***
Embusan angin malam yang dingin masuk menembus relung tubuh para remaja yang tengah beradu kekuatan. Mereka memiliki dendam yang tentu saja menjadi sebab-akibat pertarungan besar itu terjadi. Purnama bersinar begitu terang, suara hewan malam bersahutan serta suara pukulan demi pukulan menjadi teman untuk kadua kubu malam ini.
Seorang laki-laki dengan tubuh gagah perkasa berdiri menghadap kearah musuh. Wajahnya begitu datar dengan rahang mengetat, mengeras karena amarah yang tertahan.
"Pastikan bendera hitam itu harus berkibar, ABRIGAR!!" teriaknya. Ia lalu tersenyum penuh kepuasan saat melihat para anggotanya bergerak semakin lincah dalam pertarungan sengit itu. Mereka menguasai lapangan seakan musuh-musuh di hadapan itu tidak ada apa-apanya. Padahal mereka kalah jumlah saat diawal.
"Sa, seret siapapun yang lo pegang diakhir pertarungan ini!" satu perintah kembali terdengar.
Ezra si pemilik suara memerintah yang lebih berupa pada sebuah tantangan itu melirik pada sahabatnya dengan sebelah alis terangkat dan senyuman miring. "You can do it, or not?"
Sa, atau si tampan yang bernama Aksa membalas tatapan itu seraya ikut tersenyum miring. "Jangan ragukan gue!" ucapnya memukul kuat salah satu musuh mereka yang tiba-tiba datang menyerangnya.
Di tempat lain atau sedikit jauh di depan sana, terdapat seorang laki-laki lagi yang tengah serius memukul para musuhnya. Ia bahkan melakukan tendangan memutar sesaat setelah tangannya menangkis dan menahan pukulan dari sang musuh.
"Cie... hanya segitu kekuatan lo? Lemah amat!" ejeknya dengan tampang watados, nampak menyebalkan di mata musuhnya.
Lantas musuh yang Ia lawan berdecih. "Agham, bangsat! Gigi gue rontok, gue patahin tulang lo," kesalnya.
Agham menatapnya aneh. "Ngelawak lo? Pukulan lo saja, gak sampe ke tubuh gue, dan lo berharap bisa patahin tulang gue?"
"Y-ya, kali saja bisa." Jazlan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, ekspresi wajahnya ragu-ragu. "Semua, 'kan, tergantung niat. Innamal a'malu binniyat, noh dengerin!" lanjutnya tersenyum bangga.
Kedua bola mata Agham langsung melebar. "Masya Allah, setan bisa juga baca hadits. Kebakar, gak, tuh?"
"Gue masih Islam dan tentu saja, gak. Beda kalo sama lo!" balas Jazlan merendahkan.
Mendengar itu, Agham terkekeh sinis. Ia dapat melihat bagaimana kelalaian Jazlan yang malah menanggapi pancingannya itu. Tanpa banyak bicara, Agham langsung bergerak mendekatkan jaraknya dengan Jazlan, hanya selangkah ke depan kemudian kembali menendang pipi Jazlan sampai salah satu Inti dari Yurieder itu jatuh tak berdaya di tanah.
Agham tersenyum bangga. Ia memang terkenal akan tendangan mematikannya. Laki-laki pecinta tendangan itu tidak akan membiarkan tangannya lecet. Ia lebih mengandalkan kaki dari pada tangan dalam setiap pertarungan, baik sekarang, yang pernah dia lewati, atau nanti ke depannya.
"Ahh, mantap banget malam ini," desahnya menikmati apa yang telah dia lakukan.
Suasana tenang tanpa rasa ancaman itu berubah saat melihat bagaimana sang Ketua geng dari Yurieder berhadapan dengan sang wakil Ketua ABRIGAR. Di sebelah mereka terdapat pula Ketua ABRIGAR yang berdiri dengan wajah datarnya menatap Elvano.
"Gue bahkan bisa melihat bagaimana lem—"
Bugh!
"Simpan kata-kata itu untuk diri lo sendiri," ucap Ersya tersenyum miring. Kakinya berada di atas punggung Elvano yang dia buat bersimpuh secara paksa setelah memukulnya dengan sekali pukulan saja.
"Ezy, what do you think about this?" lanjutnya bertanya pada laki-laki di sebelah.
Arzy, sang Ketua ABRIGAR menyeringai tajam.
"KIBARKAN BENDERA SEKARANG!" teriak Arzy begitu kuat.
Para anggota yang mendengar itu langsung dengan segera mengangkat bendera hitam dengan gambar penggabungan antara Matahari, Api dan juga Bumi. Mereka tau jika kemenangan akan selalu mereka pegang. Apakah ada yang bisa mengalahkan ABRIGAR? Of course, no.
ABRIGAR ibi de caeda mortis, ABRIGAR ada untuk pembantai kematian.
*—*—*
*—*—*
Hai, welcome to my second story!!
Selamat bergabung di dunia ocxeania dengan banyaknya pemeran yang akan kalian lihat dengan berbagai ciri khas mereka masing-masing.
Terima kasih sudah mau menyempatkan diri membaca cerita ini.
Selamat berjelajah pada dunia ESMERAY!!!
Untuk itu, mari berjumpa pada part 1 sampai ending nanti.
Seperti apa endingnya, kita akan tau bersama♥︎
Jangan lupa untuk vote, ya!
Tinggalkan komen juga untuk melanjutkan cerita ini♥︎
KAMU SEDANG MEMBACA
ESMERAY : Fatum Calculation
Roman pour AdolescentsTidak semua indah seperti apa yang selalu diinginkan di dunia ini. Semua terjadi sebagaimana jalannya takdir mengatur semua hal termasuk dalam hubungan percintaan, pertemanan, dan segalanya untuk masa depan. Cinta bagaikan Matematika yang begitu rum...