Happy Reading ☆*: .。. o(≧▽≦)o .。.:*☆
Keluarga Aksa dan Keluarga Vanya bisa dibilang dekat. Mamah Aksa sering mengadakan acara bersama Mamah Vanya, seperti arisan dan yang lainnya. Rumah Aksa sekarang cukup ramai, dengan kedatangan Aksa dan Vanya membuat Mamah Aksa senang bukan main. Mereka sekarang berkumpul di ruang tamu, bercanda ria bersama adik perempuan Aksa yang masih berumur 5 tahun.
"Kakak... lihat Bang Aksa jelek kan?" tanya Adik Aksa kepaada Vanya, matanya tak henti menatap Aksa dengan sengit.
keduanya memang seperti Tom and Jerry. Aksa yang suka mengusuli adiknya, dan adiknya yang akan menangis jika diusili Aksa. Anantaraya Pavithra Janitra, Raya panggilannya. Adik Aksa satu-satunya. Aksa sangat menyayangi adik kecilnya tersebut, ya walupun Aksa selalu jahil terhadap Raya.
"Dihh, lihat cermin coba mata kamu tuh masih ada beleknya, ketara banget kalau nggak mandi, pantesan dari tadi bau!" ejek Aksa, tangannya menutup hidung dan mimiknya berlagak seperti orang mau muntah.
Raya menatap Aksa dengan Marah, matanya yang berkaca-kaca dengan bibir yang sedikit manyun. "Mamah... Abang jahat huaa...Abang ngatain Raya Mamah hiks..." adunya.
"AKSA UDAH DIBILANGIN JANGAN GANGGUIN ADIK KAMU!" Teriak Mamah dari dapur.
Vanya merentangkan kedua tangannya menyambut Raya yang mulai menangis untuk masuk ke dalam dekapannya. "Utututu... udah ya Raya kan cantik... kalau cantik nggak usah nangis, nanti kita marahin balik Bang Aksanya." bujuk Vanya tangannya mengusap bekas air mata yang mengalir di pipi Raya.
"huaaa mamah! eww dasar cengeng!" Aksa kembali mengejek Raya.
Raya dengan ingus yang keluar dari hidungnya dengan sigap memukul Aksa dengan brutal. "Abang jahat! Abang jelek! Raya mau jual Abang ke pasar!" katanya.
Vanya dengan sigap memisahkan keduanya, dia mengambil Raya lalu mendekapnya dengan lembut. "Raya cantik nggak boleh kasar sama orang," nasihatnya.
"Tau tuh, nanti kamu jadi kayak preman pasar." ujar Aksa.
"HUAAAA... LIHAT KAK VANYA... ABANG JAHAT... HUEEE" Histeris Raya.
"Udah ya.. nggak usah dengerin Abang," kata vanya menenangkan. kemudian dia menoleh ke arah Aksa dengan tatapan galak. "Aksa... udah dong jangan usilin Raya terus kasian dia dari tadi nangis." tambahnya.
"Orang dia duluan!" bela Aksa terhadap dirinya sendiri.
Tiba-tiba saja telinga Aksa ditarik dari belakang. "Aduhh..." keluhnya sembari menoleh ke arah belakang. Mamahnya, sang pelaku yang menarik telinga Aksa berkacak pinggang sembari melototkan matanya kepada anak sulungnya.
"Hehe Apa Mamah cantikku," cengir Aksa.
"Kebiasaan kamu itu! Mamah sampai pusing ngadepin kamu!" keluhnya.
"Malu tau ada Vanya! Masa udah gede masih aja... tingkahnya kayak bocah!" ujar Mamah.
"Kamu lihat kan Van..." Mamah Aksa geleng-geleng.
"Gak papa Tan, hiburan tersendiri itu... biar Tante nggak bosen." kata Vanya.
Mamah Aksa mengelus dadanya. "Hampir nyerah Tante Van..."
"Adek sini sama Mamah, kasian kak Vanya gendong kamu terus." ucap Mamah sembari menarik Raya mendekat.
"Oh iya... makasih buat kuenya yaa... Tante suka benget hehe... Mamah kamu emang jagonya kalau bikin kue." Puji Mamah Aksa.
" Makasih Tante... nanti juga Tante harus coba kue buatan aku juga ya... kata Mamah sama Papah, kue buatan aku juga enak Tante." Vanya merekomendasikan mamah Aksa.
![](https://img.wattpad.com/cover/335436621-288-k778967.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Perfect!
Teen FictionAksa Lingga Janitra semasa SMA pernah ditolak oleh Ketua Cheerleader di SMA nya dulu, Glora Amora Dimitri. Namun, mereka dipertemukan kembali tanpa sengaja oleh ruang dan waktu. " Kamu tau? Itu menyakitiku sekaligus membuatku bahagia." -Aksa Lingg...