Chapter 5

623 70 3
                                    

Less of You - Keshi

***

Suasana salah satu kafe di pertengahan kota yang memiliki julukan lautan api terbilang cukup ramai. Anak dari pemilik kafe tersebut sedang duduk bersama teman-temannya dari sekitar pukul lima sore. Beberapa pengunjung yang berdatangan dan menduduki kursi juga terlihat disibukkan dengan laptop di atas mejanya. Maklum, jam pulang kerja. Siapa tahu mereka sedang mengejar deadline kerjaan agar cepat pulang.

"Buset sha, jam segini kafe lo jadi makin rame ya. Keren deh," Kalila melihat sekeliling kafe dengan mata takjub karena kafe temannya itu memiliki jumlah pengunjung yang semakin hari semakin bertambah.

Winona ikut duduk dan menimbrung setelah memesan satu kopi dolce yang akhir-akhir ini sering ia minum. "Lo dari kapan deh ngurusin kafe punya bokap?"

"Belum lama sih. Waktu gue mau masuk kuliah, bokap gue ngasih kepercaayan ke gue buat ngelola ini kafe. Gue juga masih harus banyak belajar. Gak jarang tau kena omel bokap," Raesha terkekeh seraya menyuruput kopi hitam miliknya.

"Angkat gue jadi barista dong, Sha!" saut Nayya tiba-tiba padahal sedari tadi berbincang-bincang, ia hanya diam mendengarkan.

"Kalo lo ngga dulu deh, Nay. Maap maap aja nih yak. Lo masak mie rebus aja airnya bisa habis, gimana bikin kopi coba yang ada sisa ampasnya doang. Ntar pelanggan gue bisa keracunan terus modar."

Raesha mengejek Nayya karena ia teringat hari itu pernah meminta Nayya untuk membuatkannya mie, tetapi tiga menit kemudian Nayya berteriak. Raesha menghampirinya dan ternyata setelah dilihat, air rebusan sudah habis sehingga mienya mulai menggosong. Kenapa bisa seorang Nayya yang cukup pintar tetapi memasak mie saja masih remedial? Begitu pikir Raesha. Ternyata selama ini Raesha salah menilai seorang Nayya.

Gelak tawa seketika terdengar di meja mereka berempat. Mengingat kejadian tersebut memang sangat menghibur bahkan sudah menjadi inside jokes-nya mereka.

"Sialan. Ga usah inget-inget gituan deh. Goblok banget anjir."

"Hahaha sumpah! Itu kocak banget, Nay. Masa iya lo udah gede gini masih ga bisa masak mie? Sini deh gue yang ajarin, padahal gampang banget tau caranya," tawar Winona yang merasa kasihan dengan sahabatnya karena seumur hidup tidak bisa memasak mie.

"Ah lu jangan sok-sok an deh, Win. Dulu juga lo ga bisa, cuma karena diajarin sama Karla aja jadinya bisa."

"Setidaknya gue masih mau diajarin masak, Nay. Kalo lo mah ada yang mau ngajarin masak malah ogah-ogahan."

"Males ah. Udah punya Gista yang pinter masak."

Raesha dan Kalila hanya mendengarkan perdebatan dua perempuan di hadapannya. Bagi Nayya, memasak adalah sesuatu hal yang sulit dilakukan. Ia merasa tidak memiliki minat dan bakat di dalamnya. Apalagi sekarang ia memiliki seorang pacar yang pintar dalam hal dapur. Makin malas baginya untuk belajar memasak.

"Nyebut Karla gue jadi inget, tujuan kita ngumpul di sini kan buat denger cerita 'tenggelamnya perasaan' Winona kan, ya? Ceritain dong Win gimana hubungan kalian dulu!" Kalila tersenyum meledek teringat kembali tujuan awal mereka kumpul di kafe ini. Antusiasme dari Kalila dan Raesha sudah terpampang jelas di raut wajahnya.

"Jadi gini..."

***

"Oalah berarti anak pindahan yaa," Kalila menanggapi akhir dari cerita Winona.

Winona baru saja melunaskan hutang cerita kepada dua temannya. Ia menceritakan kisah cintanya se-detail mungkin tanpa ada yang terlewatkan. Sampai kejadian saat Winona bertemu dengan Karla di parkiran kampus kala itu.

At The End, It Was YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang