Selama pelajaran berlangsung, Erlang tidak begitu fokus, satu hal yang menganggu pikirannya— siapa lagi jika bukan Arisha? Adik kelasnya yang dari kemaren sudah mencuri perhatiannya. Cewek itu memang berbeda dengan cewek lainnya. Disaat para cewek lainnya terang-terangan mendekatinya— Arisha malah menghindar darinya secara terang-terangan.
Sebenarnya salahnya apa, huh?
Bahkan Erlang tidak merasa bahwa dia punya salah kepada Arisha. Dia sudah bersikap baik kepada cewek itu. Sepulang sekolah ini dia bertekad untuk mengantarkan cewek itu pulang. Ketika bel sudah berbunyi— Erlang bergegas untuk keluar lebih dahulu dan membuat para anak Omorfos geleng-geleng kepala karena heran. Para anak Omorfos sudah menduga jika Erlang saat ini sedang jatuh cinta.
Erlang sengaja berdiri didepan kelas Arisha, tentu saja untuk menunggu Arisha keluar dari kelas. Erlang tersenyum tipis ketika melihat Arisha yang tengah berjalan menunduk sembari membenarkan kaca matanya hingga tidak sadar bahwa Erlang saat ini berada didepannya. Erlang sama sekali tidak melihat Arisha sebagai cewek cupu— meski berkaca mata tetapi menurutnya Arisha bukanlah seorang cewek cupu.
Beruntung karena Erlang dengan sigap menangkap tubuh Arisha sebelum Arisha terjatuh karena menabrak dada bidangnya. Erlang terkekeh geli ketika melihat Arisha yang masih terdiam— sepertinya cewek itu masih mencerna apa yang barusan terjadi dan ketika sudah sadar dia langsung melepas pelukannya dari Erlang.
"Ah, maaf kak Erlang, Sasa nggak lihat jalan tadi—" Cicit Arisha sembari menunduk, meremas roknya karena gugup berhadapan dengan kakak kelasnya yang sangat terkenal.
"Lain kali kalau jalan jangan nunduk, Sa. Takutnya lo jatuh, pasti sakit, kan?"
Arisha hanya terdiam. Dia terlalu takut jika berada didekat Erlang. Bukannya cowok itu menakutkan dan menyeramkan— hanya saja banyak cewek yang tidak terima jika melihat cowok most wanted yang mereka puja dekat dengan dirinya. Arisha menginggit bibir bawahnya- dia harus segera menghindar dari pada harus berhadapan lagi dengan para cegilnya Erlang.
"Sekali lagi Sasa minta maaf ya, Kak? Sasa mau pamit pulang," Arisha membuka suaranya sebelum melangkahkan kakinya untuk pergi dari hadapan Erlang. Sayangnya Erlang dengan sigap mencekal lengannya terlebih dahulu. Alhasil langkah kaki Arisha terhenti.
Arisha menoleh kebelakang lalu mengerjapkan matanya pelan sebelum bertanya. "Apa lagi, kak?"
"Pulang sama gue."
Damn!
Arisha tidak habis pikir lagi dengan Erlang. Dari sekian banyaknya cewek, kenapa Erlang tidak memilih mengajak salah satu dari mereka? Kenapa harus mengajaknya? Harusnya Erlang sadar bahwa kehadirannya dihidupnya sangat mengganggu. Terutama para cewek yang kini terang-terangan membencinya dan persoalan Erlang mengantarkan dia pulang sekolah membuat Aurora semakin membencinya. Arisha hanya bisa menghela nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARISHA
Teen FictionNamaku Arisha, Anak bungsu yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Katanya anak bungsu selalu di sayang, selalu di manja, lantas kenapa nasibku berbeda dengan mereka? Tidak beruntung dalam persoalan keluarga, setidaknya aku beruntung...