🏀 Meet Her 1 🏀

488 54 2
                                    

Happy Reading 🏀💓

🏀🏀🏀


Aksa sedang berkuliah sekarang, mata serta pendengarannya fokus terhadap materi yang sedang Dosen jelaskan, sesekali tangannya mencatat di tab miliknya.



Aksa termasuk orang yang sibuk sekarang, nanti siang dia akan mampir ke kantor Papahnya untuk menandatangi berkas kerjasama, dilanjutkan sore hari, dia akan latihan basket bersama sahabatnya. Mengingat pertandingan basket akan dimulai seminggu lagi.




Untungnya hari ini kelas hanya sampai jam 10 pagi, jadi Aksa masih bisa menyempatkan untuk istirahat terlebih dahulu.



Ponsel Aksa bergetar, menandakan ada pesan yang baru saja ia terima.



Nama Vanya terpampang jelas di notifikasinya.



Vanya
Aksa, gue nebeng pulang sama lo yawww
Sekalian gue mau kasih titipan nyokap gue buat nyokap lo🙃


Aksa
Boleh, tapi gue mau ke kantor Papah dulu, nggak keberatan kan?

Vanya
Enggak, sans aja, justru gue makasih bgt sama Lo, karena gue udah ngerepotin lo hari ini.

Aksa
Ok, nggak papa, nanti gue kabarin lagi.



Aksa menyimpan ponselnya, Dia kembali memperhatikan Dosen yang tengah bercerita sekarang.



Pak Syahrul, Dosen laki-laki yang sudah berumur itu terlihat sangat antusias bercerita tentang anak temannya. 





Tak terasa kelas hampir selesai, semua orang bergegas keluar dari ruang kelas.


Aksa mengeluarkan ponselnya, menghubungi Vanya agar menunggunya langsung di parkiran. Aksa membawa motor hari ini, jalanan yang macet membuat Aksa enggan menggunakan mobilnya.




Aksa keluar kelas, dia juga menyapa teman angkatannya dan beberapa teman lainnya. Entah karena terlalu fokus atau bagaimana dirinya tak sengaja menabrak seseorang. Aksa agak terdorong ke belakang, dirinya kaget.






Orang itu berhenti sejenak, Aksa seperti Dejavu dibuatnya. Gadis bermasker serta topi yang menutupi kepalanya, kelihatannya tidak asing bagi Aksa. Aksa seperti pernah mengenal tapi entah di mana.



Gadis itu menoleh ke arah Aksa. Menghampiri Aksa, dia menundukkan kepalanya.





"Im sorry... Kamu tidak apa-apa kan?" tanyanya dengan panik.



Aksa mengerjap pelan, jiwanya seperti ditarik keluar dari raganya. Suara ini...








"Kalau tidak apa-apa, aku harus pergi, sudah telat. Sekali lagi aku minta maaf atas kejadian barusan, permisi." tuturnya meninggalkan Aksa yang masih terdiam di tempatnya.





Aksa hanya menatap kosong punggung gadis itu yang berlari menjauh. Suaranya, postur tubuhnya, sepertinya Aksa sangat mengenal betul.





Aksa kembali berperang dengan hati dan pikirannya. Apa jangan-jangan... Ah sudahlah Aksa tidak mau berharap banyak.


Aksa menggelengkan kepalanya pelan. Tersadar, Aksa ingin melangkah, langkahnya terhenti saat dirinya menginjak sesuatu di bawah lantai koridor. Diambilnya sesuatu tersebut.









Future Perfect!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang