Ini adalah hari H acara Ulang Tahun sekolah mereka. Sejak pagi-pagi buta Seonghwa datang ke sekolah untuk memastikan bahwa semuanya sudah dipersiapkan dengan baik.
Acaranya akan berlangsung selama tiga hari. Dengan banyak event dan stand yang dibuat oleh anak-anak kelas yang cukup menarik.
Karena ini acara terbuka, alias orang luar juga dibolehkan datang, Seonghwa harus lebih memperhatikan keamanan di area sekolah.
Ia telah berdiskusi dengan beberapa senior dari ekstrakurikuler olahraga untuk berpatroli di area sekolah. Dan membagikannya dalam beberapa kelompok berisi tiga orang.
Saat sedang memperhatikan stage utama di lapangan outdoor, sepasang tangan kecil melingkar di pinggangnya.
"Pagi.." suara yang amat ia kenali menyapa inderanya.
Seonghwa berbalik lalu memeluk tubuh pendek sosok itu. "Pagi squirrel.."
Sebuah pukulan kecil mendarat di punggung Seonghwa, ia hanya tertawa kecil atas respon pacarnya itu. Iya, itu Hongjoong. Pacar Seonghwa yang terkadang seperti kertas polos, terkadang dia seperti kucing nakal.
Walaupun Seonghwa lebih percaya Hongjoong memiliki lebih banyak sisi polosnya dibanding sisi nakalnya.
"Ini, aku tahu kau belum sarapan. Ibuku membuatkannya lebih agar bisa dimakan berdua." Hongjoong menyodorkan tas kain berwarna hitam yang tadi ia letakkan di lantai batu lapangan. "Tapi karena porsimu banyak, jadi makan saja semuanya. Aku sudah makan, kok."
Seonghwa menatapnya penuh selidik saat menerima bekal dari Hongjoong, "kau tidak bohong kan?"
Mata Hongjoong melotot, oww tupai kecil Seonghwa kesal rupanya...
"Aku akan menelpon ibuku jika kau butuh bukti Park Seonghwa!" sembur Hongjoong.
Seonghwa tertawa lalu mencubit pipi yang kurang berisi milik pacarnya itu, tapi sebelum ia bisa membalas perkataannya, celetukan Minho menyela.
"Ekhem... aku tahu kalian itu sepasang kekasih, tapi jangan menebar keuwuan dipagi hari tolong. Kasihanilah orang-orang yang tidak punya pasangan seperti Kevin dan Gunil."
"Minho brengsek!/Lee Minho bukan aktor sialan!" balas dua korban roasting Minho.
Segera Hongjoong melarikan diri dari pacarnya itu dengan wajah memerah dan sedikit salah tingkah. Ia bahkan beberapa kali tersandung kakinya sendiri, yang mana membuatnya menjadi bulan-bulanan anak kelas satu.
Seonghwa terkekeh kecil, Hongjoong selalu menggemaskan apapun yang ia lakukan.
"Ini dia, manusia yang terkena demam bucin baru..." ledek Minho sebelum pergi ke backstage.
Seonghwa mengabaikan ledekan nya, ia masih tenggelam dalam pesona pacarnya.
Jika Seonghwa boleh berpendapat, ia benar-benar bersyukur karena Hongjoong menjadi pacarnya. Walaupun dibalik itu, ia punya alasan egois untuk menjauhkan Minji darinya.
Hari-harinya yang monoton berubah semenjak ia dan pemuda tupai itu menjalin hubungan. Dimulai dari ia yang secara tak langsung masuk kedalam lingkar pertemanan pemuda itu, melihat sifatnya yang sebenarnya dibalik sifatnya yang pemalu dan tertutup, dan bisa memeluknya kapanpun.
Yang terakhir adalah keuntungan terbesarnya jika boleh jujur. Karena banyak orang yang ingin memeluk Hongjoong, sayangnya pemuda itu tidak suka skinship. Jadi bisa memegang tangannya saja sudah merupakan sebuah pencapaian yang besar.
Itu terjadi pada anak tahun pertama bernama Lee Chan, ia bahkan berseru beberapa kali setelah berhasil memegang tangan kecil Hongjoong dan memamerkannya kepada teman-temannya yang lain.
Hal lainnya yang terjadi dalam kehidupan Seonghwa adalah, ia menyadari bahwa tujuan awalnya yang hanya ingin menjauhkan Minji darinya mulai berubah menjadi ingin memiliki Hongjoong untuk dirinya sendiri.
Menghujani pemuda kecil itu dengan cintanya dan menyembunyikannya dalam pelukannya dari orang lain. Terkadang, Seonghwa merasa cemburu pada Juyeon karena sahabat Hongjoong itu bisa lebih intim pada Hongjoong daripada dirinya.
