6# Mau Salting Sampe Salto

108 106 60
                                    

Sederhana saja. Walau bukan kendaraan beroda empat, Neona tetap merasa bahagia. Rambutnya tak terlalu berantakan karena angin yang melewati mereka berhembus pelan. Dengan kecepatan yang Maheswara bawa untuk gadis itu, rasanya ia ingin ikut tersenyum setelah pantulan kaca spion menampilkan seorang Neona. Bersama hadiah yang di pangkuan, duduk mengarah kesamping dengan satu tangan menggenggam erat jas laki-laki itu.

Maheswara menghirup angin kedamaian dari hidung nya, "Kalo ada udara kotor di Indonesia itu-pastinya udara Jakarta."

"Aku lebih suka di Tanggerang. Di Jakarta rambut ku cepat rusak. Berangkat sepagi apapun, aku bakal tetap kena macet."

"Gimana ya, sebenarnya kak Mahes gak mau jauh dari nona. Tapi kayaknya demi jarak Gunadarma ke Jakarta itu lebih deket, InsyaAllah aku bakal tinggal di Jakarta."

"Aku bukannya ngelarang kakak, tapi aku gak recommended kamu aja sih."

"Kenapa? Kalo naik mobil udah tentu bisa dateng telat, tapi kalo pake motor kak Mahes 'kan bisa nyalip kapan aja. Hahaha."

Neona tersenyum.

"Maaf ya, pake motor. Mobil kak Mahes yang kemarin itu pinjam punya teman."

"Aku gak masalah. Tapi menurut ku, motor lebih baik."

"Karena naik motor nya berdua, udah pasti seru bisa liat pemandangan langsung. .. Eh tunggu," Maheswara hampir melewati tempat nya. Dia turun dari motornya tanpa bilang pada penumpang itu.

Mereka berhenti di pinggiran jalan. Tepatnya di toko bunga. "Bunga buat siapa?" Jelas-jelas Maheswara memberikan nya.

"Buat nona dong."

"Makasih.." dia mencium harum bunga mawar putih itu.

"Sama-sama cantik. Oh iya, abis ini mau langsung ke Gramedia? Mau beli buku apa?"

"Ada satu novel yang aku pengenin. Kebetulan hari ini duit nya udah cukup."

"Apa judulnya?" Tanya Maheswara sembari berdiri dengan melipat tangan mendengarkan gadis nya menjelaskan.

"A Love Story Like In A Book. Ceritanya itu tentang cewek yang dapet cowok kayak di buku-buku romance."

"Maksudnya, cowok dari ceweknya itu romantis?"

"Betul."

"Ok, ayo kita beli."

"Let's go."

"Let's go, nona. Pegangan yang erat ya."

~

Di parkiran mal, Maheswara melepaskan jas dan dasinya nya dalam jok motor. Ia hanya mengenakan kemeja putih dengan celana-sepatu hitam. Pakaian sederhana saja bisa membuat penampilan nya sungguh-sungguh tampan. Rambutnya disisir kebelakang menggunakan sela-sela jemari laki-laki itu. Berjalan di samping Neona dengan gagahnya, mereka sambil berbincang dan tertawa kecil bersamaan. "Gak papa ya, om-om nemenin anak SMP ke mall?"

Neona baru kepikiran ada benarnya perkataan Maheswara itu. "Kalo om-om nya kurang ajar, aku bakal laporin polisi."

"Kurang ajar? Ajarin dong." Dia terkekeh.

"Baim?" Panggil seorang wanita yang seumuran dengan Maheswara. Keduanya itu menoleh kebelakang bersamaan, dengan wajah yang sama-sama kebingungan. "Ba-baim- .."

Dinda hampir ingin memeluk nya, tapi gerak cepat tangan Maheswara untuk mendorong tubuh wanita itu. Dia mengambil tangan Neona dengan sengaja, agar wanita itu paham, bahwa laki-laki yang berada di depannya ini sudah berpasangan.

A Love Story Like In A BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang