Nathan tak merespon pertanyaan Ajenka. Ia hanya naik ke mobil tersebut lalu melihat mesin-mesin mobil yang akan mereka pakai untuk keluar nanti. Katanya mobil tersebut dibuat dari luar negeri langsung dan dikirim ke Indonesia untuk kebutuhan anak-anak militer yang nanti akan berperang.

"Canggih juga, ya?" celoteh Ajenka. "Kok lo bisa nyetir sedangkan gue enggak?" tanyanya.

Nathan menatap Ajenka yang menatapnya dengan tampang tak bermasalah. "Lo yang emang gak bisa!" cetus Nathan.

"Awalnya gue mau belajar mobil tau, cuma gak jadi."

"Kenapa?"

"Gue takut nabrak, nanti kasian mobil gue lecet."

"Kan bisa les mobil,"

"Emang ada?"

Nathan mengangguk. "Gue ikut les mengemudi."

"Lulus?" tanya Ajenka dengan watados. Sedangkan Nathan menatap Ajenka datar. "Enggak, soalnya yang lolos cuma Spongebob!"

Ajenka menampakkan ekspresi datarnya. "Yang bener!"

"Bener!" ujar Nathan. "Menurut lo aja anjir!"

"Gak sopan lo, gini-gini gue kakak kelas lo!" omel Ajenka.

Nathan malah memutar bola matanya jengah. "Lebay lo, kak."

"PERHATIAN SEMUANYA!!" teriak Kapten Logan.

Semua anak murid laki-laki langsung mengalihkan perhatian mereka kearah Kapten. Pertanda, jika latihan mengendara akan dimulai. Mereka hanya diberitahu nama mesin-mesin serta kegunaannya. Untuk mengendarainya mereka hanya menggerakkan stir dan mobil yang di layar akan berjalan. Seolah-olah itu adalah permainan di Timezone.

Sementara anak perempuan yang menjadi perawat. Mereka latihan menggunakan obat merah yang ada di kotak P3K dan berlatih cara memakaikan perban. Mereka dibagi kelompok menjadi 2. Yang satu menjadi perawat dan satunya pasien, mereka nanti akan bergantian peran juga.

Sedikit heboh karena ini perempuan. Para tentara yang menjadi pelatih mereka sedikit menepuk jidat akan kelakuan mereka yang ajaib.

Rata-rata anak SMA Gapura bisa melakukannya dengan baik tapi tidak dengan SMA Pertiwi. Mereka banyak yang salah, sebenarnya para tentara harus memaklumi karena SMA Pertiwi rata-rata banyak yang selamat itu anak kelas 10 dan 11, kelas 12 hanya 10 orang mungkin.

"Selesai!" seru Kiran dengan wajah sumringahnya begitu ia selesai memakaikan perban seseorang di kepalanya.

"Apanya yang selesai, bego! Yang disuruh perban kepala sampai jidat bukan mata juga!" omel Hana, teman kelompoknya yang menjadi pasien.

The Water; be careful with water Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang