chapter 5

1.5K 124 1
                                    

Sial ia ketahuan!

Baik, di sinilah Alesha berada sekarang. Yaitu duduk di meja kantin dengan di kelilingi oleh cogan. Ya COGAN! Gadis mana yang gak deg deg an ketika dikelilingi oleh para cowok ganteng? Itulah yang sedang dirasakan oleh Alesha sekarang! Jantung nya gak aman.

"Lo kenapa lex? Santuy aja napa," ucap gabriel ketika melihat Alex yang diam sedari tadi. Alesha sadar dan langsung mengangguk canggung. Situasi macam apa ini?

"Nah kenalin, ini temen-temen gue lex." tunjuknya dengan mata, Alesha mengangguk saja. Kemudian Gabriel menyuruh mereka untuk berkenalan.

"Hai, nama gue Haruki Dellon. Gue bisa bantu lo buat nyari cewek kalau lo mau, lex," katanya sambil mengedipkan sebelah matanya. "gue punya kembaran, namanya Haruka Dellon. Nama kita kayak nama jepang kan? Nah, itu karna nyokap kita orang asli jepang," jelasnya.

Alesha mengangguk, "Haruka? Cewek?" Tanyanya. Haruki langsung mengkode agar Alesha segera diam, yang membuat ia keheranan.

"Nama nya aja yang cewek, orangnya gak."

"Ohh, kirain."

Lalu Alesha melirik ke samping kanan Haruki, yang ditatap pun mengerti. "Nama gue Aiden dwiwana Lopez," singkat nya. Alesha mengangguk.

Alesha berpikir kenapa mereka sangat tampan? Sungguh pahatan yang sempurna. Mereka memiliki ciri khasnya masing-masing.

"Alexander zen Dominic."

Haruka tersedak makanan nya, kemudian Gabriel langsung memberikan nya minum. Alesha menatap heran. "Lo gak apa-apa?"

"Uhuk! Gak papa, gak papa. Cuman kaget aja."

"Kaget?"

Haruki mengangguk, "nama belakang lo gak main-main," kekeh nya.

Alesha mangut-mangut sendiri, dan Izin pamit untuk memesan makanan. Gabriel menitip sekalian. Dan kembali lagi dengan nampan ditangannya, lalu duduk disana. Tapi pandangannya menangkap dua orang yang sama disana, wajah orang itu sama dengan Haruki, hanya saja raut wajahnya saja yang berbeda. Jika Haruki ceria, maka orang ini ..., Yang ia pikir adalah kembaran nya itu terlihat datar dan pandangannya tajam.

"Lah lex, makanan gue mana?" Tanya gabriel ketika melihat makanan yang dipesannya tidak ada. Alesha menoleh dan menunjuk ke salah satu siswi yang sedang membawa nampan. "Itu gue minta tolong buat nganterin sama dia, lagian kalau gue yang bawa gak muat."

Gabriel hanya ber oh ria. Gadis itu langsung meletakkan makanan itu di atas meja. " Makasih ya," kata Alesha, kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. "Ini, gue ada permen karet doang, sebagai tanda terimakasih gue," lanjutnya.

Gadis itu tersipu dan mengangguk semangat, lalu pergi dari sana menuju ke tempat temannya. Saat gadis itu sampai, dapat Alesha lihat dia sedang berteriak kecil. Entahlah kenapa.

"Eh Lex, ini ni, kembaran gue," ucap haruki dan langsung merangkul bahu kembarannya itu, Haruka. Haruka menengok ke arah Alex, "Haruka," katanya.

"Alex."

***
Pulang sekolah Alesha sudah berada di parkiran motor. Hari ini sangat menyenangkan baginya, sekaligus sangat melelahkan. Ia menaiki motornya dan berlalu dari sana. Banyak gadis gadis yang sedang menyapanya, Alesha hanya membalas mereka dengan melambaikan tangan. Seketika gadis gadis itu menjerit.

Alesha tersenyum dan pergi dari sana. Ia mengendarai motor dengan santai, sampai tiba-tiba ia merasa sedang diikuti dari belakang.

Alesha tersenyum, mau main-main sama gue, huh?

Laju motornya semakin ia percepat, orang orang yang mengikuti nya tadi langsung mengejar Alesha, karna mereka tau kalau Alesha sudah menyadari keberadaan mereka.

Alesha langsung berhenti di sebuah gang, dan turun dari sana kemudian berlari memasuki gang yang cukup sepi dan buntu. Mereka yang mengejar Alesha langsung turun dan menghampiri nya. Mereka ada tiga orang. Alesha tersenyum sangat manis disaat mereka sudah ada dihadapannya.

"Tidak ku sangka, kau memasukkan diri mu dalam bahaya bocah," ujar salah satu dari mereka. Alesha pura pura linglung dan panik menatap sekitar. "Ohh! Benar kah? Aku harus bagaimana ini?" Ejeknya dramatis.

Pria pria itu menggeram marah, salah satu mereka maju. "Dasar bocah!" Lalu melayangkan sebuah pukulan ke arah Alesha. Dengan cepat Alesha dengan mudah menghindar.

"Uhh, kau lambat paman," ejeknya, kemudian menendang bagian perut orang itu dengan kuat, alhasil pria itu mundur beberapa langkah memegangi perutnya. "Sialan kau bocah!"

Mereka maju dan menghajar Alesha, Alesha menghindar dan memukuli mereka dengan teknik beladiri yang sudah ia pelajari. Alesha memutar kakinya ketanah sehingga mengenai kaki mereka, lalu mereka jatuh dengan bersamaan.

Tidak sampai situ, mereka mulai menggunakan senjata tajam, sebuah pisau lipat. Alesha melihat nya, lalu tersenyum mengejek. "Tidak asik jika kau melawan anak kecil seperi ku dengan benda itu paman," ujarnya.

"Kenapa, kau takut bocah?"

Alesha tertawa, "aku? Takut? Kata dari mana itu, huh?"

Karna tersulut emosi pria itu datang dan berlari ingin menusuk Alesha, Alesha langsung menghindar dan melayangkan kaki nya kearah tangan pria itu dan menginjak nya dengan kakinya, sangat keras sehingga menimbulkan suara retakan.

Pria itu teriak kesakitan. Lalu Alesha tersenyum sumring. "Bagaimana paman? Apakah itu enak? Mau aku patahkan yang satunya lagi?" Pria itu hanya diam, Alesha maju dan memegangi tangan yang satunya kemudian..

Krakk

Agrhhh!

Erangan kesakitan itu terdengar nyaring disana. Kedua pria yang lainnya tak habis pikir, mereka memandangi Alesha tak percaya. Mereka tertipu akan penampilan.

Saat ingin kabur dari sana, dengan cepat Alesha melayangkan tendangannya, dan langsung melempar pisau yang sempat ia ambil tadi kepada pria itu, dan tepat sasaran mengenai dadanya. Pria itu ambruk. Sedangkan yang satu lagi ada di bawah kaki Alesha.

"Hei paman, aku masih berbaik hati sekarang. Maka jawab lah pertanyaan ku," katanya sambil mengancam menggunakan pisau yang entah ia dapat dari mana. "siapa yang menyuruh mu?" Orang itu hanya diam.

Alesha bertanya sekali lagi, tapi orang itu tetap diam. Sungguh sangat menyebalkan pikirnya. "Baiklah kalau itu mau mu." setelah mengatakan itu. Alesha langsung menancapkan pisau ke dada pria itu. Pria itu langsung tertidur dengan tenang..

Alesha bangkit, "huft .... Bajuku kotor." saat sedang asik membersikan bajunya, ia melihat tangannya yang sepertinya tergores oleh salah satu pisau pria tadi.

Aku lengah batin nya

Lalu ia menelpon seseorang. "Halo?"

"...."

"Urus tikus-tikus ini Marlin, aku akan segera pulang."

"...."

"Ya, baiklah." lalu sambungan telepon terputus. Alesha melihat sekitar nya, sungguh pemandangan yang WAW.

"ALEX!"

Reflek Alesha menoleh

Deg!

Sial

Ia ketahuan

Tbc

Hai hai hai!

Saya kembali mwehehe

Ayo ayo kasih vote and komen kalian

💌⭐

ALESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang