Langit nampak begitu gelap hujan turun begitu deras, acara bazar kampus telah selesai semua siswa maupun siswi banyak yang masih membereskan barang jualan mereka termaksud Sabo yang kini membantu teman sekelasnya memindahkan barang dagangan mereka. Tak butuh waktu lama mereka membereskan kini semua jurusan Logia berkumpul dikelas mereka untuk rapat dan membicarakan penghasilan yang mereka dapat selama berjualan.
"Baik teman teman, untuk hasil yang kita peroleh bisa kita buat untuk camping bulan depan," ucap gadis berambut orange.
"Jadi rapat hari ini telah selesai, silakan untuk kembali ke habitatnya masing masing," kini jurusan Logia telah selesai berkumpul, banyak siswa maupun siswi yang pulang kerumah mereka masing-masing tak lupa mereka membawa payung dan beberapa dari mereka yang tak membawa payung lebih memilih berada didalam kelas.
Langit sudah gelap sepertinya hari sudah mulai malam dan semua siswa banyak yang pulang, Sebenarnya Sabo ingin segera pulang tapi hujan begitu lebat akhirnya ia menunggu di Koridor sekolah sambil memainkan ponsel miliknya. Tiba tiba terdengar suara langkah kaki dari koridor, Sabo menoleh ke arah sumber suara tersebut untuk memastikan masih ada orang di sekolah ini dan muncul sesosok laki laki tinggi menatap ke arah Sabo,
"kamu ga pulang,bo?" tanya laki laki itu pada Sabo, Sabo pun menggelengkan kepalanya dan berkata
"kamu ga liat lagi hujan." laki laki itu pun hanya tertawa,
"Emang ga bawa mobil?" tanya laki laki dengan tubuh tinggi itu.
Sabo menggeleng, "tidak, lagi diperbaiki"
Tiba tiba saja laki laki itu memberikan payung berwarna merah miliknya.Sabo yang diberi payung milik pria itu pun menoleh dan sedikit bingung, "buatku?bagaimana denganmu?"
"Tentu saja aku akan menerobos hujannya," Sabo yang tak enak akhirnya menawarkan diri,
"Bagaimana kalau kita berbagi payung?" tanya sabo pada pria itu, Tentu saja pria itu menyetujuinya.
Selama perjalanan hanya suara hujan yang terdengar masing-masing dari mereka enggan untuk berbicara, Sabo muak dengan keheningan ini akhirnya ia membuka suara,
"Tumben sekali kamu jalan? Dimana pamanmu, ce?" tanya Sabo menatap ke arah Ace yang sedang memegangi payungnya.
"Ya seperti biasa ada rapat dosen, jadi aku disuruh untuk pulang sendiri," jawab Ace dan diangguki oleh sabo.
"Dan adikmu, siapa yang akan menjemput ia pulang?" -Sabo
"Seperti yang kau tau dia sudah mempunyai kekasih, jadi dia selalu dijemput oleh kekasihnya," -Ace
"Enak sekali jika mempunyai kekasih bukan?" ujar Sabo tersenyum kearah Ace.
"Ya begitu lah, memang kau punya kekasih?" Ace ingin tau tentang Sabo, Sabo yang diberi pertanyaan itu menatap lekat ke Ace.
"Ya dulu punya, sekarang tidak," nampak raut sedih diwajahnya, Ace mulai merasa bersalah telah menanyakan hal itu akhirnya ia hanya diam saja tak ingin bertanya lagi.
Tak berselang lama mereka sampai di halte bus yang tak seberapa jauh dari kampus, sedikit ramai disana beberapa diantara mereka ada yang berteduh dan ada yang menunggu bus datang. Bahkan Ace dan Sabo hampir tak bisa berteduh disana akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke stasiun bawah tanah untuk pulang ya mungkin disana ramai tapi setidaknya mereka tidak kebasahan karena menunggu bus. Kini Ace dan Sabo berada didalam kereta bawah tanah, seperti yang kita ketahui dikereta yang mereka naiki sangat ramai bahkan mereka berdua tidak dapat tempat duduk.
Sesak, sangat sesak bahkan bau keringat dari para pekerja tercium sangat tak sedap, tak lama pintu kereta terbuka pertanda sebagian para penumpang kereta turun dan ada juga yang masuk dan semakin menambah sesak didalam kereta, kini Ace berpegangan pada gantungan kereta dan sesekali terdorong oleh penumpang lain hingga mengenai Sabo yang didepannya sedang bersandar di-dinding kereta sambil bermain ponsel miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILLEGAL RACING (AceXSabo)
AcciónAce harus tinggal bersama pamannya di East Blue. Demi menjauhkan Ace dari hobi gilanya. Namun ia bertemu dengan sosok Sabo yang memiliki trauma akan masa lalu. Beberapa cerita saya ambil dari novel. Karakter milik Oda sensei (one Piece) Warning Ya...