Lo Kuat Gab.
Alesha mengobrol cukup akrab dengan Sean dan Agaskar. Sedangkan untuk Aiden dan Haruka, mereka hanya diam menyimak sedari tadi. Saat sedang mengobrol Haruki datang dengan Gabriel yang ia papah, karna Gabriel tadi pergi menghampiri Haruki.
"Woi, pulang yuk. Udah malam juga, entar mommy marah lagi," ajaknya. Ya, walau Haruki anak nakal, ia masih tetap anak mommy.
"Ayo deh, udah malam. Tuh anak juga udah mabuk berat kayaknya," tunjuk Sean kepada Gabriel yang sudah terkepar lemas.
Aiden berdiri. "Tuh anak siapa yang ngantar?" Tanyanya. Semua orang menoleh satu sama lain. Alesha terkekeh melihatnya.
Agaskar menggeleng. "Gue gak bisa, entar kena lempar sendal gue sama kembaran," ujarnya.
Alesha menoleh kearah Agaskar. "Lo ada kembaran, gas?" Tanyanya. Agaskar mengangguk.
"Udahlah, sekarang itu ni anak gimana? Pakai acara mabuk segala. Heran gue," celoteh Haruki.
"Gue juga gak bisa," kata Sean.
Semua menoleh ke arah Aiden. Aiden yang dipandang pun menggeleng kan kepala nya. "Jemput ren," ucapnya.
Alesha menghela nafas. "Yaudah deh sama gue aja."
Semua menoleh dan mengangguk. "Gak ngerepotin kan, lex?" Tanya sean.
"Ya, ngerepotin sih. Tapi mau gimana lagi," jawab Alesha.
Semuanya langsung keluar dan menaiki kendaraan nya masing-masing. Sedangkan Alesha terpaksa naik mobil nya Gabriel karna jika menaiki motor, takut tidak seimbang. Jadi alhasil motornya dibawa oleh Haruki, dan besok disekolah dikembalikan.
Alesha menghempaskan tubuh Gabriel di bangku belakang. Gabriel kelihatan nya memang sudah mabuk, jangan sampai ia muntah disini, Pikir Alesha.
Alesha malajukan mobil dengan kecepatan rata-rata. Soal alamat rumah Gabriel tadi sudah di beritahukan oleh Sean. Alesha melirik sekilas Gabriel melalui kaca. Tampak lah Gabriel yang sedang terbaring dengan menggumamkan sesuatu yang tak jelas.
Tiba-tiba Gabriel duduk. "Hic! Gue dimana? Kok terbang?" Celoteh nya.
Alesha menghela nafas. "Lo di mobil Gabriel, bukan terbang. Mana ada mobil terbang!"
Gabriel mengangguk sekilas. "Andai gue bebas ya lex, hic!"
Alesha terdiam beberapa detik, kemudian berbicara. "Kenapa?" Tanyanya.
Gabriel merebahkan dirinya terlentang di kursi. "Gue selalu hic! Dituntut .... Sempurna. Dan gue benci itu! Hic!" Ujarnya.
Alesha termangu. Gabriel memukul mukul belakang kursi di depan. "Gue pengen bebas sekali aja sialan! Hic! Gue capek lex, capek ...."
Alesha terdiam. Mungkin ini yang membuat Gabriel minum begitu banyak dari biasanya. Anak itu tertekan.
"Jangan antar gue kerumah lex" gumam Gabriel yang masih bisa didengar oleh Alesha.
"Lo kuat gab."
***
Alesha tidak membawa Gabriel pulang kerumah nya. Melainkan ke apartment nya. Karna Alesha tau, pasti nanti Gabriel akan terkena masalah jika ia antar pulang kerumahnya.Ia melihat Gabriel yang tertidur pulas di kasur. Setelah susah payah mengpapah Gabriel ke kamar. Akhirnya bisa juga.
Alesha keluar dan membersihkan diri di kamar sebelahnya. Ia sangat mengantuk, dan ingin pergi tidur segera. Dengan cepat ia langsung tidur setelah memakai pakaian.
Pagi hari tiba, matahari muncul dengan malu-malu. Gabriel mulai membuka matanya, hal yang pertama ia lihat adalah langit-langit kamar yang terlihat asing. Dimana dia?
"Udah bangun lo?"
Gabriel menoleh, disana ada Alesha yang berdiri di ambang pintu. Gabriel memegangi kepalanya mencoba mengingat kejadian malam tadi. Sungguh ia tak ingin mabuk saat itu, hanya saja nafsu nya tak bisa di tentang.
"Lo? Alex?"
Alesha merotasi kan bola matanya. "Gue jamal, orang gila simpang empat," celetuk nya.
Gabriel mengendus. "sejak kapan nama lo jamal?"
"Ck, lo mah ribet gab, buruan mandi. Bau alkohol lo! " Ujarnya kemudian pergi. Gabriel melongo dan melihat ada sepasang seragam sekolah yang digantung di pintu. Dan tidak lama ia bangun membersihkan diri.
Alesha berada di dapur memasak sarapan pagi. Yaitu ayam goreng! Ya, hanya ada itu di kulkas jadi ia masak ayam goreng saja. Tanpa lama lama, Alesha selesai, dan menyajikan nya di meja makan. Dan tepat sekali Gabriel turun menuju meja makan.
"Wahh, masak apa lo, lex?"
Alesha meletakkan piring makan. "Masak daging kodok."
"Anjir, kodok cuy. Penasaran gue gimana rasanya," ucapnya antusias.
Oke, rasanya Alesha mau melemparkan Gabriel kedasar jurang sekarang juga. "Itu ayam goblok! Liat ada paha nya itu!" Kesal Alesha.
"Hehe, tau lex, bercanda."
"Nyebelin lo."
***
Di halaman menuju gedung sekolah, Alesha berjalan dengan gabriel di samping nya. Ya, tentu saja pergi dengan menaiki mobil Gabriel.Siswi-siswi disana menjerit histeris ketika melihat Alesha dan Gabriel yang berjalan bersama. Jangan heran, Gabriel itu tampan, selain itu dia juga populer dan salah satu Most Wanted boy. Banyak teriakan demi teriakan yang didengar oleh keduanya.
'wahh Alex jadi pacar aku yuk!'
'Gabriel kyaaaa!'
'gilaa ganteng banget sii!! Terutama Alex, ada manis manis nya!'
'jodoh gue itu!'
'ALEX! I LOVE YOU!'
"ngeri amat cewek-cewek jaman sekarang ya, lex," ucap Gabriel ketika mendengar teriakkan teriakkan itu. Alesha hanya tersenyum canggung saja.
Saat sampai dikelas, tiba-tiba ada yang menarik lengan Alesha sehingga sedikit tertarik menjauh dari Gabriel. Alesha menoleh kearah sang pelaku.
"Lex, mending jangan dekat-dekat sama jamet!" Ucap Zahra ngegas. Ya, dia Zahra.
Gabriel yang mendengar itu melotot. "Enak aja lo mak lampir! Ganteng gini masa di bilang jamet, sih!" Imbuhnya.
Zahra menatap garang Gabriel. "Terserah gue!"
Seperti nya ada dendam pribadi diantara mereka berdua. Mungkin. Alex yang melihat mereka adu bacot pun langsung menengahi. "Udah, jangan berantem, entar jodoh," cetusnya.
Gabriel dan Zahra melotot melihat Alex.
"NAJIS!"
"Dih, OGAH!"
Tbc
Halo? Apa kabar?
Jangan lupa ⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
ALESHA
Teen Fictionbagaimana jika seorang gadis menyamar menjadi seorang pria? ya, itulah yang sedang dialami oleh Alesha Arelia Dominic. gadis tomboy dengan rambut pendek sebahu itu menyamar menjadi seorang pria dikarnakan suatu peristiwa. Alexander Zen Dominic, kemb...