Part 11

249 42 5
                                    

"Park Seonghwa!!"

Ia meneriakkan nama lengkap sang ketua OSIS sambil melambaikan tangannya, beberapa panitia lain langsung memusatkan atensi mereka pada Hongjoong.

Namun sepertinya, ia tidak terlalu peduli karena masih tenggelam dalam niatnya untuk membantu si ketua OSIS.

"Hongjoong? Ada apa?" tanya Seonghwa kala si pemanggil sudah ada didepannya.

Hongjoong mengatur nafasnya terlebih dahulu sebelum tersenyum dan berkata dengan lantang. "Ayo jadi pacarku!"

Hening, semua orang terkejut dengan pernyataan tiba-tiba dari seorang Kim Hongjoong. Tak ada angin, tak ada hujan bahkan tak ada lalat yang lewat. Dengan tiba-tiba ia mengatakan tiga kata itu didepan banyak pasang mata.

Brukk...

Sampai kemudian Hankyeon tanpa sengaja menjatuhkan kardus yang ia bawa saking terkejutnya.

Berbeda dengan mereka, Hongjoong masih tersenyum tanpa dosa. Seolah-olah apa yang ia ucapkan tadi bukanlah sesuatu yang penting. Seperti hanya berkata 'hey ayo pulang bersama!'

Seonghwa akhirnya tersadar dari keterkejutannya, lalu memandang Hongjoong dengan aneh. "Kau... serius?"

Hongjoong mengangguk, wajahnya yang lugu membuat Seonghwa tak enak hati jika harus menolaknya.

Seonghwa menghela nafas panjang, lalu menggenggam tangan yang lebih kecil dari miliknya itu dan membawanya pergi dari keramaian. Barulah satu menit setelah kepergian mereka, panitia yang tadi terkejut tersadar kembali.

"GILA!"

"AKU PASTI BERMIMPI!!"

"AAAAA MIMPI MACAM APA INI?!"

"KIM HONGJOONG SI JENIUS MENYATAKAN PERASAANNYA PADA PARK SEONGHWA?!"

"AKU PASTI HALUSINASI!!! TOLOOONGGGG!!"

Begitulah kira-kira keributan yang terjadi setelah dua orang yang menjadi tokoh utama insiden itu meninggalkan TKP.

Di lain tempat, Seonghwa membawa Hongjoong ke tempat yang sama saat dirinya menenangkan pemuda pendek itu saat ia mengamuk dulu.

Iya, taman belakang sekolah.

Masih dengan raut wajah antusias, Hongjoong menatap lawan bicaranya. "Bagaimana??"

Seonghwa hanya menghela nafas berat dan memijat pangkal hidungnya, rasanya kepalanya berdenyut. "Atas dasar apa kau mengajakku menjadi pacarmu?"

Ketika ditanya seperti itu, Hongjoong menjawab dengan enteng. "Karena aku ingin punya pacar."

Sungguh, Seonghwa rasanya ingin menenggak pil tidur sampai ia overdosis saja rasanya. Inikah sosok yang dikagumi oleh adik kelas mereka? Kim Hongjoong si jenius?

Kenapa dimatanya dia hanya anak laki-laki polos yang bahkan tidak tahu apa yang dia katakan?

"Seonghwa, kau mau?" Hongjoong kembali bertanya.

Si pemilik nama mengernyit, "seingin itu kau berpacaran denganku?"

Dengan polosnya Hongjoong mengangguk dan bahkan tersenyum tipis. Aduh sungguh, Seonghwa tak tahan dengan sesuatu yang lucu. Kenapa pemuda didepannya ini membuatnya sulit untuk menolak??

Lihat matanya! Itu seolah-olah berkata 'ayo Seonghwa terima aku! Jangan tolak aku, karena aku bisa menangis nanti!'.

Seonghwa mengalihkan pandangannya ke arah lain, bisa goyah ia lama-lama menatap mata boba itu.

Ia lalu berpikir, jika ia menjadi pacar Hongjoong mungkin Minji tidak akan terlalu bar-bar saat mendekatinya. Dan ia bisa sedikit menjauh dari gadis itu. Ingat, sedikit.

Tapi, ia juga kasihan pada Hongjoong jika ia menerimanya. Ia tidak menyukai pemuda yang lebih pendek itu, Seonghwa takut dirinya melukai perasaannya. Apalagi teman-teman Hongjoong kebanyakan titisan iblis–iya karena mereka galak.

Tak bisa dibayangkan jika dirinya membuat pemuda itu menangis, mungkin Juyeon atau Minho akan meng grill tubuhnya untuk dijadikan barbeque. Ia bergidik tanpa sadar, membuat Hongjoong memiringkan kepalanya karena bingung.

"Seonghwa?" ia melambaikan tangannya didepan wajah tampan pemuda itu.

"A-ah.." Seonghwa akhirnya mendapatkan kembali kesadarannya, dan menatap Hongjoong.

'Persetan dengan menjadi barbeque! Daripada aku harus dekat dengan Minji, aku lebih baik dijadikan daging panggang oleh Minho!'

Ia lalu menarik nafas dalam-dalam sebelum kemudian mengangguk kecil, "...ya. Aku mau."

Hongjoong tersenyum lebar, "terima kasih Seonghwa!"

Ia lalu mengulurkan tangannya yang kecil itu, membuat Seonghwa mengernyit bingung. Apa yang mau dia lakukan?

Dengan ragu ia menyambut uluran tangannya yang langsung digenggam oleh Hongjoong. "Mulai sekarang kita pacaran, tidak ada yang bisa dekat-dekat denganmu selama aku ada." Hongjoong tersenyum diakhir kalimat.

Ia lalu melepaskan genggaman tangannya dan berpikir, apa yang harus dilakukan oleh orang yang sudah resmi berpacaran?

Sekelebat ingatan mengenai scene dalam novel terlintas di benaknya, tanpa sadar membuat wajah yang menggemaskan. Ia lalu maju satu langkah agar lebih dekat dengan Seonghwa, yang mana membuat pemuda itu menjadi lebih waspada.

Hongjoong memegang kedua pundak pemuda jangkung itu, berjinjit sebelum kemudian mengecup pipi kanan Seonghwa hingga membuat pemuda itu membeku.

Sungguh, demi celana dalam Hello Kitty pink milik ayahnya. Seonghwa benar-benar tidak menyangka akan dikecup!!

Dari semua hal yang bisa ia pikirkan, kecupan kecil itu sama sekali tidak pernah ia bayangkan. Kim Hongjoong, isi kepalanya sangat sulit untuk ditebak. Adakah yang bisa memberi Seonghwa spoiler mengenai isi kepalanya?!

Sungguh, Seonghwa bisa mati muda jika ia terus-menerus diberi kejutan seperti ini!!

Lima detik yang terasa lama untuknya, namun dari sana ia jadi tahu satu hal. Bibir Hongjoong sangat lembut. Astaga! Maafkan Seonghwa yang mulai berpikir kotor.

Hongjoong kembali menjauhkan wajahnya yang masih berseri-seri seolah kecupan tadi tidak pernah terjadi. "Kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa lagi pacar!"

Ia berlari kecil diiringi gumaman senang dari mulutnya, tak jarang ia juga melompat-lompat kecil menunjukkan betapa senangnya pemuda mungil itu.

Sementara Seonghwa hanya memperhatikan Hongjoong yang mulai menjauh sembari memegang pipi kanannya yang habis dikecup. Ia baru tersadar dari rasa kagetnya dan sudah ditinggal sendiri.

Minji saja tidak pernah mengecupnya, tapi Hongjoong...

Pacarnya yang itu memang agak lain..

Yahhh.... Seonghwa akan berusaha untuk bersikap seperti selayaknya pacar pada umumnya agar ia bisa selamat dari amukan Minho dan Juyeon.

Ia lalu berjalan meninggalkan taman belakang sekolah, masih banyak hal yang harus ia urus karena event yang akan segera diselenggarakan.

Namun, bayang-bayang saat Hongjoong mengecup pipinya, tangan kecil yang meremat pundaknya masih memenuhi benak Seonghwa saat ini.

Apalagi saat bibir itu menyentuh pipinya, rasanya...

"Astaga Park Seonghwa! Sadar! Kau bisa dipukul sapu oleh ibu karena berpikiran kotor!!" gumamnya sambil terus berjalan menuju venue panggung, dan masih berusaha menghilangkan kejadian mengejutkan tadi dari pikirannya.

.

.

.

To be continued

Yey pacaran!!

Btw Hongjoong manggil Seonghwa itu "namchin" alias pacar wkwkwk

I'll be Your (Boy)Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang