🏀Match Day🏀

216 24 3
                                    


Happy Reading (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤

Typo tandai yaww (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

🏀🏀🏀🏀

Suasana ruangan serba putih itu senyap. Hanya terdapat suara detak jantung pada Elektrokardiogram yang menampilkan gerak garis  stabil.

Sang Tuan masih terlelap dalam mimpinya, sepertinya enggan membuka mata. Tak seberapa lama akhirnya tangannya tergerak ringan, matanya perlahan melirik kepada ruangan bernuansa putih ini. Seperti orang yang linglung, sang Tuan hanya mengerjap ringan, kembali menyesuaikan cahaya yang berada di sekitar. Tubuhnya tidak bertenaga, untuk mengangkat tangan saja serasa sulit.

Perlahan mulut itu seakan tergerak ingin mengucapkan sepatah kata, sulit, sulit sekali untuk berucap. Namun, sang Tuan tidak menyerah.

Dengan usahanya akhirnya sepatah katapun terucap dari bibir pucatnya. "Ra.." Nama Sang Puan yang hanya diingatannya.

Tiba-tiba bunyi bel berbunyi dari ruangan miliknya, karena dokter telah memberikan alat seperti robot untuk memantau pasien, dan jika pasien tersebut terjadi masalah ataupun sadar, maka robot itu akan berbunyi  dengan sendirinya.

Tak butuh waktu lama, seorang dokter dan dua perawat muncul dari pintu dengan membawa alat dan perlengkapan mereka. Sang Tuan yang belum sepenuhnya sadar hanya menatap langit-langit kamar.

Kedua perawat dan dokter itu memeriksa alat Ekg dan memeriksa sang Tuan pula.

"Sebentar lagi... Pasien akan siuman." ucap Dokter setelah memeriksa keadaan sang Tuan.

"Dokter ... Apa kita harus menghubungi keluarga pasien?" tanya Perawat kepada Dokter.

Dokter nampak menimang. "Keluarganya selama pasien di sini tidak ada yang datang, kecuali temannya yang kemarin itu, saya ada nomor ponselnya, mungkin setelah ini saya akan mengabari." jelas Dokter.

Para perawat pun mengangguk. Perawat kembali mengecek selang infus dan beberapa alat yang menempel di tubuh sang pasien.

"Kita langsung pindahkan ke ruang rawat inap." kata Dokter setelah memeriksa sang Pasien.

"Baik Dokter, sehabis ini saya akan menyuntikan beberapa vitamin kepadanya."


Sang Dokter mengangguk dengan paham, matanya kembali memandang pasien yang kembali tertidur dengan pulas. Pasien ini mengidap penyakit jantung bawaan serta juga mengalami masalah gangguan kejiwaan, tapi anehnya tidak ada pihak keluarga yang perduli terhadap itu, sejujurnya anak ini butuh pendamping dan penyemangat untuk kesembuhannya. Tapi keadaan yang tidak memungkinkan, skala kesembuhannya pun sangatlah kecil, Dokter berharap ada seseorang yang dapat membuat pasiennya ini dapat dorongan semangat untuk kesembuhannya sendiri. Pasiennya ini sudah beberapa kali masuk ruang rawat inap dan icu, ini kali kelima pasiennya ini kembali dirawat dalam sebulan ini.  Kemarin pasien datang dengan keadaan tak sadarkan diri dengan dibantu oleh temannya, diduga jantungnya tiba-tiba kambuh saat pasien tengah berada di rumahnya sendiri.


Dokter menggelengkan kepalanya, ia akan berusaha sekuat mungkin untuk membantu kesembuhan pasien, juga dokter akan memanggilkan psikiater untuk konsul dan terapi gangguan mental yang dialami oleh pasien. Bukannya apa, dirinya dulu juga pernah memiliki seorang anak, namun takdir berkata lain, Tuhan lebih menyayangi putranya, karena suatu penyakit yang sama dengan pasiennya ini. Dokter tak ingin gagal lagi, dirinya akan berusaha sebisa mungkin untuk kesembuhannya kali ini. 

Future Perfect!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang