Water Fountain - Alec Benjamin
***
Rintik hujan mulai menyentuh permukaan bumi. Membasahi seluruh area termasuk taman yang menjadi saksi bisu percekcokan dua orang perempuan. Winona tersadar dari lamunannya lalu tanpa basa-basi ia berlari menuju motornya dan mengejar Karla yang sedari tadi sudah pergi.
Hanya membutuhkan waktu tiga menit Winona melihat seorang wanita berjalan sendirian di pinggir jalan. Winona mengklakson kecil agar Karla menengok ke arahnya. Namun Karla hanya berpaling sebentar kemudian tetap melanjutkan langkahnya walau hujan semakin berjatuhan. Pakaian mereka sudah mulai membasah dan Winona melihat sekilas wajah Karla yang memucat.
Dengan sedikit berteriak Winona mengatakan, "Kar! Naik dulu please ke sini, hujannya semakin deres, nanti kamu sakit."
Lagi-lagi apapun itu yang menyangkut Karla Andara, Winona Rajash tidak akan bisa menolaknya. Winona telah memutuskan untuk menemani Karla dan memperbaiki hubungannya dibandingkan mengikuti latihan futsal bersama Raesha. Biarlah Winona me-reschedule jadwal latihannya, karena itu hal yang jauh lebih mudah untuk dilakukan.
"Aku ga jadi latihan, Kar. Aku pengen berduaan aja sama kamu."
Karla menghentikan langkahnya sesaat setalah mendengar kalimat yang Winona lontarkan. Ia menengok lalu memberikan tatapan marah pada Winona namun di mata Winona justru itu sangat menggemaskan. Lantas Winona turun dari motornya kemudian menuntun Karla untuk naik ke motor, tidak lupa ia menyelimuti pundak Karla dengan cardigan yang Winona pakai.
Selain agar Karla tidak kedinginan, Winona sedikit salfok melihat baju Karla yang basah sehingga menyeplak membentuk badan, ditambah dada milik Karla cukup berisi, ia tidak mau ada orang lain yang menikmati pemandangan tersebut selain dirinya, itu lah mengapa Winona memberikan cardigannya pada Karla. Kalau miliknya sendiri kan tidak terlalu besar jadi Winona tidak perlu mengkhawatirkan hal tersebut.
"Kamu ga kedinginan emangnya, Win?"
"Lebih baik aku yang kedinginan daripada kamu yang kedinginan," gombalan mainstream tetapi berhasil membentuk seutas senyuman di bibir ranum milik Karla.
Vespa putih kesayangan Winona melaju cukup kencang memecah genangan air yang terbentuk akibat hujan. Tanpa sesuatu yang tahan air di kedua tubuh wanita itu bukan menjadi masalah bagi mereka untuk menikmati momen seperti ini. Winona mengendarai motornya menuju ke kediaman Karla. Sebuah rumah bernuansa putih.
Seperti biasa, rumah Karla hampir selalu sepi. Dulu ketika Winona bermain ke rumah Karla yang ia temui hanya asisten rumah tangga atau papanya. Namun sangat jarang Winona bertemu dengan beliau. Bahkan bisa dihitung jari ia bertemu dengan papa Karla selama mereka berhubungan ketika Winona berada di rumah tersebut.
Winona hari itu masih ingat bagaimana sambutan hangat yang ia dapatkan dari papa Karla. Sayangnya hal tersebut tidak bertahan lama, dalam kurun waktu kurang lebih dua bulan, Winona tidak tahu kesalahan apa yang ia lakukan sehingga membuat papa Karla begitu dingin padanya. Dari situ pula Karla mulai menjauhi dirinya.
Motor Winona telah ia parkir dengan rapih dalam garasi rumah Karla. Dengan sedikit terburu-buru dan baju yang cukup basah kuyup mereka memasuki rumah tersebut. Keheningan yang pertama kali menyambut mereka.
"Langsung ke kamar aja yuk, Win. Mandi terus ganti baju biar ga sakit," Winona mengangguk kemudian mengikuti Karla yang menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua.
***
CW : 18+
Tolong banget yang minor skip bagian ini ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
At The End, It Was You
FanfictionWinona, seorang mahasiswi biasa yang sedang mencoba melupakan masa lalunya dikejutkan dengan kehadiran Karla, mahasiswi pindahan sekaligus masa lalunya sendiri. Winona memiliki rasa benci terhadap Karla akibat masa lalu mereka. Sedangkan Karla, memi...