Dengan wajah bodohnya, Hongjoong duduk di meja belajar. Matanya menatap kosong pada deretan buku-buku yang sudah ia susun sesuai urutannya.
Pikirannya melayang ke beberapa jam yang lalu, saat dimana ia dengan spontanitasnya mengajak Seonghwa berpacaran.
"Ayo jadi pacarku!"
Jadi pacarku..
Pacar...
"Brengsek!" tangannya mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. "... apa-apaan itu tadi?!"
Tiga kata yang mengubah status dirinya dan seorang Park Seonghwa. Sungguh, Hongjoong tak percaya dirinya bisa mengucapkan kalimat itu dengan percaya diri.
Dia pasti kemasukan setan penunggu sekolah. Hongjoong yakin itu!!
"Jika aku bilang pada Seonghwa kalau itu cuma dare dari teman-teman bagaimana ya..." gumamnya.
Tapi saat melihat notifikasi ponselnya yang menunjukkan puluhan pesan dan panggilan tak terjawab dari sahabat dan adik kelasnya, Hongjoong segera menolak gagasan itu.
Bisa-bisa ia dihajar Seonghwa jika dia tahu sebenarnya tidak ada dare yang harus ia jalankan. Belum lagi sahabatnya tidak bisa diandalkan. Itu benar-benar menggali lubang untuk dirinya sendiri.
"Ya sudah lah.... pacar pun pacarlah." ujarnya pasrah sambil menumpukan tangankan di dagu.
Tapi tunggu...
Hongjoong ingat, dirinya tidak tahu apa saja yang dilakukan oleh orang yang sudah berpacaran.
S-sial!
Lupakan tentang berciuman atau kontak fisik lainnya. Hongjoong bahkan tidak pernah memegang tangan orang lain jika bukan tangan orang tua ataupun sahabatnya.
Tapi yang ia lupakan adalah, ia mengecup pipi Seonghwa tadi siang.
"Naver!" serunya dengan penuh semangat.
Segera, ia membuka kunci ponselnya dan melakukan pencarian mengenai apa saja yang dilakukan oleh sepasang kekasih.
Saat melihat hasil pencariannya, ia hanya menganggukkan kepalanya sambil membayangkannya dalam imajinasinya. Sederhana memang, ia juga sering melakukan hal-hal itu pada sahabatnya. Kecuali berciuman.
Hongjoong sering memeluk Jungwoo, atau dipeluk Kevin saat mengawasi latihan anak-anak teater. Berpegangan tangan dengan seniornya Bangchan jika ia harus pulang bertiga bersama pasangan Banginho, yang tampak seperti seorang anak dengan orang tuanya. Atau disuapi saat makan oleh Hyunjae.
"Ternyata semudah itu..." gumamnya sambil membaca bolak-balik artikel yang berjudul '1001 cara menjadi pacar yang baik'.
"Memberikan makan siang?" gumamnya kala membaca lanjutan artikel itu. "Bah, memangnya Seonghwa anak kecil harus membawa kotak makan siang?"
Ia lalu coba mengingat, apakah teman-temannya pernah membawakan pacar mereka kotak makan siang atau tidak. Tapi nihil. Entah itu Minho yang seperti ibu-ibu galak, Hyunjae yang tsundere, atau Jungwoo yang blak-blakan, mereka tak pernah membawakan pacar masingmasing kotak makan siang.
Tapi dalam artikel tertulis, jika seorang gadis memberikan bekal untuk pacarnya, itu akan membuat si pasangan menjadi merasa senang. Dan hubungan akan berjalan menjadi lebih baik.
'artikel ini yang tidak berguna atau memang teman-temanku yang aneh?' pikirnya.
"Terserah lah!" ia lalu mengambil buku kosong, pena dan mulai menulis cara-cara menjadi pacar yang ditulis dalam artikel tersebut.
Urusan ia akan menggunakannya atau tidak itu nanti saja.
Sementara di lain sisi, Seonghwa tidak bisa fokus saat mengerjakan tugas matematika yang diberikan oleh Kim ssaem. Alasannya singkat, itu karena kecupan tiba-tiba dari Hongjoong tadi siang.
Matanya yang tampak tajam jika marah, berubah menjadi menggemaskan saat menatapnya dengan antusias. Ini membuat Seonghwa berspekulasi bahwa pemuda itu memiliki kepribadian ganda.
"Seonghwa bodoh!" ujarnya sambil menepuk keningnya sendiri.
Sama seperti Hongjoong yang dibombardir oleh orang-orang mengenai kejadian tadi siang, ia juga sama. Ia sampai harus mematikan ponselnya agar tidak mengganggu waktu belajarnya.
Yahh bagaimanapun, sekarang Hongjoong adalah pacarnya meski ia tidak memiliki perasaan apapun padanya.
Atau... bisa kita bilang, belum.
Entahlah...
Ia masih belum melupakan bagaimana Minji mengkhianatinya, dan ia tidak mau jatuh ke lubang yang sama. Jadi, ia tidak terlalu serius pada hubungannya dengan Hongjoong.
Jahat memang, brengsek bahkan. Seonghwa pantas dipukuli untuk itu.
Tapi seperti kata orang, luka hati sulit untuk disembuhkan. Itulah yang Seonghwa alami. Walaupun tindakannya juga tidak bisa dibenarkan.
Tapi ia akan berusaha untuk menjadi pacar yang baik dengan semua usahanya, agar Hongjoong tidak merasa tersakiti karena keegoisannya. Dan sebagai permintaan maaf karena memanfaatkannya untuk menjauhkan Minji darinya.
Bahkan jika mereka nantinya harus berpisah, Seonghwa akan berusaha untuk memutuskannya dengan cara yang baik-baik.
Yahh... Lembarannya bersama Hongjoong sudah terbuka, bagaimana mereka mengisinya itu tergantung pada mereka berdua.
Entah itu kisah penuh madu atau penuh duri, mereka sendiri yang memutuskan alurnya.
To be continued
.
.
Maaf ya pendek
![](https://img.wattpad.com/cover/320541642-288-k781719.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Your (Boy)Friend
Hayran KurguSeonghwa yang baru seminggu putus dari pacarnya harus kuat diteror oleh sang mantan kekasih, dan teman-teman 'gila' sang mantan yang menyalahkannya karena membuat sang mantan bersedih. Sementara di sisi lain, Hongjoong menjadi penasaran dengan rasa...