Part 3

342 53 5
                                    

Pagi ini, Hongjoong datang dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Semalaman ia habiskan untuk menamatkan novel pinjaman yang ia baca sejak dua hari yang lalu, karena terlalu penasaran dengan endingnya.

Walaupun harus meneteskan air mata karena akhir yang mengenaskan, Hongjoong puas. Karena ia tidak dihantui rasa penasarannya lagi. Ia bahkan hanya makan sedikit saat makan malam dan buru-buru menyelesaikan pekerjaan rumahnya sebelum kemudian bergelung dibalik selimut dan membaca novel pinjamannya.

Karena efek kantuk yang ia rasakan, ia jadi sedikit tidak fokus. Bahkan jalannya sedikit terseok seperti zombie, untungnya ini masih terlalu pagi jadi ia tidak akan menjadi bahan tontonan warga sekolah.

Dan karena itu, ia jadi tidak memperhatikan jalan hingga membuatnya tersandung anak tangga saat hendak menuju ke kelasnya di lantai dua.

Brukk..

"Akh..." Hongjoong meringis saat merasakan lututnya ngilu dan kebas di telapak tangannya.

Dari atas tangga terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru, sebelum kemudian berhenti disampingnya dan membantu Hongjoong bangun.

"Kau baik-baik saja?" Tanya sosok itu dengan khawatir.

Sementara Hongjoong tengah menahan agar air matanya tidak keluar karena rasa sakit di lututnya. Ia lalu menatap sosok yang sudah membantunya untuk bangun, sebelum kemudian terdiam.

Seonghwa.

Iya, Park Seonghwa yang membantunya bangun. Dengan kedua tangannya menggenggam lengan kecil Hongjoong dan mata yang menatapnya khawatir.

Di mata Seonghwa, tampilan Hongjoong saat ini sangat mengkhawatirkan. Mata berkaca-kaca, bibir melengkung kebawah, dan tubuh yang lemas.

Apakah sesakit itu?? Batin Seonghwa, kala tak mendapati jawaban dari sosok yang lebih kecil.

Padahal sebenarnya Hongjoong tengah gugup karena keberadaan Seonghwa, belum lagi ia sangat memalukan karena tersandung anak tangga.

Mau ditaruh dimana harga dirinya nanti?!

Hongjoong menggeleng patah-patah, lalu melepaskan diri dari Seonghwa dan berterima kasih. Ia ingin segera menuju ke kelas karena terlanjur malu, tapi sekali lagi ia nyaris terjatuh jika tidak dipegang oleh Seonghwa.

"Hati-hati..." ujarnya.

"T-terima kasih..." cicit Hongjoong.

"Sebaiknya kau ke ruang kesehatan saja, kau tampak tidak sehat." usul Seonghwa.

"Aku–"

"Hongjoong??" Suara Juyeon memotong ucapan Hongjoong, juga mengalihkan perhatian Seonghwa. "Ah! Seonghwa-ssi, pagi!"

Seonghwa tersenyum, "pagi juga, Juyeon-ssi."

Tangannya masih memegangi Hongjoong sejak tadi, membuat perhatian Juyeon kembali ke arah teman kecilnya.

"Apa dia baik-baik saja?" tanyanya sembari menunjuk Hongjoong yang tampak tak nyaman.

Seonghwa lalu menatap sosok pendek itu dan kembali teringat dengan kejadian tadi, "tadi dia terjatuh cukup keras, aku kebetulan mau ke ruang OSIS dan menolongnya. Sepertinya dia sedang sakit."

Hongjoong melemparkan tatapan memelas pada Juyeon, berharap temannya itu mau mengeluarkannya dari situasi canggung—menurutnya—itu.

Untungnya otak Juyeon bisa diajak bekerjasama, ia lalu menatap Seonghwa dan tersenyum. "Terima kasih telah menolongnya, biar aku saja yang membawanya ke ruang kesehatan. Aku teman sekelasnya."

I'll be Your (Boy)Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang