Chapter 11

940 83 4
                                    

Eskul

Alesha menatap bangunan yang ada di hadapannya datar, tujuannya kesini untuk menjemput si tengil Gabriel. Ya, malam tadi Gabriel bilang jemput dia di apartemen nya karena motornya tengah rusak dan ada di bengkel.

Dengan santai Alesha menekan bell apartemen itu. Tak lama kemudian, Gabriel datang dengan senyuman yang lebar.

"Lo ganteng banget hari ini, lex! Makin cinta dehh," katanya lebay. Alesha menatap malas Gabriel yang sekarang sudah merangkulnya.

"Gak usah lebay deh, jijik gue," ucap Alesha.

Gabriel memasang wajah sok imut. "Padahal gue serius," ujarnya lesu.

Alesha langsung menatap Gabriel horor dan menjauh beberapa langkah dari tubuh Gabriel. Gabriel bingung sendiri melihat Alesha. "Kenapa? Muka gue kegantengan ya?"

Alesha berdecak kesal. "Ck, pd banget lo!" Ketusnya kesal.

Gabriel terkekeh pelan, dia merangkul pundak Alesha kembali. Ya, sepertinya Gabriel ada kegiatan baru. Yaitu menjahili Alex Memikirkan itu saja membuat Gabriel tertawa kecil.

"Mikir apa lo?" Tanya Alesha heran, sebab sedari tadi di perjalanan menuju motornya, Gabriel senyum-senyum sendiri.

"Kalau lo cewek. Udah gue pacarin Lex!" Seru anak itu. Alesha melotot kecil, gue kan memang cewek!

"Dih, amit-amit," katanya. Gabriel tertawa kencang, kan, enak sekali menjahili Alex ini. Kemudian dia terdiam sebentar sambil memikirkan sesuatu yang membuat nya penasaran dari semalam.

"Lex, lo kemaren di serang sama orang ya?" Tanyanya.

Alesha mengangguk, toh, memang benar adanya. "Kira-kira siapa ya, lex?" Tanyanya lagi.

Alesha mengangkat bahunya tak tau. "Kalau gue tau, udah gue bunuh kali," cetusnya. Gabriel jadi merinding sendiri saat Alesha berkata seperti itu.

"Sesuai sama marga kita, kita gak bisa lengah dan harus waspada, gab. Sewaktu-waktu bakal hal yang berbahaya yang akan menimpa kita. Jadi waspada lebih baik," jelas Alesha.

Gabriel dan Alesha sudah sampai di depan motor Alesha. Gabriel mengangguk mengenai ucapan Alesha tadi. "Ya, lo bener. Kita memang harus waspada, terutama lo, Alex."

***

"Lo masuk eskul apa lex?" Tanya Haruki. Mereka sekarang sedang nongkrong di belakang kelas Alesha. Entah kenapa begitu, tetapi mereka tidak macam-macam, mereka hanya duduk sambil mengobrol saja. Tidak yang lain.

"Entahlah, gue juga bingung nih," jawab Alesha sembari meminum minuman yang sempat ia beli di kantin tadi.

"Masuk eskul Basket aja," sahut Sean diangguki oleh Haruki. Di sini hanya ada Sean, Haruki, Haruka. Mengenai Aiden dan Agaskar, seperti biasa mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Alesha terdiam memikirkan tentang saran Sean padanya, sebenarnya ia juga ingin masuk eskul basket. Tetapi ada beberapa faktor yang membuat dia tidak bisa masuk eskul tersebut. Gue gak mungkin masuk, karena gue cewek bukan cowok. Nanti ketahuan berabee, batinnya.

"Lex?" Panggilan itu membuat Alesha tersadar kembali pada dunia nyata.

"Kayaknya enggak dulu deh, soalnya gue lagi males masuk eskul basket. Lebih tertarik ke musik sih," jawabnya sambil menyengir lebar.

Haruki bersorak senang. Dia kemudian merangkul pundak Alesha sambil menatap kearah saudaranya. "Lo berarti mau daftar eskul musik? Pas banget Haruka masuk di sana juga," katanya.

ALESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang