BAB 5 : QUEEN OF MATH

831 57 443
                                    

x + 5 < 10

"Perkenalkan, dialah sang ratu sesungguhnya dari SMA BIRLIN"

***
🎶 Popular — The Weekend, Playboi Carti, Madonna 🎶

***🎶 Popular — The Weekend, Playboi Carti, Madonna 🎶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Aula utama SMA BIRLIN nampak begitu ramai dengan adanya seluruh peserta lomba serta para guru yang menjadi pendamping. Saat ini, adalah saat yang ditunggu-tunggu mereka sedari tadi, di mana nama-nama yang lolos ke babak selanjutnya dalam Olimpiade Matematika dengan SMA BIRLIN sebagai tuan rumah—akan diumumkan.

Para Inti ABRIGAR duduk dibarisan paling tengah, bersama peserta lomba dari sekolah mereka begitupun dengan beberapa guru yang ikut. Namun, di tengah asiknya mereka bercerita, mata Arzy—sang ketua ABRIGAR—malah terlihat tidak tenang. Tatapan yang tajam itu terus bergerak ke seluruh penjuru aula, seolah tengah mencari seseorang.

Ezra yang melihat itu lantas mendekat. "Cari cewek itu?" tanyanya langsung yang membuat perhatian Arzy teralihkan padanya.

"Keknya dia gak masuk aula, deh. Emang tadi dia ikut olimpiade?" tanya Ezra lagi.

Arzy mengangguk sekali. "Dia yang minjam pensil gue."

"Oh, jadi lo cari dia buat ambil balik tuh pensil?"

Kedua bola mata Arzy berputar, malas. Ia lalu berdecih pelan. "Pensil hanya sebagai perantara—"

"Itu cewek yang lo cari?" ucapan Arzy tiba-tiba terpotong dengan sahutan si Wakil ABRIGAR yang tengah menatap lurus ke pintu masuk. Penasaran, para Inti ABRIGAR lainnya langsung mengikuti arah pandangnya, termasuk sang Ketua.

Di depan sana, terlihat tiga orang murid SMA BIRLIN yang baru saja masuk. Mereka bertiga menjadi sorotan seluruh pasang mata yang ada di aula tersebut, terutama untuk seorang gadis yang tengah dirangkul pinggangnya oleh laki-laki di sisi kirinya. Gadis itu mencuri perhatian seluruh anggota inti ABRIGAR.

Pupil mata Aksa melebar kala melihat gadis itu. "The girl with beautiful eye?" gumamnya tanpa sengaja menepuk bahu Arzy yang duduk di depannya, seolah tengah memberitahukan sesuatu dari tepukan itu.

"Cewek di kafe!" Agham ikut menambahkan, dengan anggukan kepala Liam sebagai jawaban benarnya tebakan Agham.

Namun, beberapa detik kemudian, seolah tersadar akan sesuatu, alis Aksa menyatu. Tatapannya nampak sedikit berubah. "Wait, what? She's with Rayvan?" seru Aksa membuat para sahabatnya yang masih linglung langsung tersadar.

"Oh, my fucking God." Ezra mengumpat melihatnya. "Rayvan? Why harus Rayvan, sialan!" lanjutnya kesal.

"Are they a coup—"

"Ih, Ka Rayvan sama Ka Erabel gak capek, apa, romantis mulu? Gue, 'kan, jadi iri."

"Ho'oh, Beruntung banget, ya, Ka Erabel, bisa disayang sampe segitunya."

ESMERAY : Fatum CalculationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang