Semakin mendekati hari H semakin menjadi tingkah Minji. Ia jadi lebih sering berada di sekitar Seonghwa, membuat beberapa panitia lain risih melihatnya.
Seonghwa juga sebenarnya, dia benar-benar risih sungguh. Tapi dia tidak punya cara untuk menghindari gadis yang seperti lintah ini.
Dan karena itu, ia juga tidak bisa menemani Hongjoong. Untungnya, si pemuda Kim itu sudah bisa berbaur dengan anak-anak dekorasi. Walaupun ia dan beberapa panitia harus mendengar teriakannya karena Minji yang terus menempel pada Seonghwa, tapi selebihnya tidak masalah.
Seonghwa lega karena dirinya bisa lepas darinya walaupun untuk beberapa jam saja. Terima kasih kepada Kim Hongjoong dan segala kegalakannya.
Saat ini mereka sedang istirahat sebelum nanti mulai memasang dekorasi, Hongjoong sendiri izin untuk pergi ke toilet sebentar untuk mencuci mukanya.
Ia kurang tidur lagi gara-gara novel baru yang dia pinjam dari Yeji. Iya, mereka saling meminjamkan novel saat tahu bahwa masing-masing suka buku fiksi tersebut.
Saat perjalanan kembali ke dekat panggung utama, suara yang akhir-akhir ini selalu ia dengar masuk ke telinganya.
".... jika aku bisa berpacaran lagi dengannya, aku bisa menggunakan kedudukannya untuk menjadi lebih terkenal di sekolah ini!"
"Wahhh... benar! Minji kita bisa menjadi gadis paling dikagumi jika berpacaran dengan Seonghwa!"
"Tunggu apa lagi? Ayo balikan lagi dengannya!! Agar gadis-gadis lain disekolah ini iri padamu!!"
"...aku sedang berusaha. Do'akan aku ya teman-teman."
"Tentu! Kami selalu mendoakanmu Minji-ya!"
"Ya! Itu benar! Jadi semangat lah!"
Hongjoong yang mendengarkannya bergidik jijik, jadi itu alasan lintah menyebalkan itu menempel pada Seonghwa? Dia hanya ingin memanfaatkan posisi Seonghwa yang merupakan ketua OSIS disekolah hanya untuk mendapatkan ketenarannya saja.
Ia buru-buru pergi dari sana masih dengan pikiran yang dipenuhi percakapan sekelompok 'orang gila' itu.
Di tempat dekorasi, anak-anak kelas satu tengah bermain-main dengan dekor yang akan dipasang. Beberapa dari mereka bahkan berlarian di lapangan sambil berteriak-teriak tidak jelas.
Hongjoong duduk di samping Rocky yang terengah-engah karena lelah mengejar Yeonjun yang mengambil minuman keras.
"Rocky.." panggil Hongjoong.
Si pemilik nama menoleh dan mengangkat sebelah alisnya seolah mengatakan 'apa?'
"Jika ada yang berniat mendekatimu hanya karena ingin pamer akan statusnya saja, apa yang akan kau lakukan?" tanya Hongjoong.
Rocky tampak berpikir sembari mengipasi lehernya, "aku akan memukulnya, laki-laki ataupun perempuan aku tidak peduli. Yang jelas dia sudah mengecewakanku."
"Kau benar-benar akan memukulnya?" Hongjoong memastikan, yang langsung di angguki Rocky.
"Kenapa?" tanya Rocky, heran saja dengan teman seangkatannya itu.
Hongjoong menggeleng kecil, "tadi aku mendengar percakapan secara tidak sengaja..."
"Siapa?" tanya Rocky.
Hongjoong menatapnya dengan tatapan datar, "beberapa siswi. Mereka ingin memanfaatkan status seseorang agar bisa lebih dikenal disekolah."
Rocky mengangguk paham, dan tidak mengatakan apapun soal itu.
"Kau tidak kaget dengan hal itu?" tanya Hongjoong penasaran.
Rocky menggeleng, "ada banyak yang seperti itu, sudah menjadi hal umum. Bahkan banyak dari teman-temanku yang menjadi korbannya."
"Teman-temanmu?" beo Hongjoong.
Rocky kembali mengangguk, "kau tahu Cha Eunwoo?"
Kini giliran Hongjoong yang mengangguk, mustahil dia tidak kenal itu siapa. Yang baru dia ketahui itu adalah fakta bahwa seniornya itu ternyata teman dari Rocky.
"Dia salah satu korban anak-anak yang menginginkan popularitas, orang itu memacarinya hanya untuk membuat dirinya bisa dikenal satu sekolah sebagai 'pacar Cha Eunwoo'." jelasnya, "dan.... ya. Orang itu mendapatkan apa yang dia mau, tapi hubungan keduanya menjadi toxic karena sejak awal tidak berlandaskan atas rasa saling suka."
"Lalu?" tanya Hongjoong, masih penasaran dengan akhir dari ceritanya.
"Eunwoo sekarang berpacaran dengan sesama korban orang yang menginginkan popularitas. Kau tahu Moonbin?" sambung Rocky, Hongjoong mengangguk.
Moonbin itu tetangganya, mustahil dia tidak tahu.
"Dia pacarnya." ujar Rocky dengan enteng. "Ah sial! Gerah sekali..."
Hongjoong terdiam, hari ini ia menerima banyak sekali kejutan. Dimulai dari pembicaraan kelompok gila itu, seniornya yang ternyata teman Rocky, hingga tetangganya ternyata pacar orang populer.
Sangat... Wahh sekali.
Ia lalu menatap Seonghwa yang tengah menjelaskan sesuatu pada panitia yang bertanggung jawab atas konsumsi, kalau tidak salah namanya Dahyun. Lalu percakapannya dengan Seonghwa beberapa waktu kebelakang mengenai mantan pacarnya.
Dia pasti akan patah hati jika tahu maksud sebenarnya dari Minji, dan mungkin akan membuatnya jadi tidak percaya akan orang lain lagi.
Hongjoong ingin membantu, tapi bagaimana caranya? Sedangkan dia sendiri tidak pernah merasakan rasa suka pada seseorang. Jangankan menyukai, melihat orang asing saja Hongjoong langsung kabur.
Selama ini, ia hanya bisa berkhayal tentang karakter novel-novel yang ia baca, dan menjalin kasih dengan mereka dalam imajinasinya. Hingga ia berhasil menciptakan naskah yang luar biasa.
Ya, hanya sebatas itu.
Ia tak pernah menyukai seseorang yang benar-benar ada didunia nyata. Bahkan sekalipun Minho dan Juyeon menyuruhnya untuk memiliki kekasih, Hongjoong tidak bisa. Karena ia tidak mengerti bagaimana caranya.
Saat sedang dilanda kebingungan, percakapan Yeji dan Ryujin masuk ke telinganya.
"...kau tahu tidak?! Ternyata dia itu pacar sewaan! Mereka tidak benar-benar berpacaran, tapi melakukan hubungan simbiosis mutualisme untuk menghindari perjodohan dari orang tua mereka!!"
"Yang benar?!"
"Iyaa!! Itu baru saja terungkap di bab yang baru di publikasikan kemarin sore! Kau harus–"
"Pacar sewaan?" gumam Hongjoong.
"Hah? Apa kau bilang?" Rocky yang ternyata masih duduk disebelahnya menoleh dengan wajah bingung.
"Ah... tidak, aku hanya terpikirkan plot novel saja. Hehehe.." balas Hongjoong, ia berdiri dan menepuk-nepuk celananya sebelum berlari kecil meninggalkan temannya itu. "aku pergi dulu ya Rocky, sampai jumpa!"
"Hei! Kau mau kemana?!" Rocky berteriak.
"Menemui seseorang!!" jawab Hongjoong.
Ia lalu berlarian ke seluruh venue panggung untuk mencari targetnya, bahkan ia tidak peduli dengan rambutnya yang mulai lepek dan keringat yang mengalir di pelipisnya.
Yang ada dalam pikirannya sekarang adalah, ia harus membantu orang itu apapun resikonya nanti. Ia tidak peduli, yang penting orang itu tidak dimanfaatkan oleh si lintah.
"Park Seonghwa!!"
.
.
.
To be continued
Ya selamat! Dipotong dulu ya, see you
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Your (Boy)Friend
FanfictionSeonghwa yang baru seminggu putus dari pacarnya harus kuat diteror oleh sang mantan kekasih, dan teman-teman 'gila' sang mantan yang menyalahkannya karena membuat sang mantan bersedih. Sementara di sisi lain, Hongjoong menjadi penasaran dengan rasa...