Ia juga ingin seperti Juyeon-ah, tidak. Seonghwa ingin lebih dari Juyeon.
Bahkan walaupun terdengar cringe dan menggelikan, Seonghwa ingin Hongjoong yang menjadi pendampingnya hingga ajal memisahkan mereka.
"Oy! Park Seonghwa!" suara Kevin menyadarkannya dari fantasi kecilnya mengenai Hongjoong.
"Apa?" tanya Seonghwa.
"Kita akan mulai open gate sebentar lagi, jika kau mau sarapan dulu pergilah. Biar Yunho yang meng-handle nya sebentar." jelas pemuda Moon itu.
Seonghwa mengangguk, lalu menepuk pundak rekannya itu sebelum pergi menuju ruang OSIS untuk makan sarapan yang dibawakan Hongjoong. Dan jangan lupa, itu buatan calon ibu mertuanya.
Seonghwa tertawa konyol kala mengingat fakta itu.
⋯ ⊰ ᯽ ⊱ ⋯
Acaranya berlangsung meriah, dan ini adalah hari terakhir. Dan hari ini, Seonghwa ingin mempersembahkan sesuatu untuk pacar kecilnya.
Ya, ini adalah tepat tiga bulan mereka menjalin hubungan.
Untuk menghadiahi semua perhatian kecil Hongjoong padanya, serta tatapan mata tulus dan malu-malu yang ia berikan pada Seonghwa, ia akan bernyanyi di panggung utama hari ini saat penutupan acara.
Tak ada yang tahu rencananya kecuali Kevin selaku ketua divisi acara. Itupun Seonghwa harus memohon-mohon padanya agar dibolehkan tampil di akhir acara, bahkan menyogoknya dengan satu paket pensil khusus untuk menggambar beserta sketchbook yang harganya lumayan menguras kantong itu.
Untung uang Seonghwa banyak, jadi ia bisa membelinya untuk menyogok Kevin.
Dan.... voila! Kevin akhirnya luluh setelah diberi sogokan yang lumayan mahal itu.
Ia juga tak luma menyogok seluruh anak divisi acara agar mereka bisa membantunya melakukan aksinya itu dengan membelikan mereka paket makan siang dari restoran yang cukup terkenal di dekat sekolah mereka.
Jadi sekarang, Seonghwa ada di belakang panggung dengan setelan kemeja putih yang lengannya digulung sampai siku dipadukan dengan celana jins hitam, dan kacamata frame tipis yang dipakaikan Kevin padanya. Katanya, agar style nya lebih hot.
Dan ya, Seonghwa benar-benar tampak seperti model yang siap difoto.
"Ini saatnya." bisik Kevin, saat MC acara yakni Jung Wooyoung dan Choi Yeonjun menutup acara hari ini. "Bersiaplah."
"... tapi sebelum itu, ada persembahan terakhir dari seseorang untuk Kim Hongjoong sunbaenim. Jadi untuk Kim Hongjoong sunbaenim selamat nikmati penampilan spesial dari orang ini!"
Suara Yeonjun terdengar dari stage yang membuat kerumunan didepan sana heboh karena ucapannya.
"Untuk mempersingkat waktu, mari kita panggil spesial guest star kita!"
Wooyoung menyahut dengan penuh semangat.
Dengan itu, Seonghwa naik ke atas panggung dengan sebuah gitar akustik milik Kevin diiringi suara pekikan dan siulan dari para siswa yang menonton serta tepukan tangan dari audiens luar.
Ketika ia duduk di bangku tinggi yang sudah dipersiapkan anak acara, ia tersenyum dan memegang mic sebelum berkata. "Kim Hongjoong, jangan pergi."
Bisa ia lihat pacarnya itu salah tingkah saat mendengar suara Seonghwa, dengan Juyeon yang menahannya ditempat agar Hongjoong tidak kabur dari tempatnya. Disekelilingnya ada teman-teman pemuda itu yang bertepuk tangan antusias.
Setelah yakin pacarnya tidak akan pergi, Seonghwa mulai memetik senar gitar akustik yang ia pangku.
Melodi yang familiar dari lagu 17 milik penyanyi Pink Sweat$ membuat penonton bertepuk tangan riuh. Dan ketika suara Seonghwa melantunkan lirik lagunya, ia bisa melihat pacarnya itu bersemu merah.
To be continued
Hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Your (Boy)Friend
FanfictionSeonghwa yang baru seminggu putus dari pacarnya harus kuat diteror oleh sang mantan kekasih, dan teman-teman 'gila' sang mantan yang menyalahkannya karena membuat sang mantan bersedih. Sementara di sisi lain, Hongjoong menjadi penasaran dengan rasa...