Hard Sometimes - Ruel
***
Tiga hari semenjak pertemuan itu terjadi.
Karla sedang menunggu di depan gerbang sebuah rumah mewah hendak menjemput temannya. Klakson dari mobil lexus dibunyikan kembali oleh Karla dan beberapa menit kemudian seorang gadis berambut brunnete, mengenakan crop top hitam, baggy jeans biru, sneakers putih, dan tidak lupa kacamata yang ia gantungkan di atas kepala, keluar dari gerbang tersebut.
Jam menunjukkan pukul 20.05 WIB.
"Lo kenapa lama banget sih keluarnya?" Karla terlihat sedikit bete karena Jesselyn berdandan cukup lama.
"Ga sabaran amat dah lo jadi orang, baru juga lima menit," saut Jesselyn seraya memasang seat belt dan merapikan sedikit rambutnya.
"Congor lo gede! Gue nunggu hampir 20 menit anjing."
"Ya maap sih, lagian kenapa ga nunggu di dalem aja kalo gitu."
Karla hanya mengedikkan bahunya malas, "Terus ini mau mampir ke mana dulu gitu ga? Atau langsung ke rumah Gista aja?"
"Pengen beli minuman dulu sih, coba tanya Gista deh, dia ada mau nitip makanan atau minuman ga."
"Lo aja lah yang nanya. Kalo sama gue, dia suka slow respon, tau sendiri kan."
Mendengar Karla yang menggerutu karena Gistara masih mencueki dirinya membuat Jesselyn tertawa pelan. Ia mengambil smartphone di dalam tasnya dan mencari kontak Gistara.
"Gis, lo mau nitip sesuatu ga?"
"Sesuatu? Apaan?"
"Maksudnya, lo ada mau nitip makan atau minum ga? Kalo ada biar dibeli, kalo ga ada kita langsung ke sana."
"Gue ngikut kalian deh, terserah beliin apa aja."
"Okee." Jesselyn menutup teleponnya.
"Kita mampir ke j.co aja deh ya, kan ada minumannya juga tuh," Karla mulai menjalankan mobilnya dan memilih beberapa lagu dari smartphone-nya yang ia sambungkan ke bluetooth mobil.
Jesselyn kembali ke dalam mobil menenteng dua paper bag berisikan dua pack donat dan dua minuman. Aroma donat khas kedai tersebut memenuhi seisi mobil megalahkan aroma dari pengharum mobil itu sendiri.
"Kalian masih perang dingin, ya? Ga ada niatan buat baikan apa?" tanya Jesselyn sembari menggigit satu donat yang dibelinya tadi.
"Gue mah mau banget baikan sama Gista, Jes. Tapi dianya aja yang belum mau nerima maaf gue."
"Yaiya gue juga tau lo udah minta maaf berkali-kali. Tapi lo ga ada jelasin apapun ke dia, Kar. Mungkin aja dia udah maafin lo, but still, everyone needs explanation. Se susah itu ya Kar buat ngasih penjelasan?"
Karla terdiam.
"Oke gue tau kita emang baru banget temenan, gue ga ada hak buat maksa lo cerita, tapi menurut gue Gista berhak tau semuanya. Gue juga cukup tau kesedihan dia pas lo tiba-tiba pergi. Dia sedih banget loh karena lo hilang gitu aja. Ya gue jadinya ga heran kalo sampe detik ini dia masih bersikap dingin ke lo."
Karla tidak tahu harus menanggapi seperti apa, ia hanya fokus menyetir. Sebenarnya ia memikirkan apa yang diucapkan oleh Jesselyn. Ia bingung harus mulai menjelaskan dari mana. Ia takut jika penjelasannya akan membuat orang-orang disekitarnya lebih kecawa lagi dengan dirinya.
"Terus yang waktu itu ketemu sama cewe di parkiran, itu gimana? Eh siapa tuh namanya, Wilona ya?"
"Winona! Wilona mah artis. Gak gimana-gimana. Terakhir ketemu ya hari itu aja. Gue bingung deh Jes. Gimana ya caranya buat ngajak ngobrol dia lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
At The End, It Was You
FanficWinona, seorang mahasiswi biasa yang sedang mencoba melupakan masa lalunya dikejutkan dengan kehadiran Karla, mahasiswi pindahan sekaligus masa lalunya sendiri. Winona memiliki rasa benci terhadap Karla akibat masa lalu mereka. Sedangkan Karla, memi...