Chapter 7

564 64 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kantin lantai dasar kampus Winona dan ketiga temannya tidak pernah sepi, layaknya restoran ternama. Banyak orang berjalan ke sana ke mari untuk memesan makanan yang mereka inginkan. Beberapa mahasiswa mengantri di kedai-kedai tertentu. Jenis kedai di kantin ini juga beragam. Mulai dari makanan paling ringan hingga makanan berat semuanya lengkap tersedia di kantin tersebut.

Winona sudah duduk di salah satu bangku tepat berada di tengah-tengah kantin bersama Raesha. Mereka selesai memesan bakso Mang Jamal yaitu bakso langganan Winona. Sedangkan kedua teman lainnya, entah lah Winona tidak tahu mereka membeli apa.

Tak lama kemudian Nayya dan Kalila ikut bergabung di bangku tersebut, "Kalian habis pesen apa?" tanya Raesha sambil menyeruput jus jeruknya.

"Gue tadinya pengen ayam geprek yang di sana tuh. Tapi antriannya buset dah ngalahin antrian sembako," melihat antrian makanan kesukaannya sangat panjang, Kalila sedikit bad mood.

"Yeh gue udah ngomong dari awal kalo antriannya panjang banget dan mending nasgor aja tapi lo nya ngeyel. Eh ujung-ujungnya pesen nasgor juga kan."

Alasan mengapa Kalila menghindari makan nasi goreng selain antrian ayam gepreknya panjang yaitu karena hampir setiap istirahat ia diajak makan nasi goreng dengan Nayya. Garis bawahi, hampir setiap istirahat. Kalila heran sekali mengapa Nayya segitu cintanya dengan nasi goreng.

Winona terkekeh tanpa menimbrung karena ia menahan rasa lapar yang semakin melanda di dalam perutnya. "Ih Mang Jamal tumben lama, perut gue udah keroncongan banget nih."

"Sabar Win, tadi di tempatnya juga lagi rame, paling ben—nah itu dia." Raesha menunjuk ke arah Mang Jamal yang sedang menghampiri meja mereka membawa dua mangkok bakso.

Setelahnya pesanan Nayya dan Kalila juga tiba. Mereka makan dalam diam, menikmati setiap kunyahan bakso maupun nasi goreng. Winona sedang serius mengunyah dan menyeruput kuah bakso sampai satu notifikasi berbunyi dari hp-nya.

Tring!

1 notification.

From +62811XXXXXX.








+62811XXXXXX : Hai Winona, ini gue Karla. Tolong save nomor baru gue ya.

+62811XXXXXX : Lo jam 7 malam nanti free nggaa? Gue mau ajak lo ketemuan di cafe seberang kampus. I think there's so much we need to talk to.










Winona melotot terkejut dan hampir saja melempar hp-nya saat melihat pesan dari orang yang ia tunggu-tunggu, bahkan sampai menyebabkan ia terselak bakso uratnya Mang Jamal. Sambil menepuk dadanya ia masih terbatuk-batuk dan dengan cekatan Raesha menyodorkan air minum.

"Pelan-pelan dong makannya..." peringat Raesha seraya bantu menepuk-nepuk punggung Winona hingga hilang rasa tersedaknya.

"Dia nge-chat gue."

At The End, It Was YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang