8# Nama Panggilan Dari Ibu

87 94 52
                                    

"Maa..! Aku berangkat duluan sama Gisel ya!." Neona turun dari tangga dan langsung pergi ke luar untuk menemui temannya. Mereka akan datang ke sekolah berboncengan dengan motor.

"Sarapan dulu..! Astaga anak itu.." Yuna mendengus pasrah. Maheswara mengunyah nikmat sarapan yang dibuat wanita itu. "Kamu suka ya, Baim?" Tanya nya melihat anak itu menyantap lahap.

"Suka banget tante." Ia tersenyum di bangku tempat meja makan. Bersebelahan dengan Juan yang memejamkan mata dan menyeruput kopi hangatnya. Pria itu masih terlalu mengantuk untuk berangkat bekerja.

"Kevin masih belum bangun, ya?"

"Kevin masih tidur, coba aku bangunin dia ke atas sekalian mau mandi." Maheswara beranjak dari tempatnya.

"Iya, tolong ya iim.."

Apa? Iim? Rasanya dulu, ibu selalu panggil gue kayak gitu juga.

~

Di pinggir dekat tembok kelas, wanita itu melamun meratapi kejadian semalam. Maheswara memberi nya nilai 3 karena hasil uji coba pertanyaan yang Neona kerjakan hampir semuanya salah. Ia menghela nafas kasar ketika gurunya berkata akan memberikan hasil ujian nya hari ini. Neona tahu betul dia pasti akan dapat dibawah nilai rata-rata. Entahlah, yang ia tangkap selama pembelajaran dengan Maheswara hanya wajahnya saja. Walaupun penjelasan sedikit menyangkut dibenaknya, setidaknya dia sudah berusaha untuk hasilnya di hari ini.

Pak Amir kini berjalan sembari memberikan selembar kertas. "Huh..!?" Neona membelalakkan matanya. Ia mendapatkan 8, itu diluar perkiraan nya sendiri. "Gue kira bakal dapet 60an.. Gisel coba gue liat nilai lo."

"Gue yang 6, na.." raut sedih ia tunjukkan kepada Neona.

"Nilai tertinggi di kelas ini cuma ada 1 orang yang dapet nilai 89, silahkan angkat tangan." Ucap pak Amir. Neona mengangkat nya sesuai permintaan, tanggung sekali wanita itu mendapatkan nilai 90. "Beri tepuk tangan untuk Neona. Pertahankan peringkat pertama mu, ya, nak."

Dia itu mengangguk bingung sembari menurunkan tangannya bersamaan dengan irama tepuk tangan. Neona seperti burung di kelas itu. Ia harus memberi imbalan untuk Maheswara yang sudah membantu nya belajar, tapi ia kelupaan bahwa hari ini Kevin dan pria itu akan kembali ke asrama.

Bu Aya memasuki kelas, "Atas nama Neona Selene, harap ikut ibu ke ruang guru, sekarang." Wali kelasnya datang untuk menagih janji Neona. "Dia kakak kamu?"

Pertanyaan Bu Aya, enggak, penampakan Maheswara yang membuat nya kebingungan. Kenapa pria itu betulan datang dan bertemu walas nya? Padahal kalau tidak pun—pasti Bu Aya akan lupa. "I-iya Bu, ini kakak saya."

"Baiklah, nak, tolong tunggu di depan. Ibu akan berbicara berdua dengan kakakmu." Neona menurut. "Siapa namamu?"

"Maheswara Bu." Ia tersenyum. Seperti nya Bu Aya jatuh cinta pada brondong itu. Tidak, dia sudah bersuami. "Maaf mau bertanya, kenapa Nona di suruh panggil orang tuanya ya Bu?"

Persetan dengan suami, Bu Aya melayani nya dengan ramah. Sebelumnya ia selalu galak dan tegas pada wali murid, "Nona? Oh, maksudnya Ona ya? Dia itu kalau di kelas akhir-akhir ini sering melamun. Tapi nilai dia selalu bagus kok. Bahkan dari rapot kelas nya dia itu masuk 3 besar terus. Pasti mama papa kamu bangga sama Ona, ya."

Pria itu tersenyum. "Syukur deh kalau nilai nya masih stabil di atas. Mungkin dia melamun karena ada sebabnya juga, atau lagi kepikiran hal lain? Nanti saya akan coba ngomong sama nona nya."

Maheswara hampir menyelesaikan pembicaraan mereka, tapi bagaimana pun caranya, Bu Aya tak mau hanya berbincang sebentar dengannya. Walau topik yang mereka bicarakan berputar-putar terus. "Orang tua kak Ona di panggil lagi?"

A Love Story Like In A BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang