6 | Tuduhan konyol.

52 14 0
                                    

Begitu sampai di rumahnya, Arisha langsung melepas kaca mata bulat yang sedari tadi bertengker di batang hidungnya-menurutnya pembawa sial dan menyimpannya kembali ke dalam tas ranselnya yang berwarna putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu sampai di rumahnya, Arisha langsung melepas kaca mata bulat yang sedari tadi bertengker di batang hidungnya-menurutnya pembawa sial dan menyimpannya kembali ke dalam tas ranselnya yang berwarna putih. Memang tidak sepenuhnya kaca mata itu bersalah. Terlebih Arisha juga menginginkan untuk berpura-pura cupu.

Kalau boleh jujur Arisha sudah terlalu muak dengan teman sebayanya ingin yang berteman dengannya. Tentu Arisha mengetahui apa maksud yang tersembunyi mereka. Mereka hanya ingin memanfaatkannya karena dia anak orang kaya, cantik, dan pintar tentunya. Namun mereka tidak tahu di balik itu semua. Dari kecil Arisha harus mati-matian menyembunyikan luka yang selalu dia pendam sendiri dan enggan untuk menceritakannya ke orang lain.

Perlu diketahui bahwa Arisha sebenarnya mempunyai trauma yang begitu mendalam dengan arti teman, baginya sosok teman itu tidak benar-benar ada. Mereka berteman karena saling membutuhkan masing-masing dan menurutnya tidak ada yang tulus. Mereka memandang fisik bila berteman, Arisha yang cantik selalu di dekati dengan banyak murid sementara murid yang berwajah tidak cantik selalu di jauhi.

Jika di beri pilihan maka Arisha ingin menjadi tidak cantik saja supaya dia terhindar dari orang-orang yang munafik. Dari kecil Arisha harus memasang topeng ceria setiap hari. Kalau boleh jujur Arisha sudah terlalu capek untuk menghadapi kejamnya dunia. Dia ingin pulang, tetapi tuhan masih sayang kepadanya hingga saat ini dia masih bisa bernafas dan melihat keindahan dunia, walau lagi-lagi dia harus menahan sesak setiap kali melihat Aurora bahagia.

"Tumben pulangnya terlambat, pasti abis pulang sekolah lo pacaran dulu di luar sana?" Aurora langsung melontarkan pertanyaan yang terkesan menyelidik.

Sebenarnya Aurora tahu jika Arisha belum mempunyai pacar. Lagi pula Aurora juga belum pernah melihat adiknya dekat dengan cowok manapun-cowok tetangga bahkan belum pernah terlihat dekat Arisha. Hanya saja Aurora ingin membuat drama yang baru saja di mulai olehnya. Sementara Liam yang tadinya masih berkutat dengan laptopnya kini langsung menyusul anak sulungnya untuk mengintrogasi anak bungsunya ketika mendengar kata pacar.

"Angkotnya tadi datengnya lumayan lama kak," Arisha menjawab dengan jujur.

"Jadi harus nungguin dulu," lanjutnya.

Arisha kini tidak sedang berbohong, memang begitu faktanya. Setelah terjadi insiden kecil tadi yang mengharuskannya berurusan dengan kakak kelas yang di ketahui bernama Kelana-dia harus ketinggalan angkot yang selalu dia tumpangi, hal tersebut membuatnya pulang lebih akhir dari hari-hari yang sebelumnya.

Jika Aurora berangkat dan pulang diantar pake mobil milik Liam, maka Arisha berbeda dengan kakaknya. Liam bahkan tidak sudi mengantar serta menjemput anak bungsunya. Semenjak pertama kali Arisha masuk sekolah SMA yang sudah dua Minggu dia tempati, dia harus mandiri lebih mandiri lagi.

Bagaimana tidak? Liam tidak peduli dengan urusannya-dia hanya mengurusi kebutuhan anak sulungnya saja. Bahkan Liam pun tidak peduli jika Arisha berangkat sekolah dengan cara berjalan kaki meski sekolahnya lumayan jauh jaraknya dari rumahnya. Tentu Arisha tidak mau melakukan hal sekonyol itu, lebih baik dia naik angkot jika harus berjalan kaki.

Aurora yang mengetahui hal tersebut lantas tersenyum licik, dia berhasil membuat Arisha menderita meski Liam yang seolah-olah menjadi pelaku utamanya. "Kamu pasti pacaran dulu, kan? Jangan bohong!"

"Jadi kamu udah punya pacar? Baru aja masuk kelas sepuluh kamu udah berani pacaran?" Liam bertanya dengan meninggikan suara baritonnya, tanda jika dia marah.

"Nggak punya pah, Arisha nggak bohong, yang bohong kak Aurora," cicit Arisha ketakutan.

Apa yang Arisha katakan barusan?

Anak sulungnya berbohong?

Lelucon macam apa lagi ini?

Aurora lantas menoleh ke arah Liam dengan memasang wajah yang sebisa mungkin di buat seolah tengah terluka. "Lihat pah... Dia berani mengatakan Aurora yang berbohong, padahal dia yang berboh—"

Belum selesai Aurora menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja Liam langsung mencekal pergelangan tangan Arisha dan menariknya secara paksa untuk membawanya masuk ke dalam rumah-Arisha meringis kesakitan, berulang kali dia memberontak namun hal tersebut tentu sia-sia, bahkan Liam masih saja menariknya seolah tengah menulikan pendengarannya.

Tentu saja Liam harus memberi pelajaran untuk Arisha, jika tidak maka anak bungsunya tersebut akan menjadi-jadi. Anak sulungnya sudah di tuduh, tentu saja dia tidak terima. Di balik itu, Aurora langsung tersenyum miring ketika melihat aksi Liam yang sudah terpancing emosi karena ulahnya. Dia merasa senang karena rencananya berhasil.

"Arisha nggak bohong, pah... Kenapa papah nggak pernah percaya sama Arisha, huh?"

Begitu sampai di ruang keluarga, Liam melepaskan cekalannya pada pergelangan Arisha. Menatap anak bungsunya dengan tajam sebelum melayangkan tamparan yang lumayan keras pada pipi kanan milik Arisha yang tampaknya sudah dua Minggu dia tidak melayangkan tamparannya di sana. "Kamu jangan fitnah kakakmu, Arisha! Papah nggak suka!" bentaknya tajam.

Arisha kira setelah dia sudah SMA, Liam tidak akan kembali menamparnya lagi, tetapi kenyataannya bahkan tidak sesuai dengan ekspektasinya. Dia yang jadi korban namun Liam menganggapnya sebagai pelaku? Haha, lucu sekali. Arisha tersenyum getir memejamkan matanya sebentar-merasakan perih di bagian pipinya sebelum menyahut.

"Tapi kenyataannya memang begitu, pah!" bantahnya, tentu saja dia tidak terima jika di tuduh-tuduh sembarangan.

"Nggak usah ngebantah, papah nggak suka sama anak yang suka ngebantah orang tua," kelakarnya lalu dia berbalik untuk menghampiri anak sulung kesayangannya tentu saja. Mengabaikan Arisha yang bungkam dan menatapnya dengan pandangan yang terlihat terluka.

o0o

TBC!

ARISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang